Kegiatan produksi yang terjadi pada proses peralihan ini dapat diperkirakan seperti halnya muatan berita yang awalnya sederhana, menjadi lebih padat dan berisi.
Jika kita berbicara mengenai proses distribusi hingga konsumsi multimedia, tentu pada mulanya masyarakat bingung serta terus mencari tahu bagaimana cara menggunakannya. Begitupun para jurnalis yang dimana, pada awalnya perlu ada penyesuaian yang mantap sehingga dapat sefrekuensi dengan multimedia yang berkembang pada kala itu.
Multimedia di Era Baru
Semakin berkembangnya zaman membuat multimedia tidak hanya diam di tempat. Perkembangan terus dilakukan hingga pada tahap pengembangan yang cukup besar pada tahun 1960 yang dimana Ted Nelson menciptakan kata “hypertext”.
Saat ini, proses produksi multimedia sudah sangatlah berkembang yang dimana tidak hanya dapat dilakukan oleh seorang yang ahli melainkan dapat juga dilakukan oleh amatir seperti contohnya di website-website artikel online. Proses distribusinya pun mengalami kemudahan yang berbeda jauh dengan multimedia di era lama yang dimana konsumen lebih mudah menjangkau berita yang ada di dalamnya.
Hal ini membuat multimedia menjadi sahabat yang selalu menemani masyarakat dunia dalam mengembangkan pengetahuan serta kemampuan mereka masing-masing. Bagi jurnalis hal tersebut menjadi pisau bermata dua yang sangat mempengaruhi pekerjaan mereka dalam dunia jurnalistik.
Jurnalis dan Multimedia
Segala penulisan yang ada di dunia tidak terlepas dari keberadaan jurnalis di tengah-tengah kehidupan masyarakat dunia. Sebagian besar berita yang diketahui oleh masyarakat dunia, merupakan hasil dari kerja para jurnalis. Akan tetapi, fenomena multimedia yang ada di dunia sangatlah mempengaruhi eksistensi mereka dalam berkarir sebagai jurnalis.
Meskipun di dalam multimedia dapat memuat berita berupa teks, masyarakat sekarang akan cenderung memilih multimedia dikarenakan di dalam multimedia, berita yang disajikan lebih variatif dan tidak monoton.