Menjadi salah satu alumni STT PLN Jakarta adalah salah satu kebanggaan dalam kehidupan saya. Pada awalnya, memang tidak pernah terbayangkan bahwa saya akan bekerja di perusahaan PT.PLN ini, bahkan berkuliah dan menuntut ilmu di kampus ini pun, saya hanya bertujuan untuk membahagiakan ke dua orangtua. Bangku perkuliahan di STT PLN ini, saya tempuh dalam waktu empat setengah tahun dan telah di wisuda pada bulan Februari 2014 dengan IPK Â yang sebenarnya tidak terlalu memuaskan tapi cukup untuk membawa saya ke perusahaan ternama di Indonesia.
 Setelah dinyatakan lulus sidang akhir saya tidak menunggu lama untuk bisa bekerja dan menghasilkan uang sendiri. Setiap kali ada event jobfair, saya tidak ragu untuk mendaftar di setiap perusahaan yang berhubungan dengan teknik. Bahkan pada saat itu, saya juga mendaftarkan diri ke perusahaan PT.PLN sehubungan dengan BUMN Carrier Day yang diselanggarakan di Senayan Jakarta.
Kemudian setelah menunggu beberapa minggu, pengumuman untuk mengikuti tes selanjutnya pun keluar. Alhamdulillah, saya dipanggil beberapa perusahaan dan salah satunya adalah perusahaan PT.PLN. Ini adalah pengalaman pertama untuk saya dalam mengikuti seleksi menjadi seorang pegawai. Seleksi PLN yang saya ikuti tersebut, dilaksanakan di Gedung Pertamina yang terletak di daerah permata hijau, Jakarta Barat. Â Sesampainya disana, saya melihat begitu banyak peserta seleksi yang memenuhi aula olahraga. Tetapi hal tersebut tidak mematahkan semangat saya untuk tetap terus berjuang dan mengabdi di perusahan besar ini.
Pada saat itu keberuntungan tidak berpihak, sehingga saya gagal dalam seleksi tes PLN. Tetapi kegagalan tersebut tidak menghalangi saya, sebaliknya semakin memberikan motivasi untuk menjadi lebih baik kedepannya. Saya tidak menyerah dan tetap mengirimkan lamaran ke setiap perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan.
Seminggu sebelum di wisuda, ada sebuah panggilan dari perusahaan swasta yang bergerak di bidang minyak dan gas. Panggilan tersebut langsung saya terima tanpa harus berpikir panjang meskipun berbeda dengan ilmu yang saya pelajari. Tetapi saya berusaha mengambil sisi positif bahwa dengan memulai sesuatu yang baru, akan menambah wawasan dan pengalaman bagi diri saya sendiri.
Hari pertama bekerja di perusahaan tersebut, saya diberi kesempatan bersekolah lagi agar bisa mendapatkan sertifikat MIGAS yang waktu itu adalah sertifikat inspektur bejana tekan. Hal ini sungguh memberatkan saya, dikarenakan beberapa hari lagi saya akan di wisuda. Dimana hari tersebut merupakan hari yang sangat membahagiakan bagi saya pribadi, terlebih lagi melihat kedua orangtua yang tersenyum dengan iklas menyaksikan anaknya yang telah selesai mengeyam pendidikan. Di sisi lain, saya tetap harus bertanggung jawab atas pekerjaan, sehingga saya harus tetap berangkat untuk diklat MIGAS selama dua minggu yang akan dilaksanakan di salah satu hotel berbintang di puncak Bogor.
Sehari sebelum wisuda, saya berusaha berbicara kepada panitia diklat supaya di ijinkan untuk mengikuti wisuda. Dan, saat itu panitia diklat tidak mengijinkan saya untuk pergi mengikuti wisuda. Tetapi saya mencoba menceritakan semuanya dan akhirnya saya mendapatkan ijin meskipun hanya setengah hari. Rencana awalnya semua keluarga besar saya akan datang, namun berhubungan dengan kondisi saya yang tidak memungkinkan, akhirnya hanya Bapak dan Ibu saya yang datang ke Jakarta. Semua itu dikarenakan jarak yang sangat jauh dari kampung halaman saya di Bukit tinggi ke Jakarta. Saat itu, saya merasa sedih karena saya tidak bisa menjemput orangtua di bandara dan tidak bisa mengajak keliling kota Jakarta.
Pada hari wisuda, saya berkesempatan bertemu hanya sebentar dan pertemuan itu hanya bisa saya lakukan di gedung wisuda saja. Setelah acara selesai, saya langsung berpamitan kepada orangtua untuk berangkat ke diklat supaya tidak terlambat. Sempat terlintas dipikiran saya untuk meninggalkan diklat, namun hal itu saya abaikan karena tidak ingin mengecewakan kedua orangtua.
Pada tahun 2015, saya mengikuti seleksi PLN yang ke dua. Sebenarnya dalam setahun, PT. PLN membuka lowongan pekerjaan yang cukup banyak, tetapi saya hanya mengikuti seleksi yang berdekatan dengan lokasi domisili saya yaitu melalui Kampus Polban Bandung. Kegagagalan saya yang pertama, menjadikan bekal yang sangat berharga untuk mengikuti seleksi PLN yang ke dua. Saya tetap memberanikan diri untuk mengikuti tes, karena saya memiliki impian untuk hidup yang lebih baik di kemudian hari. Â Pada tes PLN yang ke dua ini, ternyata tidak membuat saya beruntung sehingga saya gagal di tes laboratorium. Kejadian ini saya jadikan batu loncatan untuk mendaftarkan diri pada lowongan yang akan dibuka selanjutnya.Â
Masih pada tahun yang sama, saya mengikuti seleksi lowongan pekerjaan di PT PLN untuk yang ke tiga kalinya. Masih dengan tempat dan suasana yang sama, tahap demi tahap pun saya lewati. Alhamdulillah, saya BERHASIL diterima di perusahaan PT.PLN yang saya impikan sejak dulu. Hal itu membuat saya sangat bahagia. Â Namun, dibalik kebahagiaan yang saya rasakan, ada satu hal yang saya khawatirkan karena saya masih bekerja di perusahaan lain.
Sesuai dengan perjanjian pertama saat memasuki perusahaan ini, saya sedikit kurang konsisten dengan apa yang saya janjikan sebelumnya. Akan tetapi setelah saya berbicara empat mata dengan direktur, beliau memahami dan mengijinkan saya untuk mengundurkan diri dari perusahaan dengan damai. Akhirnya, saya berpamitan dengan direktur dan semua pegawai dan melangkah pulang untuk mempersiapkan kebutuhan di perusahaan baru yaitu di perusahaan PLN ini.
Proses pertama yaitu prajabatan PT.PLN . Saya ikuti proses ini dengan baik dan benar mulai dari kesamaptaan sampai dengan ujian akhir atau sama dengan siding skripsi seperti halnya dengan kuliah. Proses prajabatan ini begitu tertata dengan rapih, sehingga saya sangat menikmati setiap prosesnya. Dari semua proses prajabatan ini, yang paling menakutkan yaitu pengumuman penempatan. Hal ini dikarenakan saya masuk melalui jalur strata satu dan harus siap ditempatkan di seluruh unit PLN baik di pelosok Indonesia sekalipun.
Hal ini tidak terlalu saya pikirkan karena sejak dahulu saya sudah terbiasa hidup mandiri dan jauh dari kampung halaman. Dan, Alhamdulillah saya ditempatkan di pulau Jawa yaitu di unit PLN penunjang daerah Merak.
Sekarang saya sudah mengabdi pada perusahaan ini, banyak hal baru yang saya dapatkan baik negative maupun positif. Namun, hal itu sangat saya nikmati. Semua itu merupakan proses untuk mencapai apa yang saya impikan. Keberhasilan memang sebuah impian semua orang, tetapi bagi saya hal itu adalah proses yang sangat panjang dan menarik. Sehingga kehidupan saya bisa lebih berarti. Keputusan apa yang saya ambil di masa lalu adalah sebuah keputusan yang telah saya pikirkan dan tidak akan pernah saya sesali. Menjalani setiap proses kerja keras dengan konsisten dan komitmen yang kuat adalah sikap utama untuk menggapai semua yang di impikan, maka dari itu, keberhasilan akan menghampiri sendirinya. Sekian dan terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H