Ini tentang pertama kali Aku datang ke Aceh. Keluarga sangat khawatir ketika Aku ditempatkan di Aceh, sehingga Ayah pun ikut mengantar. Ternyata Aceh tidak seperti yang banyak orang banyangkan.
Hari itu Sabtu 23 April 2016, Kami menginap di Wisma, tepat di depan kantor PLN wilayah Aceh tempatku bekerja.Setalah shalat zhuhur, aku keluar ingin membeli makan siang dan bertanya dengan seorang pemuda yang sedang duduk di depan Wisma.
Assalamualaikum, Dek mau tanya rumah makan dekat sini di mana ya? Tanyaku. Sebelah kanan Bang tapi agak jauh kalau jalan kaki, pakai motor Aku aja, kata pemuda itu. Hatiku langsung berdebar dan begitu tertegun. Betapa baiknya orang Pemuda ini.
Aku hanya orang asing yang tidak dikenal, yang ingin bertanya di mana rumah makan tapi juga dikasih pinjaman sepeda motor. Kalau di Palembang belum pernah aku bertemu orang seperti itu, mungkin khawatir dibawa kabur.
Sejak hari itu aku sadar anggapan semua orang salah. Tenyata orang Aceh sangat baik. Itu kesan pertama di Aceh dan yang tidak akan aku lupakan.
Sekarang sudah enam bulan aku tinggal di Aceh dan sudah banyak kota di Aceh yang aku singgahi. Ternyata orangnya sama baiknya.
Pernah Aku ke Lhokseumawe, bertanya seorang disana dimana Bank BRI, tapi malah diantar ke Bank tersebut. Karena kata Bapak itu searah dengan kantornya. Membantu seorang itu adalah ibadah, pesan yang paling Aku ingat dari bapak itu .
Bagiku Aceh adalah daerah paling aman di Indonesia, tidak was-was copet, begal, maling, dan kriminal yang lain.
Disaat daerah lain ribut masalah sweeping di bulan puasa, Aceh tidak ada sweeping. Karena di bulan Ramadhan tidak ada tempat makan yang buka sebelum jam 3 sore dan tutup kembali ketika Magrib. Bukan masalah hukuman, tetapi rasa malu.
Selain itu juga, Hari raya Idul Adha tahun ini aku tidak pulang kampung. Itu lebaran pertama Ku tidak di rumah. Aku diajak teman sekantorku ke Aceh Barat Daya. Disana mereka sudah menganggapku seperti keluarga mereka.
Aku sering menelpon kelurga dan sahabat di Palembang dan bercerita tentang Aceh. Mereka pun berkata sangat ingin sekali ke Aceh. Keluargaku berencana awal tahun depan ke Aceh.
Di PLN Wilayah Aceh semua pegawai sudah seperti keluarga. Apalagi temanku PLN angkatan 49 yang ditempatkan di kantor wilayah yang sebagian besar orang Aceh. Saling mengingatkan dan menasehati satu sama lain dan berbincang berbagi ilmu.
Disaat teman berkeinginan mutasi ke kampung halaman, aku malah sebaliknya. Aku sudah betah tinggal di Aceh. Aku orang Palembang ketika aku tinggal di Aceh, berarti Aku orang Aceh.
Lingkungan juga sangat berpengaruh. Ketika kita tinggal di lingkungan orang baik, maka kita akan menjadi orang baik. Bekerja maupun kegiatan sehari-hari sebagai ibadah. Menjalankan ibadah secara utuh berarti telah menjalankan syari'at Islam dengan benar.
*Tulisan ini dikirim ke Kompasiana pada tanggal 25 Oktober 2016. Karena satu dan lain hal, tulisan ini ditayangkan pada 26 Oktober 2016. Tulisan ini tetap masuk ke dalam tahap penjurian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H