Nampaknya tubuh saya memang makin nyata membesar, ini terbukti dari si Pria itu tidak bisa melihat Cathrine yang bersembunyi di balik tubuh saya. Saya memberikan kode kepada si Pria dengan menunjuk arah belakang saya. Cathrine yang sedang sembunyi tersenyum-senyum geli menahan tawanya. Dia
senang sekali karena rencananya berjalan mulus, si Pria tidak tahu kalau ada seorang gadis kecil dibalik badan saya.
“Tarrrraaaaaaaa…. Ada Cathrine disini” teriaknya sambil bergegas berlari ke arah Pria itu.
Semenit kemudian yang ada hanya pemandangan Bapak dan anak yang melepas rindu. Cathrine menghujani Papanya dengan banyak ciuman dan pelukan. Mereka berlarian kearah pagar pembatas Bandara untuk melihat pesawat-pesawat yang sedang parkir, sesekali sambil menunjuk kearah pesawat sepertinya si Pria sudah lupa dengan beban berat di ranselnya.
**
Setelah penantian beberapa bulan akhirnya Pria yang disebut Cathrine “Papa” datang ke Palembang. Entahlah aku tak tahu menyebutnya dengan tepat antara datang atau pulang. Palembang, Kota tempat dimana Saya dan Cathrine bermukim. Hehe.. iya, benar sekali. Kami saat ini memilih untuk ‘terpisah ranjang’. Kurang lebih sudah hampir 6 tahun saya dan suami menjalani Long Distance Relationship, tepatnya sejak kami pacaran.
“Papa, Cuma dapat cuti 2 hari loh kita harus maksimalkan!” tegasnya sambil memacu sepeda motor.
Tentu saja saya sudah membuat itinerary lengkap kegiatan kami 2 hari kedepan. Dimulai dari membuka mata sampai kembali ke peraduan.
“Siang nanti kita ke kantor bentar, pas mama di kantor kalian ke Mall aja. Kelar kerjaan mama, kita lanjut ke Supermarket bentar. Besok Papa antar Cathrine sekolah, trus hari Sabtu kita antar Cathrine Lomba mewarnai, trus ke Skin care.. oh iya kita makan siang diluar aja. Next, ke sekolah musik Cathrine trus… bla..bla… “ ujarku tanpa henti.
“Oke ma.. mama atur aja ya. Pokoknya papa mau-nya sama Cathrine” ucapnya sambil memegang tangan Cathrine yang melingkar dipinggangnya.
Cathrine tersenyum puas. Pak Suami hanya bisa mengiyakan semua yang saya katakan, nampaknya dia sudah terlalu lelah untuk menawar permintaan saya, wajar saja untuk mengejar penerbangan pagi pak suami pasti kurang tidur semalam.