3 Hari 3 Malam di Akhir Ramadhan
Pasca mutasi ke Unit PLTD Bau Bau, sentral PLTD Raha. Daya mampu mesin sama dengan beban puncak sistem Raha 5.200 KW dan daya mampu mesin 5.220 KW. Â Kondisi sistem Raha yang isolated menyebabkan bila ada mesin pemeliharaan maka pemadaman juga terjadi sebesar daya mampu mesin yang gangguan.
Bulan Ramadhan tahun 2003 menjadi pertaruhan hidup mati kami, gangguan mesin Miirlees dengan daya mampu 2.200 KW menyebabkan pemadaman 45 % system Raha. Hari ke 27 Ramadhan gangguan mesin miirlees. Pemadaman malam tanggal 28 Ramadhan  2.200 KW. Setelah magrib massa mulai berdatangan memprotes pemadaman ini.  O-ring Liner cylinder No 3 bocor menyebabkan air masuk ke oil carter. Saat itu Oring liner lagi kosong di gudang. Harus menunggu kiriman dari Sektor Tello yang dua hari baru tiba di Raha. Ada Oring liner mesin Daihatsu Bau Bau yang tiba sore hari. Walau Oring ini kecil namun kami coba pasang. Waktu pemasangan hingga mesin dapat di operasikan butuh waktu 4 Jam. Mesin kami coba operasikan namun cuma mampu bertahan 45 menit masuk system. Kami bongkar kembali yang saat itu gantry crane tidak ada jadi semua serba manual. Selesai pembongkaran menjelang subuh dan sahur
Pada malam ke 29 Ramadhan  berikutnya kami mencoba tetap menggunakan Oring mesin Daihatsu ditambah dengan Oring mesin Daihatsu yang kami belah untuk menutupi kekecilannya Oring ini. Inisiatif belah Oring ini sebenarnya tindakan yang tidak masuk akal, namun usaha ini kami lakukan minimal kami telah berupaya agar mesin dapat beroperasi kembali. Pemasangannya ditambah dengan Silicon Red dengan maksud semoga kebocorannya tidak terjadi lagi. Menjelang magrib mesin kami coba isi air pendinginn namun ternyata masih bocor sehingga kami bongkar kembali. Massa yang datang sudah melihat kami non stop bekerja namun mereka tetap mengancam akan membakar PLN ini jika sampai besok malam takbiran masih pemadaman.
Hari ketiga atau hari ke 29 Ramadhan jam 11 siang, Â Oring asli tiba dari Makassar, diantar langsung staf PLN Sektor Tello. Jujur saat itu kami semua sudah kelelahan tiga hari dua malam bekerja non stop sambil berpuasa. Perasaan cemas menghantui kami bila nantinya juga gagal, takut massa akan bertindak anakis. Kebetulan jalur pawai malam takbiran itu melintasi depan kantor. Tapi ini adalah puasa terakhir kami sehingga kami yakin semua akan selesai tepat pada waktunya. Mesin kami selesaikan setelah sholat ashar menjelang Magrib. Saat start sampai parallel dengan system, semua personil PLTD Raha ditambah dengan personil Ranting Raha stand by. Alhamdulillan puasa terakhir kelar dan mesin mirrlees juga operasi dengan aman.
Kepala Ranting  Pertama
Awal 2005 menjadi awal berkarir di bidang lain yakni bidang distribusi dan pelayanan pelanggan, dipercaya sebagai Manajer Ranting Pasarwajo Cabang Bau Bau Oleh GM PLN Sulselra saat itu. Ranting Pasarwajo adalah Ranting baru yang sebelumnya adalah Sub Ranting Pasarwajo. Ranting ini terbentuk karena pembentukan ibukota Kab Buton yang baru pasca ibukota Bau Bau yang menjadi satu otonomi sendiri menjadi kota Bau Bau Saya. Satu satunya Manajer Ranting yang promosi dari pembangkitan menjadi Manajer Ranting yang pertama di Ranting baru sekaligus menjadi jabatan structural saya yang pertama pula.Â
Memulai rutinitas sebagai manajer ranting menjadi pengalaman yang berbeda dengan sebelumnya yang setiap hari berhadapan dengan mesin pembangkit. Di pembangkitan telinga menjadi tuli karena suara mesin, dan sekarang di pelayanan pelanggan telinga menjadi sakit karena mendengar keluhan, cacian dan hinaan pelanggan yang belum paham tentang kondisi system Bau Bau saat itu. Pemadaman bergilir setiap hari dan hujan batu setiap malam di kantor. Namun bagi kami pelayanan adalah suatu kewajiban yang tetap harus berjalan. Diancam parang, diancam kantor dibakar adalah hal yang sudah biasa kami hadapi bersama teman teman di Ranting Pasarwajo khususnya dan di Cabang Bau Bau umumnya.
Ditolak Di Ranting Raha
Setelah pas 4 tahun mengabdi di Ranting Pasarwajo, mendapat amanah baru memimpin Ranting Raha di Kab Muna. Ranting tertinggi kelasnya di Prov Sultra saat itu, Kelas D. Mengabdi di Kota Raha untuk kedua kalinya, sebelumnya sebagai staf pemeliharaan mesin PLTD Raha. Baru hari kedua bertugas sudah didatangi sejumlah LSM, kata sambutan pertama dari mereka  “ Bapak sebagai kepala PLN Muna membawa berapa KWH Meter ?,  kalau tidak ada kami sebagai perwakilan masyarakat Muna menolak Bapak sebagai Kepala PLN Muna “. Betapa gembiranya saya saat mereka menolak saya, saya sampaikan kalau bukan karena tugas saya juga tidak bermimpi kembali bertugas di PLN Ranting Raha, 3 tahun di PLTD Raha sudah cukup. Namun saya juga berterima kasih pada mereka, karena saya lebih tahu betapa masyarakat Muna ini merindukan pemasangan baru listrik di rumah mereka. Setelah berkomunikasi dengan mereka yang menolak hingga akhirnya mereka mau bekerja sama dengan PLN untuk mengawal proses pasang listrik yang lebih tertata dengan baik.Â
Daftar tunggu 11 ribu  calon pelanggan, sementara kuota kwh meter Cuma 600 buah sesuai dengan daya mampu pembangkit PLTD Raha. Pemasangan menjadi sangat mahal karena terkadang pelanggan mau membayar lebih tinggi dari orang lain yang penting menyala. Atas bantuan LSM inilah kami mencoba mengawal pemasangan baru sesuai dengan daftar tunggu terlama, menyambung calon pelanggan yang sudah lebih dari lima tahun menunggu. Bahkan ada yang sudah menjual 3 ekor sapinya untuk biaya pasang baru dan membayar kepada oknum demi mendapatkan listrik. Sedikit demi sedikit daftar tunggu ini kami urai berikut harganya. Melalui DPRD kami mencoba berkoordinasi agar ada ketetapan harga pemasangan instalasi oleh pihak ketiga. Keluarlah penetapan biaya yang disetujui oleh anggota DPRD Kab Muna sehingga tidak ada lagi pembengkakan harga instalasi di calon pelanggan.