PDB per kapita untuk negara dan perekonomian berkembang pun terantisipasi untuk tetap berada di bawah pertumbuhan sebelum COVID-19 untuk waktu yang lama. Meski begitu, pertumbuhan di negara berkembang diprediksi akan akselerasi hingga 6%, yang terbantu dari sisi permintaan dan harga komoditas. (World Bank, 2021). Akan tetapi, pemulihan ekonomi negara-negara tersebut masih terhambat oleh kenaikan kasus COVID-19, distribusi vaksinasi yang tidak merata, dan pengurangan dalam program bantuan pemerintah.Â
Untuk Indonesia sendiri, pemulihan ekonomi hingga kuartal pertama 2021 masih bertumbuh secara bertahap meskipun kuartal kedua menunjukkan pertumbuhan yang lebih besar. Perbedaan pertumbuhan ekonomi terlihat lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya; hal ini didukung oleh peningkatan dalam penjualan ritel sebanyak 11%, serta aktivitas manufaktur yang terus berkembang, didorong oleh permintaan eksternal dan harga komoditas yang optimis. (World Bank, 2021).Â
Akan tetapi, risiko pandemi tetaplah besar bagi perekonomian Indonesia dengan kerentanan Indonesia terhadap varian baru virus corona seperti yang dialami oleh negara-negara lain. Peluncuran vaksin gratis telah tertinggal dibandingkan dengan rekan negara regional. Meski begitu, perekonomian Indonesia tetap diproyeksikan akan pulih sebesar 4.4% pada tahun 2021, hal ini didukung oleh membaiknya permintaan domestik dan ekonomi global yang lebih kuat. Bahkan, pertumbuhan bisa meningkat hingga 5% pada tahun 2022 bila didorong oleh peluncuran vaksin yang semakin terdistribusi secara massal. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa ketidakpastian tetaplah tinggi. (World Bank, 2021).Â
Pemulihan Ekonomi Dilihat Dari Komponen Ekonomi MakroÂ
Secara makro, khususnya dari komponen konsumsi rumah tangga dan investasi, yang mana mengambil 80% dari PDB, telah menurun hingga -5.51% dan -8.61% (y.o.y) masing-masing pada kuartal kedua 2020. (LPEM, 2020). Penurunan ini merupakan yang terburuk sejak Krisis Finansial Asia 1998.Â
Di bidang investasi, seluruh sektor telah terdampak oleh tingginya ketidakpastian, harga komoditas yang rendah, serta permintaan yang rendah. Kontraksi investasi dalam gedung dan infrastruktur telah disebabkan oleh tertundanya proyek di berbagai wilayah. Selain itu, investasi mesin dan peralatan serta kendaraan juga terganggu oleh penurunan permintaan terhadap barang modal.Â
Secara keseluruhan, implementasi pemulihan akan bergantung pada kapasitas untuk menekan angka kasus COVID-19 dan bantuan pemerintah. Efektivitas stimulus pemerintah pun akan bergantung pada aspek distribusi dan sasaran. Selain itu, sektor investasi yang melemah kini didukung oleh UU Cipta Kerja, yang diharapkan dapat memperbaiki iklim investasi melalui deregulasi dan debirokratisasi yang dapat meningkatkan partisipasi investor, sehingga mempercepat pemulihan ekonomi. (LPEM, 2020).
 V-shaped Economic Recovery Selama PandemiÂ
Para ahli, termasuk Ibu Lilis Setiadi dari Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) menyatakan bahwa ketidakpastian dari kasus COVID-19 bisa membuat perekonomian Indonesia pulih dalam bentuk U-shaped, alih-alih V-shaped. (BKPM, 2020). U-shaped economic recovery artinya suatu ekonomi akan memakan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun untuk pulih.
Akan tetapi, pemerintah Indonesia bertujuan untuk merealisasikan V-shaped economic recovery, yang mana pemulihan ekonomi lebih terakselerasi, sehingga Indonesia dapat pulih tanpa berlama-lama berada dalam resesi. Beberapa upaya pemulihan ekonomi pada tahun 2021 akan terus dikerahkan; di antara lain dengan mendorong industri, pariwisata, dan investasi yang merupakan mesin penggerak perekonomian Indonesia. Ditambah dengan vaksinasi massal, perekonomian Indonesia diproyeksi akan pulih dengan pemulihan bentuk-V, dengan pertumbuhan sebesar 4.5% - 5.5%. (Sihombing, 2021).Â
Upaya pemulihan ekonomi pada tahun 2021 akan terus dilakukan dengan mengaktifkan kembali mesin penggerak perekonomian yaitu industri, pariwisata, dan investasi melalui pembenahan di berbagai aspek. Pada tahun 2021, perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh 4,5% - 5,5% atau titik tengah 5 persen dengan pemulihan bentuk-V. (Sihombing, 2021).Â