Secara iseng, kemarin saya mencoba mengetikkan nama lengkap saya di Google dan tekan Enter, maka keluarlah nama saya dari berbagai situs, mulai Facebook, twitter, linkedIn, kompasiana hingga blog pribadi. Di hasil pencarian Google 14 Februari 2013 tercatat ada: Sekitar Sekitar 64.000 hasil – namun apabila saya mengetik kata hmcahyo keluar : Sekitar 29.400 hasil.
Sebagai pembanding saya coba menuliskan Abrar Rifai nama Novelis debutan Proyek Nulis Buku Bareng [PNBB] hasilnya : sekitar 22.700 - Saya juga coba ketikkan nama guru menulis saya Pak Ersis Warmansyah Abbas dan mbah Google bilang ada : Sekitar 16.600 hasil
Sekedar catatan, data-data di atas hanya untuk ilustrasi tentang topik yang akan saya bahas.
Mari kita kembali kepada hasil-hasil perekaman data nama-nama tersebut di atas oleh Google. Kalo anda mengenal saya, Ugan Abrar Rifai dan Pak Ersis Warmansyah Abbas (EWA) – saya yakin anda meski bilang bahwa di antara ke tiga nama tersebut yang paling dikenal oleh teman-teman di dunia maya adalah Pak EWA, Gan Abrar Rifai dan yang terakhir saya. Dari produktivitas menulisnya – jelas saya juga kalah jauh dibanding keduanya. Apa lagi Pak EWA yang sudah menuliskan ribuan artikel di berbagai media lokal dan nasional serta menulis puluhan buku. Dan yang unik lagi kalau anda tuliskan kata kunci “motivator menulis” di Google – maka nama kedua orang tersebut ada di halaman pertama Google sementara saya tidak ada hehhe.
Tentu saja kalau kita tidak tahu “pola kerja” Google dalam melakukan peng-index-an dokumen-dokumen yang ada di internet maka hal tersebut nampak aneh, karena kok bisa-bisanya orang seperti Pak EWA sedikit sekali di index. Akan tetapi jika anda pernah mempelajari dasar-dasar internet marketing maka hasil-hasil yang ditampilkan oleh google tersebut adalah wajar!
Wajar karena saya tahu Pak EWA dan Gan Abrar – keduanya bukan orang yang peduli dengan semua itu, sementara saya karena memang belajar nyambi jadi pedagang kaki lima online, maka saya perlu memahami bagaimana apa yang hendak saya jual bisa direkam sebanyak-banyaknya oleh mbah google dan yang terpenting lagi bisa berada di halaman pertama Google jika ada orang yang mencarinya.
Lantas, apakah hal itu penting?
Jawabannya sih relatif, kalau anda ingin mengembangkan suatu karir dan ingin orang lain mengenal anda dengan cepat maka adalah sebuah keniscayaan bagi anda untuk mempelajarinya.
Mengapa harus Google?
Nah, sebelum saya menjawab pertanyaannya itu saya ingin sedikit bercerita sebuah kejadian unik. Suatu ketika saya dihubungi via ponsel oleh teman saya yang tinggal di Yogya. Kami sudah tidak pernah bertemu sekitar 8 tahun, tetapi kok bisa-bisanya dia tahu nomor ponsel saya. Setelah saya tanya di kurang lebih bilang begini, “Nyari sampean itu mudah, cukup ketikkan di Google sudah bisa ketemu,”
Saya tertawa keras mendengarnya. Dan dia mempertegas lagi, ”bener, lebih mudah nyari di Google daripada di buku telepon”
Ya, memang begitu. Saat ini orang lebih “percaya” sama Google daripada sama “buku kuning” selain itu mencari lewat google bisa dilakukan dimana saja, kapan saja dan bisa menggunakan berbagai macam perangkat. Bahkan dengan ponsel buatan cina seharga 200 ribuan anda sudah bisa menjelajah internet dengan bantuan Google.
Melihat fakta seperti ini, jika anda memang benar-benar ingin eksis di dunia dan profesi yang ingin anda tekuni maka sudah saatnya anda “melek google”
Begitulah menurut saya.
Bagaimana dengan Anda?
**************
Catatan: Pencarian dengan tanda petik dan tanpa tanda petik AKAN memberikan hasil yang berbeda..Jika ingin lebih akurat gunakan tanda petik misalnya: "nama anda"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H