Mohon tunggu...
HMI YAI
HMI YAI Mohon Tunggu... -

Akun Ini Milik Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat UPI YAI, semua tulisan yang di muat adalah hasil pemikiran kader YAI

Selanjutnya

Tutup

Politik

Si Pembisik

22 April 2015   16:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:47 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jauh sebelum banyak manusia dilahirkan, Tuhan baru menciptakan sepasang manusia, mereka adalah Adam dan Hawa. Dengan penuh kerahmatan Tuhan menempatkan mereka untuk hidup di surga sebagai sepasang kekasih. Adam dan hawa diberi keleluasaan untuk menjelajahi dan menikmati keindahan surga bersama, apapun yang mereka inginkan untuk memenuhi syahwat mereka diberikan izin untuk melakukannya kecuali untuk mendekati sebuah pohon yang diberi nama Khuldi. Entah apa alasan Tuhan melarang Adam dan Hawa untuk medekati pohon tersebut, yang pasti sebuah larangan haruslah dipatuhi apalagi larangan dari yang menciptakannya. Pada awalnya adampun mentaati larangan tersebut, namun tidak beberapa lama datanglah mahluk Tuhan yang berjenis berbeda dengan adam, ia datang sebagai Pembisik agar adam tidak taat pada perintah Tuhannya. Adam dan Hawapun terlena dengan bisikan tersebut dan mendekati pohon larangan tadi, sehingga membuat Tuhan menjatuhkan hukuman dan mengeluarkan Adam dan Hawa dari kenikmatan Surga. Sebagai konsekuensinya adalah seluruh anak cucu Adampun hidup di Bumi dan tidak menikmati lagi Surga seperti yang pernah dinikmati Adam dan Hawa.

Dari kisah ini, penulis hanya mengambil bagian kecil dari perjalanan panjang tersebut, bagian kecil itu adalah si Pembisik. Fenomena Pembisik selalu ada disetiap masa, bisa berbeda-beda nama seperti Penghasut dan lainnya, namun memiliki makna dan pengertian yang sama dan fungsi yang sama serta bahaya yang sama.

Dari setiap kejadi fenomenal atau kisah raja besar, selalu ada pembisik, ia bisa bernama Penasehat, Dewan Pertimbanga, Majelis Pengawas atau apalah namnya yang pasti setiap saat ada. Mungkin belum ada kajian Ilmiah siapa pembisik dari Fir’aun sampai mengaku Tuhan, namun sudah jelas siapa pembisik tokoh-tokoh kafir qurays sehingga mereka begitu membenci Rosullullah.

Indonesia dan Si Pembisik

Menjadi pembisik tentu tidaklah mudah, dan yang pasti merupakan orang dekat dari orang yang dibisik. Pembisik yang baik, akan menghasilkan kebijakan yang baik dari seorang pemimpin, Pemimpin zolim memiliki sisi kelembutan, namun kelembutan tersebut akan hilang jika dibisikkan dengan kenistaan dan politik kotor.

Kita mungkin bertanya-tanya siapa pembisik Soekarno yang berani membubarkan Masyumi dan beberapa organisasi keislaman, sementara waktu itu masyumi bukanlah satu-satunya partai yang mendominasi dan berkeinginan bahwa ideology partainya bisa dijadikan Ideologi Negara, tetapi masih ada PKI yang memiliki keinginan yang sama, namun mesra dengan Soekarno. Kita juga bertanya-tanya siapa pembisik Soeharto yang akhirnya mau mengambil alih tampuk pemerintahan dari Soekarno. Kita juga bertanya-tanya siapa yang menjadi pembisik Megawati yang mau menjual Indosat ke Singapura sedangkan itu satu-satunya satelit milik Negara dan sangat dibutuhkan sebagai mata-mata pengawas wilayah Indonesia, entahlah yang pasti banyak sekali pembisik dari kebijakan tersebut, bagaimana seorang ken arok mampu mengkudeta seorang raja atas bisikan orang lain.

Jokowi dan Pembisiknya

Lalu bagaimana dengan Presiden kita tercinta ? sengaja saya tulisakna tercinta agar mengajak para pembaca untuk sama-sama prihatin dan peduli terhadap kondisi presiden kita, Bapak Jokowi. Jokowi tidaklah lahir dari elite politik, ia hanya pemimpin kecil dari kota solo, namun atas syahwat para pembisik Jokowi, dengan kepolosan sang Presiden, ia kemudian dijadikan nakhoda untuk membawa sebuah kapal besar yang penuh masalah bernama Indonesia. Hasilnya, kita bisa lihat hari ini, semua keputusan mengaggantung, semua janji tinggalah janji dan Jokowi tersoak-soak menjadi Nakhoda, sedangkan si Pembisik tertawa terbahak-bahak, puas dengan hasil kerja kerasnya.

Lalu siapa saja para pembisik Jokowi ? mungkin ini terlalu frontal, tapi ada orang-orang dekat yang berada disekitar Jokowi yang juga berperan penting terhadap keputusan Jokowi. Keputusan Jokowi bukanlah keputusan seorang petugas partai namun keputusan Jokowi adalah keputusan seorang Kepala Negara yang berdaulat penuh dan bertanggung jawab atas lebih dari 250 juta penduduk. Ada nama Andi Widjayanto, lalu ada nama Luhut sebagai kepala staf kepresidenan lalu ada Hendro Priyono yang tidak punya jabatan apa-apa tapi begitu berpengaruh pada keputusan Jokowi, lalu ada Megawati selaku ketua Umum partai yang selalu memerintahkan petugas partainya, dan tentu ada jusuf kalla dan lain-lain. Mereka inilah yang tahu betul bagaimana terjadinya proses pengambilan keputusan tentang kebijakan Negara oleh Presiden. Semua tau bagaimana dan seberapa kualitas Jokowi, pendukung atau pembenci, fans atau musuh, lawan dan kawan politik tahu seberapa tinggi kualitas Jokowi untuk mengarahkan kapal yang bernama Indonesia ini, namun kita juga tau bagaimana bahayanya Megawati, Luhut B Panjaitan dan Hendro Priyono setra jusuf kalla. Seharusnya mereka inilah yang perlu pengawasan dari kita semua agar tidak mempengarushi Jokowi untuk tidak tahu diri dengan membuat kebijakan yang tdiak pro Rakyat. Kasian presiden kita, semoga dia mampu mengatasi itu.

Dari itu semua, marilah kita meminta ampun kepada pencipta kita, mungkin ada hal-hal yang salah yang kita lakukan, mari jauhkan kita dari pembisik yang buruk dan mari dekatkan diri dari pembisik yang baik. Orang bilang hati nurani selalu jujur, mungkin ia bisa menjadi pembisik yang baik bagi kita, benarlah jika kita diminta untuk selalu berdo’a “Ya Muqollibal qulub tsabbit qolbi ala diinik”

Oleh: Fazin Hisabi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun