Mohon tunggu...
HMDIE FEB UB
HMDIE FEB UB Mohon Tunggu... Lainnya - Himpunan Mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

#SATUJIWAIE #OSIOSIOSI #PROUDTOBEIE #AMERTAASA

Selanjutnya

Tutup

Money

Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia dan Peningkatan EODB: Vaksinasi Kuncinya?

7 September 2021   10:00 Diperbarui: 7 September 2021   10:18 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permintaan vaksinasi yang tinggi di Indonesia mendorong pemerintah untuk terus mencari pasokan vaksin demi menekan pasien yang terpapar COVID-19. Pada tanggal 13 Agustus 2021, Bio Farma menerima kedatangan vaksin COVID-19 dalam bentuk finish product, CoronaVac dari Sinovac, sebanyak lima juta dosis dalam kemasan 2 dosis/vial. Kepala Badan POM RI, Penny K Lukito dalam sambutannya beliau mengatakan dengan kedatangan vaksin pada hari ini, menambah vaksin yang sudah tersedia untuk vaksinasi program sebanyak lebih dari 185 juta dosis, terdiri dari 144,7 juta dosis dalam bentuk bulk dan 40,3 juta dosis. 

Penerimaan vaksin COVID-19 dalam bentuk finish product kali ini adalah yang kedua kalinya diterima oleh Bio Farma dimana sebelumnya juga telah menerima sebanyak tiga juta dosis diperuntukkan untuk tenaga kesehatan pada Desember 2020. Tidak ada perbedaan dari sisi platform dan kualitas dari pengiriman sebelumnya. Maka dari itu, total untuk pendistribusian vaksin COVID-19 per tanggal 12 Agustus 2021 dari Bio Farma sudah mendistribusikan sebanyak 106,2 juta dosis, terdiri dari Covid-19 Bio Farma: 81,4 juta dosis, AZ Covax, bilateral dan hibah: 14,8 juta dosis Moderna: 7 juta dosis. 

Proses produksi dan penyebaran vaksin masih memakan waktu yang lama karena dalam penyebarannya masih dilakukan secara bertahap. Akibatnya, penyebaran vaksinasi masih belum merata hingga ke pelosok daerah yang ada di Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih belum melakukan vaksinasi. 

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Juli 2021, terdapat 58.349 responden dari 212.762 responden yang belum melakukan vaksin. Mayoritas responden menjawab 32,5% karena masalah kesehatan, sarana dan akses yang sulit, sedangkan 26,3% masih kesulitan dalam mencari lokasi yang tersedia vaksin. Selain itu, sekitar 15,8% masih khawatir akan efek samping dan 4,2% masih tidak percaya dengan keefektifitasan vaksin.

 Dampak Vaksinasi terhadap Pemulihan Ekonomi di Indonesia

 Presiden Joko Widodo menargetkan penyebaran vaksinasi pada pertengahan bulan Agustus hingga tujuh pekan ke depan ditingkatkan hingga mencapai 50 juta suntikan (Kompas, 2021). Adanya program vaksin yang dicanangkan ini hendaknya dapat mendorong pemulihan ekonomi Indonesia tumbuh kembali sekitar 5%. 

Vaksinasi diharapkan menjadi solusi untuk menimbulkan herd immunity masyarakat agar dapat menekan laju penyebaran virus dan dapat kembali menjalankan aktivitas ekonomi. 

Vaksinasi yang sudah dilakukan dapat memberikan manfaat dari berbagai perspektif. Manfaat yang didapatkan dari berbagai perspektif, yaitu bagi para pekerja dapat menjalankan aktivitasnya dan memulihkan penghasilannya, pemerintah dapat melakukan penguatan kembali pencapaian target pembangunan dan pencapaian tujuan Pembangunan Berkelanjutan, sedangkan untuk perusahaan dapat melakukan aktivitas produksinya (Mansyur, 2021). Oleh karena itu, perlu dukungan dari berbagai pihak untuk mengoptimalkan penyebaran vaksin di Indonesia.

 MENUJU PEMULIHAN EKONOMI INDONESIA 

Perkembangan Pemulihan Ekonomi Secara Global dan di Indonesia

 Dengan adanya vaksinasi dan peningkatan dalam aktivitas masyarakat, pemulihan ekonomi pun semakin memungkinkan. Secara global, pertumbuhan ekonomi diekspektasikan dapat bertumbuh hingga 5.6% tahun ini; khususnya bergantung pada kekuatan perekonomian Amerika Serikat dan Tiongkok. Akan tetapi, level PDB global masih akan berada pada 3.2% di bawah proyeksi sebelum pandemi. (World Bank, 2021). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun