Mohon tunggu...
Hizriansyah Al Hijr
Hizriansyah Al Hijr Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Bima

Public Health || Occupational Health and Safety || Health management information system || Environmental Health || Part of Nusantara Sehat, Papua || FB Id : Hizriansyah Al Hijr || IG id : hizriansyah_alhijr || Dena, Bima-NTB

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Memilih Lanjut Nusantara Sehat Individual atau Beasiswa?

23 Desember 2021   12:08 Diperbarui: 23 Desember 2021   13:40 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto di ambil saat sedang melaksanakan kuliah Daring UGM/Dokumentasi pribadi

Pada tulisan ini, kami mencoba menuliskan 4 hal dasar, yang antara aku, kamu, dia, atau bahkan mereka yang satu sama lainnya pasti memiliki perbedaan pandangan. Untuk hal-hal yang lebih teknis, kita bisa diskusi lebih jauh yah (boleh ke ig kami @hizriansyah_alhijr).

Apa saja ke 4 hal yang mendasar itu?

1.  Orientasi

Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah menemukan orientasi kita masing-masing. Sebagai contoh. Hampir ke 20 orang aku menanyakan "Apa orientasi mereka lanjut penugasan Nusantara Sehat individual?" hampir keseluruhan nya menjawab tidak memiliki kepastian pekerjaan dan persoalan income. Sederhanya demikianlah jawaban mereka. Padahal, beasiswa juga memberikan income loh. Tapi berupa living cost. Ups, maaf kecoplosan! Ini cukup jadi rahasia antara kita saja yah.

Nusantara Sehat adalah tentang jutaan anak muda yang di tempatkan di daerah-daerah yang paling membutuhkan di seluruh pedalaman Indonesia. So, ingat! aku tidak mengeneralisir semuanya yah. ini murni orientasi 20 orang yang aku ajak komunikasi. Apakah yang lain bisa berbeda? Tentu pasti! antara aku, kamu, dia dan mereka berpotensi memiliki jawaban yang berbeda-beda. Dan tentu saja, ini juga berpotensi menggambarkan yang lain nya. Lantas, kamu sendiri memiliki jawaban apa?

Tapi satu hal lagi yang perlu kita sepakati. Kita sadari bahwa kehadiran kebijakan penugasan khusus melalui program Nusantara Sehat menjadi berkah tersendiri bagi jutaan anak muda Indonesia. Sekali lagi! Nusantara Sehat menjadi berkah tersendiri bagi jutaan anak muda Indonesia.

Rasa-rasanya dari tadi aku hanya bicara tentang orang lain yah. Padahal, aku tak sepenuhnya memahami mereka. Bukankah narasi juga bisa menipu? Baik, selanjutnya agar informasinya lebih akurat, kita sandingkan antara cerita yang lain dengan alasan dibalik pilihan ku sendiri. Karena yang paling paham tentang ide/gagasan, narasi dan aksi diri sendiri selama bersama Nusantara Sehat adalah aku sendiri.

Bagaimana? Sudah cukup adil kan?

Baik! Kita mulai pertanyaan di tujukan kepada diri ku. "Apa orientasi aku menjatuhkan pilihan pada beasiswa?" oh iya, omong-omong saat ini aku menjatuhkan pilihan pada program beasiswa yah.

Flashback dikit. Masih ingat tentang tukang pos? masih ingat bagaimana tukang pos menjadi tempat favorit untuk kita mengirim surat? Apakah hari ini masih demikian? Kita tahu. Saat ini justru email menjadi cara baru kita dalam mengirim surat. Pun hari ini kau tahu, bahwa banyak bermunculan jenis-jenis profesi baru seperti Social Media Specialist, Big Data Analyst, Food Stylest, UI/UX Designer, Digital Marketing, Content Writer dan sebagainya.

Maksud ku gini! Aku sedang memaksa diri ku untuk tidak terpukau atas cerita hari ini tetapi aku memacu diri untuk gelisah cerita masa depan. Meskipun, hari esok kita adalah hak prerogatif dan rahasia tuhan.

QS Lukman (31) : 34 "Tidak seorangpun diantara kalian yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang di usahakannya dihari esok"

Tadi mereka bicara soal kepastian pekerjaan dan income bukan?

Pertanyaan nya adalah (mohon maaf) apakah Nusantara Sehat memiliki kepastian pekerjaan? Tentu kita bicara dalam jangka panjang yah. Bagaimana jika terjadi perubahan fundamental pada kebijakan penugasan khusus hari ini?  Eits, tapi tentu kita tetap berharap dan berdoa agar program ini memiliki kesinambungan. Tapi, bukankah diri kita juga perlu mempersiapkan segala hal yang menjadi kemungkinannya? 

Barangkali disebagian tempat sangat mudah untuk mencari lowongan pekerjaan kontrak yang baru. Tapi kita juga tak bisa menafikan bahwa sebagian tempat di Indoensia ini sangat sulit mendaptkan lowongan pekerjaan kontrak, kecuali menjadi tenaga sukarela. Biar ku ulangi sekali lagi. Kecuali menjadi tenaga sukarela! Ini juga mejadi alasan kenapa Nusatara Sehat menjadi berkah tersendiri bagi jutaan anak muda indonesia.

Untuk itu, bagi ku. Cara terbaik untuk mempersiapkan perubahan itu adalah pendidikan. Karena bagi ku pendidikan adalah investasi terbaik untuk diri sendiri. Ibarat perang, pendidikan adalah panduan dalam menyusun strategi nya. Eits, sekali lagi. Ini bagi ku! Belum tentu kamu, dia atau mereka demikian. Semuanya memiliki keabsahan masing-masing.

Barangkali kamu juga bertanya. Apakah aku sama sekali tidak menginginkan memilih Nusantara Sehat Individual? Tentu jawabanya tidak! Mungkin saja setelah pendidikan aku kembali memilih Nusantara Sehat Individual. Bukankah kita masih memiliki peluang yang sama?

2.  Tujaun

Aku sendiri meyakini, jutaan anak muda yang sedang berkarya melalui Nusantara Sehat adalah mereka yang sepenuhnya mengerjakan segala sesuatunya dengan hati. Dengan berbagai kompleksitas yang ada di pedalaman Indonesia, tidak menjadikan mereka roboh dalam berprinsip. Meskipun kadang-kadang dibelakang masih merasa jengkel yah. Hehe

Tapi bukankah tidak semua orang mau dan mampu melakukan itu?!

Iwan, AMAK mengatakan "masih terdapat banyak hal yang ingin saya berikan kepada masyarakat, tetapi waktu berjalan begitu cepat. Sehingga melanjutkan lagi NSI menjadi cara balas dendam saya untuk memberikan kontribusi terbaik bagi masyarakat. Ya,meskipun ditempat yang berbeda"

Victor N Hiuw, Amd.AK "sejujurnya berawal dari saya tidak lulus di kampus tujuan, kemudian dompet semakin menipis dan kebetulan disaat yang sama bertepatan di bukanya lokus baru. Ya sudah, NSI ku anggap saja sebagai jalan belajar sekaligus mengenal Indonesia. Dan yang paling penting bang, barangkali dapat bonus menemukan jodoh" pungkasnya.

Sekali lagi. Apapun itu! Semuanya memiliki keabsahan masing-masing.

Bukankah tidak semua orang mau dan mampu melakukan itu?

3.  Target

Omong-omong nih! Bagaimana perjuangan hebatnya di Nusantara Sehat? Sudah sejauh mana menjadi agent of change nya? Bagaimana rasanya menjadi motivator, fasilitator dan katalisator dalam mempengaruhi budaya kinerja? Sudah berapa banyak komponen lintas sektor yang di gandeng untuk berkolaborasi? Sudah berapa produk kebijakan yang dihasilkan dalam meraih berbagai tujuan dalam program kesehatan?

Tentu, sudah banyak cerita hebat kamu kan? Dan itu, memiliki tujuan mulia. Tentu memiliki nilai yang sangat berkesan dalam sejarah hidup masing-masing. Lebih-lebih memiliki nilai pahala yang cukup besar di hadapan tuhan. 

Sekali lagi! Bukankah tidak semua orang mau dan mampu melakukan itu?

Pun harus kau tahu! bahwa aku sendiri memiliki banyak cerita yang kurang memuaskan. Banyak hal yang tidak mampu ku jangkau. Banyak hal yang tidak mampu ku advokasi sehingga tak ada satupun produk keijakan yang secara khusus untuk kesehatan. Banyak hal yang tidak mampu ku ajak berpartisipasi. Tentu, cukup malu aku ungkapkan ini di hadapan kalian. Sungguh, aku betul-betul malu, kawan!

Untuk itu, meningkatkan kualitas dan intelektualitas diri sendiri menjadi target yang wajib ku upayakan saat ini. Dan melalui dunia pendidikan akademik, dalam pandangan ku mampu menawarkan banyak hal. Diantaranya adalah keterbukaan wawasan, menumbuhkan cara berpikir kritis dan berpikir sistem, mengasah komunikasi dan belajar kolaborasi, meningkatkan literasi dan softskill, meningkatkan intelektualitas dan daya saing, merperluas jejaring (networking) baru, problem solving serta melatih leadership. 

Juga tak kalah pentingnya saat ini adalah meningkatkan pemahaman penggunaan teknologi. Karena penggunaan teknologi digital menjadi kunci utama era revolusi industri 4.0 dewasa ini. Bahkan jika kita sedikit membaca berbagai riset ilmiah, mengungkapkan bahwa saat ini penggunaan teknologi digitial mengubah pemberian layanan kesehatan diseluruh dunia. 

Tapi sayang, pandemi saat ini merubah segala tatanan kehidupan yang ada. Tak terkecuali dunia pendidikan. Jadi kerugian terbesar kami saat ini adalah harus rela dan mau segala proses belajarnya via online. Ada banyak hal kehilangan kesempatan yang tak bisa kami jelaskan disini ketika proses belajarnya seperti ini. Tapi, apapun itu. Tetap bersyukur telah sampai pada titik ini.

4. Proyeksi

Pendidikan bukan hanya sekedar bertujuan untuk menjadi manusia yang pintar apalagi untuk sekedar meraih kekayaan, tapi agar mampu membawa kemaslahatan dalam kehidupan, Juga meningktakan kedewasaan emosional, sehingga kita sadar bahwa kita tidak sempurna dan tidak selalu punya jawaban atas segala sesuatu. Idealnya sih demikian.

Meningkatkan kompetensi dan intelektualitas diri melalui pendidikan akademik adalah salah satu jalan yang di pilih untuk memantaskan diri agar mampu memaksimalkan potensi ketika mendapatkan amanah yang serupa lagi di kemudian hari. Disisi lain, kita tahu kebutuhan akan keterampilan dan softskill dalam pengembangan karir semakin bervariasi dan berbeda. 

Kenapa berbeda? Hal ini tentunya juga dipengaruhi oleh perubahan berbagai aspek kehidupan yang diakibatkan oleh perkembangan zaman dan persaingan dunia kerja yang semakin ketat.

Apa kaitanya dengan pendidikan yang menjadi pilihan kami saat ini?

Universitas adalah menjadi salah satu tempat sumber ilmu pengetahuan. Universitas juga menjadi salah satu tempat yang mampu membentuk sinergitas antara bakat dan kecerdasan menjadi satu kesatuan. Sehingga memang melalui pendidikan yang kami proyeksikan adalah sebagai cara agar tetap antisipasi dan supaya selalu relevan dan tetap bernilai kedepannya.

Ku ulangi. Sebagai cara agar tetap relevan dan selalu bernilai kedepannya!

Barangkali kamu juga bertanya, Kenapa itu harus melalui pendidikan?

Aku sendiri membayangkan mendapatkan aji mumpung dimana para dosen dan para pakar ilmu pengetahuan di berbagai bidang di dunia akademik menjadi sponsor dan sekaligus mentor kita untuk menemukan jalan menuju puncak cita-cita. Kita tentu tahu bukan? bagaimana sulitnya mencari sponsor dan bagaimana mahalnya mendapatkan mentor. Apalagi semua itu berkaitan dengan karir.

Dan apapun pilihan saat ini, perlu kita syukuri. Karena bekerja juga adalah ibadah. 

QS An Naba (78) : 11 "Dan kami jadikan siang untuk mencari penghidupan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun