Mohon tunggu...
Hizriansyah Al Hijr
Hizriansyah Al Hijr Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Bima

Public Health || Occupational Health and Safety || Health management information system || Environmental Health || Part of Nusantara Sehat, Papua || FB Id : Hizriansyah Al Hijr || IG id : hizriansyah_alhijr || Dena, Bima-NTB

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bertaya dalam Keterbatasan?! (#SKM dikebiri)

9 Mei 2016   20:30 Diperbarui: 9 Mei 2016   20:55 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang saya baca, loyal itu patuh, setia, taat dan tunak. Dalam hal ini tentu setiap karyawannya perlu bersama-sama membangun komitmen, pengorbanan dalam mewujudkan Value, visi dan Misidan masing-masing karyawannya pun dituntuk untuk mengikuti petuahpemimpinnya. Dalam pandangan saya, tentu mereka yang digaji setiap bulan oleh pemerintah dengan uang Negara (ASN, PTT Pusat, PTT Daerah) maka mereka-mereka dengan profesi tersebut oleh para legislatif dan eksekutif dimasing-masing daerah bahkan ditingkat pusat negeri ini telah mendesain sedemikian rupa terkait tugas, fungsi, kemanfaatan dan perannya dalam membangun kesejahteraan masyarakat dinegeri ini. Dalam tugasnya, jelas rutinitasnya tak boleh terlepas dari sebuah aturan yang berlaku.

Lalu bagaimana dengan kehadiran tenaga sukarela?!

Sekali lagi, Bagaimana aturan untuk mereka berfungsi?!

Bagaimana aturan tersebut mengikatnya?!

Bagaimana arti loyalitas untuk mereka?!

Apakah para sarjana muda ini pandang sama dengan mahasiswa magang?!

Keadaan ini mengingatkan saya pada sepenggal kalimat yang dituliskan saudara Arif Rahma di kompasiana.com“Pegawai atau sekedar penggangguran Berseragam?”. Ini cukup sedikit menjawab pertanyaan saya dalam keterbatasan ini.

Sebagai SKM mereka diamanahkan untuk mampu memperjuangkan hak kesehatan pada setiap masyarakat dan sewajarnya pula mereka bekerja melibatkan diri dan bersatu dengan masyarakat. Bagi saya, saya cukup terinspirasi akan sebuah semboyan profesi ini “Public Health Warriors”. Iya…! Menjadi Prajurit Kesehatan Masyarakat untuk memperjuangkan hak-hak mereka untuk hidup sehat.

Lalu bagaimana dengan SKM dalam kapaistasnya sebagai tenaga sukarela yang tenaganya tidak dilibatkan secara masif dalam pemberdayaan masyarakat namun oleh pimpinan tidak berikan ruang untuk melibatkan diri dengan masyarakat?!

Tentu kita paham bahwa terdapat kekurangan sumber daya yang ada dipuskesmas baik itu program maupun pembiayaannya. Dengan keadaan ini, saya selalu mencoba untuk ikut berkompetisi dalam setiap peluang yang saya dapatkan informasinya, jangan bertanya sudah berapa banyak kegagalan-kegagalan yang saya lewati dalam hal ini (Sedikit curhatan tentang saya yang beberapa hari lalu di pecat karena mengikuti riset kesehatan!)

Alhamdulillah Pada kesempatan kali ini saya dihantarkan sampai pada bergabungnya dengan tim Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia untuk menjadi Enumerator dalam Survey Penggunaan Alat Kontrasepsi Jangka Panjang dengan penempatannya di daerah saya tinggal (Pemantauan dan evaluasi). Saya pikir ini adalah salah satu jalan saya untuk mewujudkan ekpektasi saya sebagai SKMersyang dalam mengaplikasikan ilmunya sangat erat kaitannya dengan dua hal; yaitu ‘kesehatan’ dan ‘masyarakat’.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun