Mohon tunggu...
Humaniora

Taman Narmada Lombok

27 Januari 2016   19:02 Diperbarui: 27 Januari 2016   19:05 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Taman Narmada adalah taman air yang merupakan replika Gunung Rinjani dan danau Segara Anak. Taman ini termasuk salah satu tempat yang dikeramatkan oleh masyarakat Lombok, Taman yang dibangun oleh Raja Anak Agung Gde Ngurah Karang Asem.

Berdasarkan dari kisah yang bapak mangku komang puji ceritakan  Telaga agung di buat sebagai miniatur danau segara anak di gunung rinjani seagai pengganti tempat pelaksanan upacara pakelem setiap purnama ke-lima tahun caka(oktober-novmber) karna raja tidak mampu lagi kegunung rinjani dan raja juga melihat banyak dari rakyatnya tidak bisa mengikuti ritual keaagamaan  naik kegunung rinjani  karna faktor usia yang sudah tua. Upacar pakelem yaiitu upacara yang di kaitkan dengan kesuburan dan turunnya hujan, di sebut juga upacara meras danau. Di tepi telaga terdapat pancuran yang berbentu patung Gajah, patung Ksatria dan miniature candi dengan bentuk candi yang keseluruhannya menunjukkan tahun 1801 caka atau 1879 masehi yang yang menunjukkan selesai rehap telaga agung.

Singgah di Narmada serasa menapak kembali ke masa lalu, di mana jejak-jejak sejarah bertebaran di setiap sudut dan lekuk, menguarkan aura silam yang tak pernah luruh tergilas waktu.

 

Taman Narmada berada di sebelah timur Kota Mataram, tepatnya di Desa Narmada, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Letaknya tepat di seberang Pasar Narmada.

Jarak Kota Mataram menuju Taman Narmada kurang lebih 11 km menuju arah timur. Apabila menggunakan kendaraan pribadi, maka perjalanan akan melewati rute: Mataram, Cakranegara, Sweta,Bertais dan akhirnya tiba di Narmada.

Taman ini luasnya kurang lebih dua hektare dengan skala 1 : 2000 dan memiliki bagian, antara lain: Pura kalasa, Bale Terang, Bale Loji, Telaga Kembar, Telaga Padmawangi, Halaman Bancingah, kolam renang, bale petirtan, halaman jabalkap, merajan, candi bentar, halaman mukedas, halaman pasarean, dan telaga ageng.

Air Awet Muda

Tersohornya objek wisata Narmada, salah satunya karena keberadaan Bale Petirtan, di mana di dalamnya terdapat sebuah mata air yang merupakan pertemuan tiga sumber mata air: tersebut sebagai air awet muda.

Bagi pengunjung yang ingin bersembahyang (umat Hindu) di Bale Petirtan, akan dikenakan pembayaran Rp50 ribu sebagai ganti uang banten, yang akan disiapkan penjaga. Selanjutnya, dengan berselendang di pinggang, pengunjung akan dipersilahkan memasuki bale untuk menghaturkan bakti.

Pada Bale Petirtan ini, air suci mengalir bening, yang bisa digunakan untuk membasuh muka atau bisa diminum langsung pengunjung usai bersembahyang. Apabila pengunjung tidak memiliki banyak waktu dan tidak sempat bersembahyang, bisa membeli air tersebut dengan harga Rp10 ribu per jerigen kecil.

Taman narmada ini menurut narasumber yang telah saya wawancarai memiliki berbagai kesenian yang khas baik itu berupa seni rupa, seni tari, seni suara, dan lain sebagainya. Kita dapat mengetahui kesenian terebut dengan bukti-bukti yang ada misalnya seni rupa yang ada di taman narmada, seni rupa sendiri meliputi arsitektur bangunan, patung dan lain sebagainya sebagai contoh tangga-tangga, gapura-gapura, pura-pura seperti pura kelasa, bale loji, bale terang dan lain sebagainya. Jika seni suaranya, yakni adanya acara-acara atau upacara-upacara yang pasti menggunakan alat musik atau nyanyi-nyanyian, misalnya alat musik yang digunakan yakni gamelan yang biasanya terdiri dari gong, gambang, kempul, gendang, bonang dan lain-lain, selain itu ada juga seni tari berupa tari-tarian tertentu khas dari bali. Dengan adanya kesenian yang khas yang dimiliki taman narmada ini menjadi destinasi tersendiri bagi tempat ini yang bisa menarik perhatian wisatawan berkunjung kesini.

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun