"Rakor ini rasa rasanya sulit. Maafkan saya semua yang hadir pada kesempatan ini. Saya minta pak sekda bagaimana rakor. Katanya susah pak, anggota dewan banyak yang perjalanan dinas. Jadi, variabel-variabel ini bisa kita maklumi. Contoh saja, untuk membuat kuorum tempat ini agak susah," ungkapnya.
Taufan Pawe juga menjawab terkait penyerahan KUA PPAS. Pihaknya menarik kembali draf yang telah masuk (ke DPRD) lantaran dirinya belum mengoreksi isinya.Â
Ia juga menyalahkan Sekda Kota Parepare Iwan As'ad yang langsung memasukkan KUA PPAS tanpa persetujuannya.Â
"Saya katakan tegas tarik itu KUA PPAS kita bahas bersama. Demi keseriusan saya, sampai di Padang pun saya bahas, demi Allah ini. Saya bawa berkas KUA PPAS, Ada apa ini, kenapa tidak dilaporkan ke Wali Kota baru diserahkan," tegasnya.
"Saya kaget. Setelah saya pelototi (KUA PPAS), uang miliar harus saya buang. Tidak boleh. Rupanya banyak titipan-titipan di situ," katanya dengan lantang.
Usai Taufan Pawe menjawab itu, Yusuf Lapanna kembali intrupsi dan menanggapi jawaban walikota yang menganggap dirinya berasumsi.Â
Yusuf klaim fakta terkait anak mengemis karen dirinya sendiri yang berbicara langsung dengan anak-anak tersebut.Â
Sedangkan terkait jadwal koordinasi menilai wali kota mendapat informasi salah dari Sekda yang mengatakan anggota dewan banyak yang perjalanan dinas.Â
"Kami di DPRD melakukan rapat minimal 3 kali dalam sepekan. Jadi tidak benar itu informasi yang bapak terima dari Sekda," Ucapnya.Â
Disinilah mulai menyulut emosi Wali Kota Taufan Pawe mendengar sanggahan tersebut. Keduanya pun akhirnya saling bentak dan saling tunjuk, hingga membuat peserta sidang ikut berdiri dan sebagian berusaha menenangkan keduanya yang telah tersulut emosi.
Termasuk pimpinan sidang Tasming Hamid dan Rahmat Sjamsu Alam membuat suasana segera mencair.