Dilihat dari Gambar 1, pada edisi Piala Dunia (PD) 2006, PD 2010, dan PD 2014 memiliki persentase jumlah gol yang terjadi pada masa injury time terhadap dengan total jumlah seluruh gol sepanjang turnamen masing-masing edisi berturut-turut adalah sebesar 8,2% (2006), 4,8% (2010), dan 9,4% (2014), yang mana untuk ketiga edisi tersebut persentasenya di bawah 10%.Â
Hal tersebut berbeda sejak aturan injury time Collina yang diterapkan pada Piala Dunia 2018 dan 2022 yang mana persentase terjadinya gol pada masa injury time meningkat menjadi lebih dari 10%, yakni sebesar 12,4% pada 2018 dan 12,2% pada 2022.
Dari gambaran grafik pada Gambar 1, ditunjukkan bahwa terdapat pengaruh aturan baru Pierluigi Collina yang membuat bertambah lamanya masa injury time terhadap peningkatan terjadinya gol pada masa injury time yang awalnya berkisar 4,8% - 9,4% menjadi sebesar 12,2% - 12,4%.
Jika melihat sebaran gol injury time untuk masing-masing babak (babak 1, babak 2, extra time (ET) 1, dan ET 2), pada Gambar 2 dapat disimpulkan bahwa dari 5 edisi piala dunia terakhir, gol-gol pada masa injury time sebagian besar (lebih dari 50%) terjadi pada penghujung babak kedua atau di menit ke-90 lebih.
Hal tersebut wajar karena pada penguhujung babak kedua biasanya menjadi masa krusial penentuan kemenangan suatu pertandingan pada waktu normal (2 x 45 menit), sehingga meningkatkan agresivitas pemain untuk mencetak gol bila dibandingan dengan injury time masa babak pertama yang mana hampir semua pemain sudah berfokus untuk menyambut jeda turun minum dan masih memiliki kesempatan bermain 45 menit lagi di babak kedua.
Terjadinya gol pada masa injury time di babak tambahan (extra time) minim terjadi karena tidak semua pertandingan berlangsung hingga babak tambahan (terjadi hanya untuk pertandingan fase gugur yang berakhir imbang di waktu normal).
Faktor kelelahan pemain setelah bermain 90 menit juga dapat memengaruhi tingkat agresivitas mencetak gol di babak tambahan dan lebih memilih untuk mempertahankan kedudukan hingga babak adu penalti.
Berbicara terkait gol-gol yang terjadi pada masa injury time terutama yang terjadi pada menit ke-90 lebih yang menjadi gol penutup pertandingan di waktu normal, terdapat gol-gol yang menjadi penentu hasil pertandingan, seperti gol Chadli yang menjadi penentu kemenangan Belgia atas Jepang di Babak 16 besar Piala Dunia 2018 yang lalu, atau bahkan gol rekrutan baru Manchester United, Wout Weghorst, yang dicetak pada menit 90+11’ yang berhasil membantu Belanda menyamakan kedudukan dan memaksa Argentina bermain hingga babak tambahan pada pertandingan perempat final Piala Dunia 2022.
Berikut pada Gambar 3 disajikan persentase gol-gol yang terjadi pada masa injury time yang menjadi penentu hasil akhir pertandingan yang mana semuanya terjadi pada penghujung babak kedua (90+...’) yang berarti menjadi penentu pertandingan di waktu normal (2 x 45 menit).