Mohon tunggu...
Hizkia Huwae
Hizkia Huwae Mohon Tunggu... karyawan swasta -

ambivert • real estate development engineer/planner • dreamer

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bahasa Melayu Riau Jadi "Bahasa Resmi" ASEAN?

4 Desember 2014   15:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:04 3235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ALTERNATIF LAIN

Menurut saya pribadi, bila "Bahasa Melayu" secara spesifik dijadikan sebagai bahasa resmi di ASEAN, hal ini dapat mengecilkan makna Bahasa Indonesia yang secara historis mulai terpisah dari Bahasa Melayu yang dipertuturkan di negara-negara lain. Orang asing akan tertarik untuk belajar "Bahasa Melayu" dan bukan "Bahasa Indonesia" karena mereka menganggap bahasa tersebut sama.

Di sisi lain, bila orang asing belajar bahasa tersebut di Indonesia, ia akan kurang memahami bahasa yang dipakai di Malaysia dan Brunei karena Bahasa Indonesia memilki beberapa perbedaan. Menurut saya, diperlukan konsensus atau kesepakatan untuk istilah yang digunakan diikuti dengan "tata bahasa penengah" atau setidaknya dibuat panduan/buku saku bahasa yang praktis untuk komunikasi di ASEAN. Konsensus perlu dicapai tanpa mengorbankan martabat salah satu bangsa.

Selain itu, alternatif yang digunakan bisa saja dengan membuat standarisasi baru, misalnya "Bahasa Melayu Nusantara" (baik Malaysia maupun Indonesia sama-sama menggunakan istilah "nusantara") yang mudah dimengerti penutur Bahasa Malaysia maupun Indonesia, atau apa pun itu yang dapat memuaskan kepentingan sosial-politik keseluruhan negara penutur Dialek/Bahasa Melayu.

Bagi saya, pada akhirnya, bila pun tidak ada konsensus, semoga dalam perjalanannya sebagai bahasa nasional, tidak ada perbedaan yang semakin jauh antar Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia (maupun Bahasa Melayu Brunei), karena sebenarnya adanya persamaan dapat menguntungkan kedua belah pihak.

Bagaimana pendapat Anda, perlukah dan bagaimana agar menjadikan Bahasa Melayu/Indonesia sebagai bahasa resmi di ASEAN?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun