Mohon tunggu...
Hari Listrik Nasional PLN
Hari Listrik Nasional PLN Mohon Tunggu... Karyawan -

Akun resmi yang menayangkan hasil artikel pegawai PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero dalam kegiatan blog competition "Kerja Nyata Terangi Negeri". Email: hln71@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perjuangan Menjadi Pegawai PLN

20 Oktober 2016   16:21 Diperbarui: 20 Oktober 2016   16:44 4717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan tentunya ada waktu buat istirahat,makan,dan shalat nya yaaa. Di Udiklat, saya dan teman-teman banyak belajar mulai dari pengenalan tentang transmisi hingga ke tahap yang lebih mendalam baik teori maupun dalam hal praktiknya. Pada setiap selesainya materi/BAB, kemudian diadakan evaluasi untuk menilai sudah sejauh mana kemampuan kami para calon pegawai terhadap materi pelajaran yang telah diterima.  Dan itu ada standard nilai yang harus dicapai dalam setiap ujian yang dilalui selama diklat. Begitu banyak pelajaran yang berharga yang saya dapatkan selama diklat pembidangan. Di sana saya juga mendapatkan teman-teman baru yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.  Ada yang dari Sumatera, Jawa , Nusa Tenggara, dan lain-lain. Sungguh berkesan pengalaman yang saya dapatkan selama diklat pembidangan.

Setelah melalui masa pembidangan, kami kembali ke unit masing-masing untuk persiapan On the job Training. On the Job Training yaitu tahap dimana calon pegawai PLN menghadapi dunia kerja yang sebenarnya. Dan tibalah saat pengumuman penempatan OJT dan hasilnya adalah... Waduhh, saya dan empat teman yang lainnya melaksanakan OJT  di tempat yang bernama Pulau Ngenang yang terletak di provinsi Kepulauan Riau. Karena penasaran kami berlima mencoba mencari dimana lokasi tersebut di Google Map. Alhasil yang kami dapati adalah bahwa Google Map pun tidak  tau lokasi Pulau Ngenang tersebut, alias tidak terdeteksi bungg hahahaha. Kami disana OJT sebagai operator Gardu Induk Transmisi. Gardu Induk tersebut bernama Gardu Induk Ngenang  150 kV.

Kami berangkat ke pulau Ngenang dengan ditemani senior kami yang tugas di daerah Tanjung Uban (Pulau Bintan) Kepri. Dengan perasaan deg-degan dan dengan berbekal semangat “Bersedia ditempatkan dimana saja di wilayah kerja PT. PLN (Persero)  Wilayah Riau dan Kepulauan Riau” yang sudah kami tanda tangani di atas materai 6000 hehe, kami berangkat ke Ngenang melaui jalur darat, udara, dan laut.

Ternyata Pulau Ngenang itu termasuk ke dalam wilayah kota Batam, kecamatan Nongsa. Namun, Pulau Ngenang itu terpisah cukup jauh dari Pulau Batam. Mungkin oleh karena sebab itu,  pembangunan di Pulau Ngenang berjalan lambat. Sebelum Pulau Ngenang dialiri listrik dari PLN, masyarakat Pulau Ngenang menggunakan listrik dari Genset Koperasi Unit Desa. Setiap rumah yang dialiri listrik dari genset desa di bebani biaya lebih dari tiga ratus ribu rupiah perbulan. Dan itupun listrik hidup hanya 4 jam yakni dari jam 18.00 sampai jam 22.00 dan bahkan kurang dari itu.

Gardu Induk Ngenang energize pada tanggal 10 Februari 2016. Masyarakat Pulau Ngenang mulai menikmati listrik dari PLN sekitar pertengahan Februari 2016. Alhamdulillah masyarakat Pulau Ngenang sangat terbantu dengan masuknya listrik dari PLN. Karena mereka bisa menikmati listrik 24 jam dengan biaya yang jauh lebih murah dari sebelumnya. Pada awalnya kesulitan atau bisa dibilang tantangan yang kami hadapi cukup berat di sana. Mulai dari masalah makan dan minum. 

Kalau kami masak sendiri yaa bahan makanan nya kami beli ke batam dan itu membutuhkan biaya yang cukup besar untuk transportasi laut. Untuk biaya sekali jalan dari Ngenang ke batam itu Rp. 80.000. dan baliknya juga Rp.80.000, jadi totalnya Rp. 160.000 pulang balik. Belum lagi tantangan ombak yang kadang-kadang  cukup besar yang harus dilalui. Dan untuk minum pun cukup sulit, di Ngenang ada jual air mineral Sanford botol yang besar, harganya Rp.5000 per botol. 

Dan ada juga jual air galon yang harganya itu Rp. 10.000 per galon. Jadi kami lebih memilih untuk membeli  air galon. Namun, kami harus jalan kaki sejauh 1 km untuk membeli air galon. Dan pulangnya, membawa galon  yang berisi air itu dengan cara dipikul dan berjalan kaki hahahaha. Maka tidak sia-sialah pendiidkan militer yang kami dapatkan selama diklat kesemaptaan haha. Belum lagi kalau ada gangguan  di jaringan TM. Kami harus telusuri gangguan, menebang bambu dulu, untuk membersihkan ranting  yang nyangkut di TM. Kalau ada masalah di  rumah warga, misalnya seperti mcb yang meleleh karena korsleting. Kami  juga yang membantu buat mengatasinya. Karena kalau menunggu bantuan dari orang distribusi atau biro yaa bakalan lama. Jadi apa yang bisa kami lakukan buat kelancaran pasokan listrik ke warga, kami lakukan semampu kami tanpa mengabaikan faktor keselamatan.

Selama OJT kami juga harus mempersiapkan diri untuk Uji Telaah Staf. Selama OJT kami sebenarnya ada Mentor dan Co Mentor, masalahnya, Mentor dan Co Mentor kami itu jauh bung, di Pekanbaru. Beda dengan teman-kami yang lain. Jadi kami harus bisa mempersiapkan makalah sebaik mungkin yang akan dipresentasikan nanti pada saat Uji Telaah Staf pada Tim Penguji agar bisa lulus. Kami OJT selama empat bulan.  Dan  alhamdulillah kami berlima lulus Uji Telaah Staf.

Setelah Uji Telaah staf kami kembali  ke unit OJT masing-masing sembari menunggu SK Pengangkatan selama beberapa bulan. Saya dan teman-teman akhirnya menerima SK Pengangkatan menjadi Pegawai  PLN pada tanggal 7 September 2016. Dan jeng.. jeng... jeng... saya dan tiga teman saya saat OJT ditempatkan di Pulau Ngenang. Dan teman seperjuangan OJT saya yang satu lagi di Tugaskan di Tanjung Uban, karena kebutuhan unit. Dan tentu saja Tanjung Uban itu adalah tempat yang jauh lebih baik dari Ngenang dari segi fasilitasnya karena Tanjung Uban itu termasuk bukan daerah pelosok hehehe. Jadi kami pegawai PLN yang di Ngenang tinggal berempat deh.

Tugas utama sebagai operator dengan sistem shift empat orang sekaligus menjadi CS (Cleaning Service) indoor dan outdoor karena belum ada CS dan Tukang Kebun di GI. Angkat air galon karena belum ada motor dinasnya hehe, tapi kadang bisa juga minjam motor warga hihi. Menyeberangi lautan buat memenuhi kebutuhan seperti kalau kantong lagi kosong karena di Ngenang gak ada ATM. Membantu menanggulangi masalah kelistrikan di jaringan distrbusi dan dan rumah warga semampu kami tanpa mengabaikan faktor K3. Jauh dari keluarga alias jarang pulang kampung, dan lain-lain.

Namun demikian, karena PLN saya jadi banyak belajar tentang berbagai hal. Seperti kerja keras yang pada akhirnya membawa manfaat bagi banyak orang, kerja tim, jiwa korsa, lebih dekat dengan masyarakat, dan masih banyak lagi yang sulit untuk diungkapkan satu persatu. Semenjak masuk  menjadi bagian dari PLN, saya menjadi tau bahwa Listrik padam itu karena 2 hal. Yaitu karena adanya pemeliharaan terencana dan karena adanya gangguan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun