Mohon tunggu...
Hizkia RonaldusSilalahi
Hizkia RonaldusSilalahi Mohon Tunggu... Guru - Tidak ada perjuangan yang sia-sia, maka tetap lah lakukan yang terbaik yang bisa dilakukan

Tidak ada perjuangan yang sia-sia, maka tetap lah lakukan yang terbaik yang bisa dilakukan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Resensi Buku Tan Malaka, "Madilog"

8 September 2019   23:38 Diperbarui: 28 Juni 2021   18:46 2760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengulas Resensi Buku Tan Malaka,

Bangsa indonesia memandang bahwa apa yang dialaminya adalah sebuah takdir atau juga kekuatan supranatural/ gaib, cara pandang ini disebut oleh Tan Malaka sebagai logika mistika.

Cara cara seperti ini akan melumpuhkan/menghancurkan pikiran ketimbang berpikir untuk mencari solusi untuk menyelesaikan masalahnya lebik baik mereka rasa untuk berguru atau mengharapkan kekuatan-kekuatan gaib yang menjadi andalan mereka untuk menutupi rasa takut itu sendiri. 

Dalam hal ini Tan Malaka menuliskna madilog untuk merevolusi paradigma tersebut, Madilog adalah sebuah akronim dari materialisme, dialektika, dan logika yang menjadi titik pokok nya.

Baca juga : Tan Malaka, Popularitasnya di Mancanegara, dan Kecintaannya Pada Membaca

Materialisme, diambil dari pemikiran seorang Karl Marx dan sahabatnya Friedrich Englas. Karl Marx sendiri terkenal sebagai bapak dialektis materialism dan surplus value, yakni nilai-nilai lebih yang dihasilkan oleh buruh namun yang menjadi penguasa nya adalah kaum kapitalis. 

Englas sendiri adalah sahabat Karl Marx yang meneruskan menulis "DAS CAPITAL" yang belum selesai dituliskan Marx karena meninggal. Materialisme adalah sebuah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi, materialisme lebih condong pada panca indra ketimbang insting ataupun kepercayaan dalam mempelajari/mencapai suatu ilmu.

Logika, berarti pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa atau singkatnya tata cara berpikir, logika menjadi penentu dalam keadaan dua pilihan, ya atau tidak, mati atau hidup, tinggi atau pendek,dsb. Tan Malaka sendiri memberitahukan/mengenalkan prinsip logika dasar seperti conversion, obversion, dan syllogism.

Baca juga : Tak Ada yang Mampu Menewaskan Perjuangan Sejati (Tan Malaka)

Dialektika, yang berdasarkan pikiran yang pada hegalisme, tidak ada suatu kebenaran yang absolut. Dalam hal ini Tan Malaka memberikan contoh waktu, dimana seiring berjalan nya waktu akan selalu ada pertentangan/pergerakan yang akan membawa dampak/perubahan besar. 

Tan malaka menjelaskan bagaimana seorang Alva Edison bisa dikatakan pintar dan bodoh, dimana sewaktu dia kecil dia dianggap idiot yang bodoh dan akhirnya dia dikeluarkan dari sekolah, namun setelah dia dewasa dia berubah menjadi Edison yang sangat jenius dan membawa dampak yang sangat besar terhadap dunia.

Dari ketiga hal penting yang saya tulis secara singkat ini dapat menjadi panduan berpikir kita agar menjadi realistis, pragmatis, dan fleksibel, dan dalam buku ini juga saya dapat melihat bahwa Tan Malaka selalu mengatakan secara berulang-ulang "membaca" disini saya melihat bahwa Tan malaka ingin si pembaca mengetahui penting nya ilmu pengetahuan.

Hal ini juga erat kaitanya dengan kondisi rakyat Indonesia sendiri yang masih menganut feodalisme, bermentalkan budak, dan mengkultuskan tuyul, dan karena itu masyarakat semakin tertinggal dan menjadi tabu terhadal hal-hal yang berbau pengetahuan, tetapi kita selalu menyuarakan agar kita lepas dari jeratan kelaparan dan kemiskinan tapi tidak ingin berubah menjadi lebih baik atau bisa juga saya sebut tidak menjadi kaum proletar yang berpengetahuan.

Baca juga : Tan Malaka, Komunisme, Pan-Islamisme, dan Pancasila

Dan saya juga ingin menceritakan bahwa sosok Tan malaka ini sangat luar biasa dia menuliskan buku ini hanya bermodalkan ingatan nya saja tentang buku-buku yang sudah dibaca nya, dan dia juga selalu mencantumkan nama nama tokoh tokoh besar untuk melengkapi isi dari bukunya.

Dan jujur aja ya, saya juga kesulitan mengartikan beberapa kata di buku ini karena bahasa yang digunakan bahasa yang baku dan jarang terdengar namun untuk memenuhi keinginan tahuan saya, saya berusaha semaksimal mungkin. Menurut saya buku ini memiliki nilai yang sangat tinggi yang wajib teman teman baca.

Oleh: Elfrida Hutasoit

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun