Mohon tunggu...
HMKI
HMKI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Himpunan Mahasiswa Kearsipan Indonesia

HMKI (Himpunan Mahasiswa Kearsipan Indonesia) merupakan organisasi tingkat nasional ranah kearsipan. Saat ini tergabung atas 6 kampus yaitu UNDIP, UI, UB, UGM, Unpad, dan Polinema. Sebagai organisasi nonprofit, HMKI menjaga untuk mengembangkan potensi dan kemampuan diri dengan mengajak berproses dalam lingkungan dengan beragam kultur salah satunya dengan mengembangkan kemampuan menulis di Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Manajemen Konten Digital untuk Media Promosi bersama DeClass HMKI

1 April 2023   04:28 Diperbarui: 1 April 2023   04:32 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar live Instagram De Class HMKI

Pada 20 November 2022, telah terlaksana kegiatan DeClass atau Desain Class dari Divisi Media dan Informasi (DMI) Himpunan Mahasiswa Kearsipan Indonesia (HMKI). Kegiatan ini merupakan kelas pengembangan diri ranah desain perdana yang diadakan HMKI secara daring melalui Live Instagram HMKI. Tujuan dari kegiatan ini yaitu sebagai salah satu wadah belajar dan meningkatkan keterampilan terkait dunia desain dan digital marketing sehingga mahasiswa kearsipan dapat meningkatkan potensi diri lainnya selain dari kemampuan pengetahuan kearsipan.

Berikut ini link live instagram untuk menyaksikan rekaman kegiatan: klik link live instagram DeClass HMKI ini

Dengan mengusung tema DeClass Virtual Talk "Manajemen Konten Digital untuk Media Promosi", DeClass menghadirkan narasumber menarik dengan berbagai pengalaman dalam ranah desain yaitu:

  • Muhamad Adib Mukti Nasrudin (Alumnus Kepala Divisi Media dan Informasi 2021, Mahasiswa Universitas Diponegoro)
  • Putra Aditama (UI/UX Graphic Designer, Mahasiswa Universitas Brawijaya

Menurut Putra Aditama, hal yang harus diperhatikan dalam membuat konten:

  • Konsep Konten yang mendasar yaitu berpikir tentang esensi konten dan platform yang digunakan untuk publikasi. Kita perlu memperhatikan apakah konten tersebut dapat menyentuh emosional user atau mempengaruhi user;
  • Dalam membuat konten, kita perlu menentukan target audiens agar tepat sasaran atau mencapai key result atau esensi konten tersebut;

Putra Aditama menambahkan perihal urgensi personal branding.

  • Personal Branding sebagai salah satu interpretasi bagaimana kita menjual atau membranding diri kita supaya mendapatkan perhatian atau interest audiens. Sebagai contoh Putra Aditama sebagai UI UX Designer harus membranding dirinya dengan kelola media sosial yang menggambarkan dirinya.

Selaras dengan pandangan Putra Aditama soal hal mendasar dalam membuat konten, Adib Mukti juga berpandangan bahwa kita perlu mengonsep apa yang ingin ditujukan kepada audiens, target audiens juga ditentukan. Untuk personal branding kita perlu memperhatikan apa yang mau kita tunjukkan kepada audiens sebagai ciri khas.

2. Pengalaman dalam mengatasi rasa lelah dalam dunia desain

  • Menurut Adib Mukti, dalam mengatasi kelelahan dalam mendesain, mengatasinya dengan refreshing atau bermain bersama teman.
  • Menurut Putra Aditama, merasa burnout sudah pasti ada dalam dunia desain, namun seperti mata kuliah "Nirmana" di program studi DKV (Desain Komunikasi Visual). Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi burnout yaitu dengan mengerjakan tugas atau kegiatan desain tersebut bersama teman untuk mendapatkan referensi atau ide dari orang lain.

3. Gambaran umum dari sebuah konten digital untuk media promosi agar dapat menarik hati setiap orang ?

Menurut Putra Aditama, cara agar konten dapat menarik hati audiens:

  • Tanamkan value di dalam konten tersebut, jadi konten bervalue bisa diambil manfaatnya;
  • Desain dapat menarik sisi emosional. Sebagai contoh konten mukbang dapat menarik sisi emosional audiens menjadi lebih menikmati makanannya.

Adib Mukti setuju dengan Putra Aditama dan menambahkan pandangan:

  • Konte perlu mengikuti trend perkembangan saat ini dapat menarik perhatian audiens seperti menggunakan suara atau sound yang viral dan kita tambahkan teks yang sesuai dengan konten yang ingin kita berikan.

4. Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, mengajak humasan pemerintah untuk kreatif menciptakan konten digital yang mengikuti tren masa kini dan memanfaatkan teknologi digital. Dia mengatakan "Selain kreatif, agar konten-konten yang dirilis dapat menjangkau cakupan masyarakat yang lebih luas dengan demografi yang lebih beragam. Tidak hanya mengungkap fakta, tetapi juga membangun humanisme"

Tanggapan Adib Mukti mengenai konten pemerintah saat ini cukup menarik. Yang paling penting adalah pesan yang ingin disampaikan ke audiens dapat tersampaikan dengan baik dan tepat.

Tanggapan Putra Aditama, mengambil contoh konten program MBKM, ada konten "Kamu nanyeaa MSIB mulai tanggal berapa?" dari copywriting sudah mengikuti perkembangan tren saat ini, jadi meskipun konten pemerintah namun tidak terlalu kaku. Ini sebagai salah satu kemajuan atau perkembangan dari konten pemerintah.

5. Aplikasi rekomendasi untuk pemula dalam desain

  • Putra Aditama menyarankan pemula (tanpa harus memiliki skill yang advance) dapat memanfaatkan Canva, sebab sudah banyak template di Canva. Kita perlu memiliki style desain kita sendiri sebagai mengembangkan kemampuan kita;
  • Adib Mukti menyarankan Canva dan untuk platform yang lebih tinggi tingkatannya yaitu Adobe Ilustrator.

6. Tips terkait typografi

Menurut Adib Mukti dalam typografi kita perlu menyesuaikan tema dengan konten yang ingin kita buat, jenis font bermacam-macam maka kita perlu menyesuaikan dengan temanya.

Menurut Putra Aditama berdasarkan mata kuliah Typografi, dalam Typografi kita harus memperhatikan beberapa hal:

  • Kita perlu mengerti anatomi huruf seperti badan, ekor, kepala, dsb.
  • Cara penggunaan typografi

..............................................................................................

Himpunan Mahasiswa Kearsipan Indonesia

Kabinet Sinergi Berkelanjutan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun