Mohon tunggu...
Miss Nindy
Miss Nindy Mohon Tunggu... -

I Like Coffee! ;)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia Peringati Hari Santri Nasional, Ini Tanggapan Donny Imam Priambodo

22 Oktober 2018   12:58 Diperbarui: 22 Oktober 2018   13:04 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta -- Hari ini, tepat pada tanggal 22 Oktober, sejak tahun 2015 lalu resmi ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional oleh Presiden Jokowi melalui Keppres Nomor 22 tahun 2015. Terkait perayaan ini, Donny Imam Priambodo yang saat ini tengah mencalonkan diri sebagai Caleg DPR RI Dapil Jateng III No Urut 9 menuturkan beberapa tanggapannya.

Menurutnya, perayaan Hari Santri Nasional ini merupakan wujud penghargaan dari bangsa Indonesia kepada kalangan santri yang peran serta andilnya sangat besar terhadap keutuhan NKRI. Dari masa ke masa kalangan santri membuktikan bahwa mereka betul-betul getol dalam menjaga persatuan, dan mengisi kemerdekaan Indonesia dengan sebaik-sebaiknya.

"Peringatan Hari Santri Nasional ini adalah bentuk ucapan terimakasih kita sebagai bangsa Indonesia kepada para santri. Upaya mereka dalam mengiringi sejarah Indonesia, sampai kita betul-betul merdeka,  tidak bisa kita katakan kecil. Jadi momentum ini kita maknai sebagai perenungan kembali atas perjuangan yang telah dilakukan oleh kaum santri," ucap Donny kepada wartawan usai mengisi sebuah acara di kawasan Jakarta Pusat, Senin (22/10/2018).

Seperti kita tahu, dasar pemikiran mengapa dipilih tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional, adalah tidak lepas dengan konteks sejarah. Jika kita menarik pikiran kita ke belakang, lanjut Donny, dalam sejarah bangsa ini kita akan menemukan semangat jihad yang luar biasa dari para santri dalam mempertahankan kemerdekaan negeri ini. Kita mengenal peristiwa ini dengan 'Resolusi Jihad'.

Adalah K.H. Hasyim Asy'ari (pendiri Nahdlatul 'Ulama') di Surabaya yang mendeklarasikan Resolusi Jihad pada tanggal 22 Oktober 1945. Peristiwa ini merupakan respon dari kembalinya tentara Belanda dengan maksud menguasai kembali Indonesia melalui Netherlands Indies Civil Administration (NICA). Dengan dideklarasikannya 'maklumat' ini, menurut Donny yang membuat para santri yang berada di kawasan Surabaya dan sekitarnya menggebu-gebu. Semangat mereka berkobar untuk mengusir kaki-kaki penjajah dari Tanah Air. Mereka disatukan oleh satu keyakinan bahwa perjuangan membela Tanah Air merupakan kewajiban bagi setiap Muslim.

"Gerakan Resolusi Jihad ini mengingatkan kita mengenai besarnya peranan santri dalam memperjuangkan serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pun dengan melihat penggalan sejarah tadi, maka tidak salah jika Pak Joko Widodo menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional," tandasnya. [MN]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun