Mohon tunggu...
H.M.Hamidi
H.M.Hamidi Mohon Tunggu... Lainnya - Berusaha Berdo'a Bersyukur Berpikir Positif

Pekerja Sosial, Pelaku Pemberdayaan, Praktisi Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Turbulensi dan Komitmen Partai Mendukung Kader

14 Agustus 2024   07:32 Diperbarui: 14 Agustus 2024   07:57 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Hal tersebut secara tegas disebutkan pada PO partai yang harus memprioritaskan kadernya sendiri untuk maju sebagai kepala daerah. Sedangkan sampai saat ini ketua umum DPP partai belum definitif masih sebatas PLT paska lengsernya Suharso Monoarfa sebagai ketua umum partai.

Akankah Muktamar luar biasa dilakukan dalam waktu dekat seperti yang sedang di lakukan oleh Golkar setelah Airlangga mengundurkan diri.

Jika ini dilakukan pada bulan Agustus seperti partai lainnya, tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan kebijakan terkait keputusan yang telah dikeluarkan. Apalagi setelah partai berlambang ka' bah ini tidak lolos ke Senayan pada pemilihan umum yang lalu.

Nampaknya Golkar sedikit lebih maju dalam menyikapi turbulensi yang terjadi di internal partai yang telah menetapkan PLT beberapa hari setelah ketua umumnya mundar dan menyepakati agenda rapimnas dan munaslub untuk memilih ketua umum definitif pada 20 Agustus ini, hal ini dilakukan untuk menjaga Marwah partai sebagai partai yang sedewasa dengan PPP.

Sedangkan PPP hingga saat ini belum terdengar adanya Muktamar sebagai evaluasi menyeluruh terhadap masa depan partai yang dalam sejarahnya baru sekarang tidak lolos ke Senayan. Padahal jabatan PLT ketua umum sudah setahun lebih. Jika ini tidak segera disikapi tentu akan sangat berdampak terhadap masa depan partai pada pemilu pemilu berikutnya.

Sebagai kader dan simpatisan partai berlambang kiblatnya umat Islam berharap agar semua elite Partai berpikir untuk mengembalikan kejayaan partai seperti pada era almarhum Hamzah Hazmi yang berhasil sebagai pemenang ketiga pemilu saat itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun