Lebaran yang telah menjadi tradisi secara turun temurun bagi masyarakat Indonesia yang ada diperantauan harus menunda keinginannya untuk bertemu dan berkumpul bersama keluarga setelah satu tahun bahkan lebih berpisah dengan anak istri. Antara Kerinduan dan Keselamatan Keluarga menjadi Faktor Utama.
Istilah Mudik Digital kembali disampaikan Presiden Jokowi, sebagai alternative bagi perantau untuk bersilaturahmi dengan keluarga, sahabat, teman dan rekan kerja yang berjauhan.
Mudik digital merupakan aktivitas silaturahmi yang dilakukan melalui panggilan video bersama (video call) keluarga.
Kegiatan ini diharapkan memutus mata rantai penularan wabah Covid-19 ke sejumlah daerah demikian disampaikan dalam akun pribadinya yang diunggah melalu facebook dan instagram.
Sehingga silaturahim untuk Menyampaikan Ucapan Selamat dan Permohonan Maaf dapat dilakukan  melalui media sosial yang dilakukan secara online dengan harapan kerinduan dengan keluarga bisa terobati.
Pertanyaanpun Muncul Bagaimana dengan keluarganya yang berada di daerah 3 T...? Mungkinkah mudik digital dilakukan ditengah keterbatasan sarana teknologi informasi.
Belum lagi dengan keterbatasan kemampuan masyarakat yang tingkat pendidikannya belum memadai untuk menggunakan media teknologi informasi.
Sementara banyak masyarakat kita yang jadi perantau keluar daerah maupaun keluar negeri berasal dari daerah 3 T. Mereka rela meninggalkan keluarga dan tempat kelahiran hanya untuk mencari nafkah bagi keluarga yang ditinggal agar mendapatkan kehidupan yang layak dan dapat menyekolahkan anaknya kependidikan yang lebih tinggi.
Melihat kondisi seperti ini mungkinkah Mudik Digital dilakukan.....? Wallahu'alam.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa
Semoga Puasa Kita Diterima Oleh Allah SWT