"Situs Hai merupakan sebuah situs tentang hal-hal yang berkaitan penuh dengan generasi muda Indonesia. Keberadaan situs tersebut sangatlah membantu generasi muda Indonesia dalam berdinamika di dalam kehidupan sehari-hari mereka".
Situs Hai merupakan sebuah perwujudan nyata dari jurnalisme multimedia di Indonesia. Situs ini berfokus pada konten-konten yang berisikan tentang kehidupan generasi muda di Indonesia yang dimana tujuan dari hal tersebut yakni mengedukasi generasi muda agar tidak terjerumus ke dalam hal-hal negatif sebagaimana yang ketahui bersama bahwa generasi muda sangat rentan terhadap pengaruh-pengaruh negatif. Dalam upaya untuk mencapai tujuan mereka, Hai memiliki empat pilar yang dipegang teguh yakni entrepreneur, art, school life dan entertainment. Situs Hai sudah mulai beroperasi sejak tanggal 5 Januari 1977 hingga saat ini. Perjalanan panjang yang dilalui serta terkandungnya beberapa fakta dalam situs ini, berhasil menumbuhkan ciri khas bagi Hai sendiri. Inilah 5 fakta menarik tentang situs "Hai" Indonesia.
Berbentuk majalah
Pada awal debutnya, Hai merupakan sebuah majalah. Majalah Hai sendiri dibuat untuk menggantikan majalah MIDI yang dulunya merupakan majalah pria dan majalah Hai ini diperuntukan untuk siswa-siwa yang duduk dibangku SMA meskipun ada juga segelintir siswa SMP yang membaca majalah tersebut. Majalah Hai diterbitkan oleh PT Penerbitan Sarana Bobo dibawah naungan perusahaan Kompas Gramedia.
Pada kala itu, isi dari majalah ini didominasi oleh komik lokal maupun non lokal sehingga hal inilah yang membuat dunia komik Indonesia memasuki masa emasnya. Selain komik, cerita fiksi juga dimuat pada majalah ini yang tentunya menambah kekhasan dari majalah tersebut. Masuk ke era 80an yang dimana peminat komik semakin menurun dikarenakan ketenaran video rubrik, tv dan film yang kemudian pada tahun 1984, Hai berinovasi dengan cara memasukan hal-hal tersebut ke dalam majalah mereka dan pada tahun 1986 Hai dengan gencar menyajikan berita atau artikel tentang anak sekolah.Â
Dapat dikatakan bahwa era keemasan majalah Hai berada di tahun 90an dikarenakan semakin banyak penulis muda yang berbakat bermunculan untuk berdinamika di dalam majalah Hai dan dengan adanya mereka, banyak karya tulis dalam majalah tersebut yang diangkat dalam bentuk serial televisi, novel bahkan layer lebar. Akan tetapi tepat di tahun 2017, Hai resmi menghentikan percetakan majalahnya.
Pernah mengadakan aksi perdamaian.
Kilas balik ke era 80an, yang dimana pada kala itu tawuran antar pelajar sangatlah marak terkhususnya di Jakarta pada kala itu. Sebelumnya, fenomena ini hanya terjadi antara sekolah yang bertetangga saja yang kemudian menyebar luas sehingga sekolah yang berjauhan pun dapat saling serang dikarenakan tawuran itu sendiri seperti menjadi sebuah "warisan" turun temurun setiap angkatan pada kala itu.Â
Sebagai sebuah bagian dari kehidupan remaja, Hai memiliki cara unik untuk menghentikan fenomena tersebut yakni dengan mengadakan "Hai informal meeting" yang bertujuan untuk mempertemukan tokoh-tokoh pelajar dari berbagai sekolah untuk menyelesaikan masalah menggunakan cara yang terpelajar. Berawal dari Hai informal meeting, Hai juga menggagas sebuah ajang bernama "Pesta Pelajar" pada tahun 1989 yang dimana dalam ajang tersebut seluruh pelajar diberikan kesempatan untuk menunjukan kemampuan yang dimiliki terkhususnya dalam bidang seni.Â
Dari ajang tersebutlah, istilah PENSI (Pentas Seni) mulai terkenal. Hai juga pernah memberikan pelatihan jurnalistik di berbagai sekolah yang kemudian kegiatan tersebut dinamakan "Pers Putih Abu-Abu" yang semata-mata dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan pelajar-pelajar di Indonesia.
Pernah disangka sebagai majalah musik.
Di tahun 1980an, Hai menggagas tradisi pengliputan musik mancanegara atau luar negeri. Gagasan utama tradisi ini terbilang cukup sederhana yakni, sebelum sebuah band atau artis luar negeri menggelar konser di Indonesia, Hai "mencegat" band tersebut di hari terakhir konser mereka sebelum bertandang ke Indonesia.Â
Tujuan dari hal tersebut yakni agar calon penonton memiliki sedikit gambaran tentang informasi mengenai konser band tersebut seperti contohnya pada tahun 1988, ketika band Sepultura dan Mick Jagger yang diwawancarai oleh mereka sebelum bertandang ke Indonesia untuk menggelar konser. Tidak hanya mewawancarai, Hai juga pernah mengikuti festival musik besar seperti contohnya Woodstock pada tahun 1994 dengan sebuah misi yakni meliput segala aktivitas yang terjadi disana baik sebelum festival dimulai dan berakhirnya festival tersebut.Â
Hai juga seringkali memuat seputar berita dan biografi band-band dalam maupun luar negeri sehingga dengan tingginya pemberitaan mengenai musik, Hai sempat diidentikkan sebagai majalah musik padahal sebenarnya Hai bukanlah majalah musik. Tujuan dari dipublikasikannya konten musik semata-mata karena musik merupakan bagian yang tidak akan terlepas dari tumbuh kembang setiap remaja.
Terlibat dalam ajang pencarian bakat.
Hai juga pernah terlibat dalam mengsukseskan sebuah ajang pencarian bakat dalam dunia musik yakni ajang The Dreamband yang diselenggarakan pada tahun 2004-2006. Dari ajang tersebutlah, banyak band yang mulai mengudara salah satunya adalah band Kotak. Band tersebut menjadi jawara pada ajang The Dreamband pada tahun 2004 dengan gelar "The Real Dreamband". Meskipun ajang The Dreamband sudah tidak ada, Hai berhasil "mereinkarnasi" ajang tersebut pada tahun 2021 dengan nama yang berbeda yakni "Musiclash".
Berpindah ke format online.
Layaknya sahabat, Hai sudah menjadi bagian dari kehidupan generasi muda sejak 40 tahun lamanya. Hal tersebut membuat Hai perlu menyesuaikan diri dengan globalisasi yang terjadi di Indonesia agar tetap terhubung dengan generasi muda di seluruh Indonesia sehingga tepat pada tahun 2017, Hai memutuskan untuk berpindah ke format online. Keputusan tersebut juga dipengaruhi oleh kemunculan webzine yang memungkinkan banyak pihak dapat menginformasikan hasil reportase mereka sendiri dan dengan keberadaan webzine itu sendiri, membuat majalah-majalah berbentuk fisik sulit untuk dipasarkan.
Demikianlah, 5 fakta menarik tentang situs "Hai" di Indonesia. Dengan adanya situs tersebut tentu pergerakan jurnalisme multimedia di Indonesia sangatlah berkembang sehingga perlu adanya upaya pelestarian mengenai hal tersebut sebab dengan situs Hai, Indonesia sangat terbantu terkhususnya bagi generasi muda dalam mengembangkan kemampuan mereka dalam segala aspek. SALAM KEBAJIKAN!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H