Mohon tunggu...
Miss Nindy
Miss Nindy Mohon Tunggu... -

I Like Coffee! ;)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peringatan Hari Hak Asasi Binatang, Ini Kata Donny Imam Priambodo

15 Oktober 2018   10:24 Diperbarui: 15 Oktober 2018   10:41 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta -- Belum banyak diketahui bahwa setiap tanggal 15 Oktober diperingati sebagai Hari Hak Asasi Binatang. Di Indonesia memang belum cukup lazim dan mungkin juga dianggap aneh dan kurang familiar. Tetapi sejatinya, peringatan ini sarat makna. Seperti yang dikemukakan oleh Caleg DPR RI Dapil Jateng III No Urut 9 Donny Imam Priambodo.

Menurutnya, peringatan ini didasari atas pandangan bahwa hewan juga merupakan mahluk hidup atau sama-sama mahluk yang diciptakan Tuhan Semesta Alam jika dilihat dari konteks keagamaan. Hewan dan binatang juga dapat merasakan sakit (fisik).

"Kadang manusia karena menganggap dirinya sebagai mahluk superior, sikap mereka terhadap hewan dan binatang semena-mena dan biadab. Di Indonesia sering kita menjumpai pemburu liar yang membunuh reptil hanya untuk diambil kulitnya, hiu diburu untuk diambil siripnya saja, atau yang lainnya. Nah, apakah ini bukan biadab namanya?," kata Donny saat dimintai keterangan di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (15/10/2018).

Sebagai manusia beragama, lanjut Donny, kita diajarkan untuk menyayangi seluruh mahluk. Baik itu sesama manusia, hewan, maupun tumbuhan. Kita seharusnya melihat seluruh mahluk sebagai mahluk. Jangan pernah merasa bahwa kitalah yang superior, sedang yang lain inferior. Tetapi lihatlah alam sebagai sahabat.

Pandangan ini, katanya, tidak berarti bahwa alam tidak boleh kita syukuri dan nikmati. Tetapi, proses konsumtif ini harus dilakukan secara wajar, tidak biadab dan tidak berlebihan. Artinya, menikmati apa yang alam telah berikan sah-sah saja. Yang biadab adalah ketika kebiasaan ini jatuh pada konsumerisme, kebiasaan mengkonsumsi (mengoleksi) sesuatu dengan cara berlebihan.

"Saya tidak bermaksud agar kita tidak menikmati alam ini. Tetapi yang saya maksud adalah bagaimana kita menempatkan alam dan isinya ini sebagai mahluk yang juga perlu dijaga. Sehingga apa yang kita lakukan terhadapnya tidak melebihi batas kewajaran," tandas Donny. (MN)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun