Mohon tunggu...
HIZWA JANUAR
HIZWA JANUAR Mohon Tunggu... Mahasiswa - talk less, do more!

saya adalah seorang pria yang suka dengan menyapu. menyapu masa lalu saikkk!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Unik Pameran Foto dari Bandung Photography Month di Pasar Antik Cikapundung

26 Oktober 2021   00:02 Diperbarui: 26 Oktober 2021   09:52 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pameran adalah sebuah wadah atau medium untuk para seniman mencurahkan pikiran, perasaan dan karya yang mereka hasilkan dari keresaan tentang dirinya sendiri, orang lain, lingkungan ataupun keadaan. Bukan hanya sebagai wadah untuk mereka para seniman unjuk gigi, tetapi pameran juga adalah sebuah ruang bebas untuk para seniman mengekplorisasi gagasan karyanya sebebas mungkin. Dan acara pameran foto ini diselenggarakan oleh Bandung Photography Month, ia selalu mengeksekusi pengemasan setiap pameranya dengan sesuatu yang segar dan konsep baru yang dirasakan oleh para penikmat karya di pameran tersebut. Pada tahun lalu Bandung Photography Month mengagas media pameran yang akan diselegarakan dalam ruang bus yang disimpan di depan Gedung Sate.

Dan pada tahun ini ia mengemasnya dengan konsep yang lebih menarik, dengan memajang setiap karya senimanya di tempat yang tidak akan banyak orang menyangka karya tersebut dipameran. Salah satu media pajangan adalah barang - barang antik yang berhubungan dengan setiap konsep karyanya masing-masing. Seperti karya foto yang berkaitan dengan gudang, lalu seniman tersebut menginterpretasikan dengan barang-barang yang identik penempatanya atau fungsinya sebagai media untuk mempamerkan karya tersebut. Sehingga penikmat seni sendiri dengan rela mengeksplore ruangan dan barang barang yang ada di Pasar Antik Cikapundung untuk mendapatkan setiap karya yang hadir dalam pameran foto ini.

Konsep para pengunjung mencari setiap karya adalah bentuk dari penghargaan dan ada dorongan dari naluri untuk mencari berbagai macam karya yang hadir melalui media-media di pasar. Akibat dari konsep yang menarik membuahkan hasil untuk berusaha dan menghargai setiap karya yang ada. Konsep ini juga mengajarkan sepada para seniman fotografi muda bahwa pameran foto itu bukan hanya menampilkan saja foto tapi bagaimana cara konseptor pameran tersebut bisa melihat keranah tersebut, ranah yang mana membuat pengunjung tertarik untuk berusaha mencari karya-karya yang tersembunyi.

Pameran ini digagas oleh Wahyu Dhian untuk mewadahi insan kreatif dalam bidang fotografi Bandung memunculkan karyanya dengan melakukan proses kurasi terhadap setiap karya yang diikut sertakan, dan alhasil pameran ini berlangsung selama satu bulan. Pameran ini mulai diselenggarakan pada tanggal 16 Oktober 2021 - 16 November 2021. Bagi penginjung yang ingin menghadiri atau ikut memaknai karya fotografi di Pasar Antik Cikapundung bisa langsung menaiki tangga hingga lantai tiga. pengunjung akan merasakan keunikannya sendiri dari pameran ini, Dalam penyelengaraannya sendiri pameran ini memiliki dua sesi, untuk sesi yang pertama dan sedang berlangsung pameran foto ini menghadirkan tiga tema, yaitu:


 Membekukan Waktu Menghayati Ruangan

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Dalam tema ini seniman mencoba mengabadikan sebuah momen atau bisa dianalogikan sebagai bentuk dari proses pembekuan waktu, yang mana waktu itu berbicara soal peristiwa yang terjadi dalam frame yang dipilih oleh penciptanya untuk ia publikasikan sebagai karya. Dan frame itu berbicara soal pemaknaan, emosi, pikiran, perjalanan yang seniman itu sendiri rasakan. Bukan hanya persoalan waktu yang jadi poin penting dalam tema foto ini yang dipamerkan, tapi ruang yang hadir dalam frame itu juga berbicara. Karena ruang sendiri adalah bentuk dari saksi bisu sebuah fenomena dalam frame itu hadir, ruang juga berbicara tentang bagaimana kita sebagai manusia berinteraksi, memunculkan eksistesi kita sebagai makluk hidup itu dalam sebuah ruang. Maka konteks ruang tidak akan bisa dipisahkan dari keresahan dan sebuah fenomena yang para seniman angkat dalam setiap karyanya.

Gagasan dari karya ini diperkuat dengan media yang seniman gunakan yaitu benda benda yang biasa kita lihat secara empiris berkaitan dengan setiap karya dari setiap seniman. Dan keunikan dari tema "Membekukan Waktu Menghayati Ruangan" setiap karya itu dipajang dalam bentuk-bentuk yang unik, seperti didalam lemari, didalam laci dan masih banyak lagi. Secara tidak langsung konsep pengujung mencari karya tersebut ada proses pengenalan barang-barang yang dijual dalam ruang tersebut, atau biasa disebut sebagai bentuk dari proses promosi tidak secara langsung dari pihak Pasar Antik Cikapundung sendiri.

Potret Diri: Resiliensi

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Pengaruh dari penyebaran wabah virus, menyebabkan penghambat proses interaksi dari setiap individu. Salah satunya proses pameran seni ini, yang mengundang banyak antusias pengunjung untuk berkumpul dalam menikmati sebuah karya dari senimanya itu sendiri. Dampak yang terjadi dari pengaruh wabah tersebut semua orang termasuk pelaku seni dibatasi dalam bergerak dan berinteraksi satu sama lain. Dan proses pembatasan ruang gerak orang-orang masih berjalan sampai saat ini yang menyebabkan terdapat tekanan yang menyerang setiap individu agar tahan untuk tidak keluar rumah. Sehingga setiap orang mengalami tekanan batin yang memaksanya untuk terbiasa dengan situasi yang baru dan harus dilakukan oleh semua orang. Ruang public yang biasa digunakan sebagai media interaksi antar individu, sekarang hanya sebuah ruangan kosong dan mati akibat dari tidak dipergunakan, dan Kesehatan mental setiap orang mulai memburuk akibat mereka dibatasi ruang interaksinya.

Momen pameran ini ada sebagai obat dari para pelaku seni mencurahkan keresahan yang mereka pendam sejak awal. Dan tema "Potret Diri: Resiliensi" adalah sebuah perwujudan dari karya yang melihat sudut pandang dari diri dan melihat diri sendiri. Dan pemaknaan setiap karya yang hadir bukan hanya persoalan dari keterangan karya yang dihadirkan oleh setiap seniman, tetapi karya tersebut adalah bentuk dari persoalan diri setiap individu yang terabaikan tetapi berpengaruh besar terhadap kehidupannya masing-masing. Dan setiap karya yang hadir, mereka menggunakan media cermin yang bertujuan untuk menyadarkan pengunjung akan konteks yang disampaikan oleh seniman kepada audiens dan pemaknaan cermin adalah sebuah refleksi diri kita masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun