Mohon tunggu...
H.M.Hamidi
H.M.Hamidi Mohon Tunggu... Lainnya - Berusaha Berdo'a Bersyukur Berpikir Positif

Pekerja Sosial, Pelaku Pemberdayaan, Praktisi Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Memaknai "Berdamai dengan Corona" Menghadapi Resesi Ekonomi

21 Juli 2020   12:18 Diperbarui: 21 Juli 2020   12:15 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Tatanan kehidupan baru (New Normal) ditandai dengan adanya pelonggaran terhadap penerapan PSBB beberapa minggu yang lalu terutama pada sektor ekonomi dan sosial baik dilembaga pemerintah maupun swasta.

New normal diberlakukan sesuai dengan arahan Presiden agar bisa berdamai dengan corona untuk menghidupkan kembali perekonomian dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Dibukanya beberapa fasilitas umum diberbagai sektor memunculkan klaster baru penularan covid-19 menjadikan kasus covid 19 terus bertambah hingga kita menyalip china sebagai negara yang paling pertama menerima virus ini.

Hal ini menjadi dilematis bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan dalam menyelamatkan bangsa dan negara dari berbagai krisis mulai dari krisis kesehatan, krisis ekonomi hingga krisis moral dan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah dalam mengelola negara.

Di era new normal semakin banyak kita lihat pengabaian terhadap protokol kesehatan yang dilakukan oleh berbagai elemen, hal ini disebabkan oleh kesadaran masyarakat yang kurang terhadap perilaku hidup bersih dan sehat, disamping edukasi yang tidak maksimal dari pihak terkait.

Disamping permasalahan kebutuhan hidup yang sangat mendesak bagi masyarakat menjadi faktor utama adanya pelanggaran protokol kesehatan.

Berdamai dengan corona hendaknya dimaknai secara luas dari berbagai sudut pandang agar dapat dipahami oleh masyarakat.

Memaknai Berdamai Dengan Corona, yang pernah disampaikan oleh Jokowi sebagai Presiden perlu kita renungkan secara mendalam. Ada apa sesungguhnya dengan bangsa kita..?

Bertitik tolak dari teori penyelamatan korban dalam suatu bencana. Jika ada dua orang yaitu Ibu dan Anak maka yang harus diselamatkan terlebih dahulu adalah Anaknya dengan konsekuensi kalau terlambat melakukan pertolongan terhadap Ibunya maka akan menjadi korban.

Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa anaknya akan tumbuh besar sementara ibunya akan beranjak tua.

Demikian juga dengan pandemi Covid 19 yang melanda dunia termasuk negara kita. Ada dua pilihan yaitu menyelamatkan kesehatan atau menyelamatkan perekonomian.

Jika dianalogikan kesehatan sebagai anak dan ekonomi sebagai ibu.

Maka pilihan penyelamatan ekonomi dari pemerintah dengan membuka kembali sektor ekonomi masyarakat merupakan pilihan yang relevan disaat resesi ekonomi melanda dunia akibat pandemi Covid-19.

Pilihan tersebut akan berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat terutama bagi usia yang rentan terhadap penularan virus terutama anak dan lansia paling tidak sampai ditemukan vaksin virus corona ini.

New normal dengan pelonggaran aktivitas diberbagai sektor  yang memungkinkan adanya kerumunan orang menjadi penyebab terus bertambahnya kasus yang hingga kini mencapai 84 ribu lebih melebihi negara china.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun