Pada masa kesultanan saljuk seorang penguasa kedua telah membuka pintu Anatolia untuk Turki dengan kemenangannya, yang tercatat dalam sejarah. Penguasa tersebut telah Lahir pada 425 Hijriah atau 1029 Masehi dengan nama 'Adud Al-Dawla Abu Syuja' Muhammad bin Daud Chagri Bey.Â
Beliau dijuluki Alp Arslan yang dalam bahasa Turki bermakna berhti singa.Â
Alp Arslan dikenal sebagai prajurit yang berani dengan itu beliau disebut sebagai sang singa pemberani. Alp Arslan adalah putra dari istri terakhir Sultan Khurasan Chagri Bey dan keponakan Sultan Tughril , yang mendirikan Kekaisaran Saljuk Besar pada 1038 M di kota Nishapur, Iran timur.Â
Dia naik tahta Saljuk pada tahun 1063 M menggantikan pamannya Tugril Bey. Dan dalam menjalankan kekuasaan beliau di bantu oleh seorang wazir negarawan yang bernama Nizam ul-Mulk.
 Saat menjadi seorang penguasa wilayah kekuasaannya membentang luas dari wilayah di sekitar Sungai Tigris sampai daerah-daerah pedalaman Syam. Alp Arslan memiliki tujuh putra dan dua putri, yang dikenal sebagai pemimpin yang adil, dermawan dan sangat berbelas kasih kepada orang-orang fakir miskin.
     Â
Disebut sebagai pertempuran maladzkard karena perlawanan tersebut terjadi di Lembah Man zikert. Pertempuran terjadi karena Raja Romawi itu bermaksud untuk membantai orang-orang Muslim dengan kekuatan pasukan mencapai 100.000 orang.Â
Sedangkan pasukan muslim yang hanya 15 ribu orang. Saat itu Bizantium masih terikat perjanjian damai yang ditandatangani dua tahun sebelumnya dengan kerajaan Muslim tersebut.Â
Waktu itu, sang pemimpin Dinasti Seljuk, Sultan Alp Arslan, sedang sibuk menggempur Daulah Fathimiyah di Syam dalam hal itu Alp Arslan sempat merasa gelisah karena tidak menyangka bahwa Bizantium akan menyerang Sebab, segala persiapan yang telah disusunnya selama ini hanya untuk menghadapi Bani Fathimiyah.
     Â
Puncaknya, Konstantinopel jatuh ke tangan daulah Turki Utsmaniyah pada 1453 M. Dalam jangka waktu sepuluh tahun setelah pertempuran ini, kaum Turki Seljuk telah merebut kota Nicaea. Kota tersebut berada di tepi Selat Bosporus, di seberang Konstantinopel, ibu kota Kekaisaran Bizantium.Â
Dampak dari Kekalahan ini sangat buruk bagi Byzantium yang segera dilanda konflik sipil dan krisis ekonomi yang menyebabkan melemahnya kemampuan mempertahankan perbatasan. Hal ini menyebabkan membanjirnya imigran bangsa Turki ke Anatolia tengah dimana pada akhir tahun 1080 wilayah Saljuk yang bertambah sekitar 78.000 kilometer persegi.
    Â
 Dan pada masa sekarang dunia umat islam masih mengingat peristiwa Sejarah tersebut dan diadakan perayaan ulang tahun kemenangan Manzikert (atau juga disebut Malazgirt) setiap tanggal 26 Agustus pada Setiap tahun.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI