Mohon tunggu...
H.M.Hamidi
H.M.Hamidi Mohon Tunggu... Lainnya - Berusaha Berdo'a Bersyukur Berpikir Positif

Pekerja Sosial, Pelaku Pemberdayaan, Praktisi Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

"Maleman", Tradisi Pada Malam Ganjil Jelang Lebaran

18 Mei 2020   11:15 Diperbarui: 18 Mei 2020   11:16 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maleman adalah tradisi malam ganjil pada sepuluh akhir di bulan Ramadan yang selalu dilakukan oleh masyarakat di desa tempat tinggal saya.  

Kegiatan Maleman ini di isi dengan berbagai kegiatan mulai dari orang tua hingga anak anak. 

Bagi setiap orang tua, pemuda dan remaja yang sudah bisa membaca Al-Qur'an dengan baik, Pada malam ganjil di bulan Ramadan mulai dari malam ke 21 mengadakan hataman Al -Qur'an mulai pagi hari hingga menjelang berbuka puasa di masjid atau di mushalla tempat tinggal masing masing. Sedangkan Ibu ibu di rumah menyiapkan hidangan untuk berbuka puasa bersama yang dilaksanakan oleh seluruh jamaah Masjid atau Mushalla tempat mengkhatam Al-Qur'an.

2020-05-18-09-44-51-5ec20d04097f3629815fd7a2.jpg
2020-05-18-09-44-51-5ec20d04097f3629815fd7a2.jpg
Sementara bagi anak anak, selesai sholat Magrib mengadakan permainan dengan menyalakan api seperti obor yang terbuat dari buah jarak dan dibuat seperti Sate Tusuk, dipasang pada tiap sudut rumah dan disekitar pekarangan rumah.

Anak anak yang berasal dari dusun lainnya mengintip untuk diambil ketika sang pemilik pindah untuk memasang ketempat lain disekitar pekarangan rumah, dan anak anak yang melihatnya berteriaak dengan mengatakan maleeeng..... maleeeng.....

Konon, menurut cerita orang tua dan tokoh masyarakat, permainan ini telah dilakukan secara secara turun temurun dan sudah menjadi tradisi pada setiap bulan Ramadan. 

Tata cara pembagian jadwal dari masing masing dusun yang ada didesa tersebut disesuaikan dengan jumlah dusun dari desa tersebut dan pembagiannya disesuaikan dengan jumlah malam yang ada pada setiap malam ganjil di bulan Ramadan. 

Karena jumlah malam ganjil pada minggu terakhir bulan Ramadan hanya 5 malam maka jika jumlah dusun yang ada di desa tersebut jumlahnya 10 dusun maka tiap malam ganjilnya masing masing 2 dusun mengadakan Tradisi Maleman kemudian dilakukan secara bergantian di setiap dusun.

Dari penuturan orang tua, kegiatan ini dilakukan untuk menandakan dan mengingatkan kepada seluruh warga bahwa pada malam malam tersebut merupakan malam diturunkannya Al-Qur'an sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi umat Islam agar selamat di dunia maupun di akhirat. 

Untuk itu setiap warga masyarakat yang sudah bisa membaca Al-Qur'an di adakan khataman Al-Qur'an supaya mendapatkan ganjaran yang kebaikan yang lebih baik daripada seribu bulan sebagai salah satu keistimewaan dari malam malam ganjil tersebut.

Tradisi permainan menyalakan api yang dilakukan oleh anak anak merupakan sebagai untuk menjaga rumah dari berbagai kejahatan dengan memberikan penerangan pada setiap sudut rumah dan sekitar pekarangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun