Mohon tunggu...
Hizkia Adhikaratma
Hizkia Adhikaratma Mohon Tunggu... Mahasiswa - A Football Enthusiast

You have to fight to reach your dream. You have to sacrifice and work hard for it. - L. Messi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Carles Puyol: Panglima Tempur Bintang Lima yang Pernah Dimiliki Barcelona

12 Agustus 2021   06:00 Diperbarui: 12 Agustus 2021   06:02 1806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
uyol Memberikan Ban Kapten kepada Abidal saat Peraayaan Juara Liga Champions 2011 (Sumber: bigsoccer.com)

Dalam sebuah pertandingan sepak bola yang melibatkan sebelas pemain dalam satu tim di lapangan, dibutuhkan seorang yang menjadi kapten. Kapten merupakan sosok yang menjadi pemimpin buat kesepuluh pemain lainnya dalam sebuah tim ketika sedang bertanding.

Menurut peraturan FIFA, tugas resmi seorang kapten tim sepak bola, yaitu berpartisipasi dalam pelemparan koin untuk menentukan daerah lapangan sebelum memulai pertandingan atau saat babak adu penalti. Kapten juga bertugas sebagai juru bicara tim yang berhak melakukan protes terhadap pengambilan keputusan wasit selama pertandingan berlangsung.

Selain menjadi juru bicara tim di lapangan, seorang kapten dituntut untuk bisa mengontrol emosi pemain lainnya, menjadi “penyambung lidah” pelatih bagi pemain lainnya, dan bisa memotivasi dan meningkatkan semangat timnya.

Sosok pemain yang paling lama mengabdi untuk tim tersebut, pemain yang telah berusia tua, atau pemain yang memberi pengaruh besar untuk timnya biasanya dijadikan indikator bagi sebuah tim untuk memilih seorang kapten.

Klub raksasa La Liga Spanyol, FC Barcelona, baru-baru ini menunjuk Sergio Busquets sebagai kapten baru yang berlaku mulai musim 201/22 setelah kapten sebelumnya, Lionel Messi, resmi meninggalkan Barcelona pada Jumat lalu (6/8/2021).

Pemilihan Busquets sebagai kapten baru tersebut karena dirinya merupakan sosok yang saat ini paling lama membela Blaugrana (julukan Barcelona) dibandingkan dengan rekan-rekannya lainnya. Pemilihan kapten Barcelona berdasarkan sosok pemain yang paling lama mengabdi untuk tim tersebut sudah menjadi tradisi bagi klub yang bermarkas di Stadion Camp Nou.

Para pendahulu Busquets, seperti Messi, Andrés Iniesta, Xavi Hernández, dan Carles Puyol, merupakan segelintir pemain yang ditunjuk menjadi kapten Blaugrana karena pada saat penunjukannya merupakan pemain yang paling lama berseragam biru-merah.

Penunjukan kapten berdasarkan pemain mana yang paling lama berkarier untuk tim tersebut tidak serta-merta membuat pemain yang ditunjuk otomatis langsung menjadi sosok teladan bagi kawan-kawannya ketika bertanding. Kapten dituntut untuk berproses agar bisa mengemban tugas-tugas seperti yang telah dijelaskan pada paragraf ketiga tulisan ini.

Jika penggemar Barcelona ditanya siapakah sosok kapten yang paling dirindukan dari empat nama mantan kapten pendahulu Busquets, yakni Messi, Iniesta, Xavi, dan Puyol, pastilah sebagian besar menyebutkan nama Puyol.

Carles Puyol menjabat kapten sejak pendahulunya, Luis Enrique, memutuskan pensiun pada akhir musim 2003/04. Pemain lulusan akademi La Masia ini menjadi kapten Blaugrana selama 10 musim sehingga menjadikan dirinya sebagai kapten dengan masa jabatan paling lama sejak klub tersebut berdiri pada 1899.

Dengan kontribusi  kepemimpinannya di lapangan yang dibuktikan dengan puluhan gelar juara dan penghargaan individual yang berhasil ia raih menjadikan pemain kelahiran Catalunya tahun 1978 tersebut sebagai sosok kapten terbaik sepanjang masa dan yang akan selalu dirindukan oleh Barcelona dan para penggemarnya.

Pemain berposisi bek yang memainkan pertandingan pertamanya untuk Barcelona pada September 1999 tersebut seakan memiliki jiwa kepemimpinan yang karismatik setelah melewati 593 pertandingan bersama Blaugrana.

Puyol merupakan sosok kapten yang pantas dilabeli “Panglima Tempur Bintang Lima” karena memiliki lima karakter istimewa yang seakan menjadikan dirinya sosok kapten yang sempurna untuk sebuah tim sepak bola. Berikut ulasan kelima karakter yang dimiliki Carles Puyol.

1. Sosok yang Setia 

Sebelum menjadi pemain yang bergelar “One Man One Club”, sebutan untuk pemain yang hanya membela satu klub sepanjang kariernya, kesetiaan pemain berambut keriting ini pernah diuji pada tahun 1998 ketika Puyol masih membela Barcelona B dan belum promosi ke skuat utama Barcelona.

Setelah hanya menjadi pilihan alternatif kesekian dari duo bek Belanda andalan Barcelona, Frank de Boer dan Michael Reiziger akhirnya pihak Blaugrana mendapatkan tawaran dari Malaga untuk menjual Puyol. Namun, Puyol muda menolak tawaran tersebut dan memutuskan untuk tetap bertahan serta yakin akan sukses bersama Barça.

Kesetiaan Puyol kembali teruji pada lima musim pertamanya berseragam Barcelona yang saat itu Blaugrana sedang terpuruk karena puasa gelar setelah terakhir kali menjuarai La Liga musim 1998/99 tepat satu musim sebelum Puyol dipromosikan ke tim senior.

Ya, Puyol harus menunggu hingga musim keenamnya atau ketika dirinya berusia 27 tahun untuk mendapatkan gelar juara pertamanya sebagai pemain profesional.

Padahal pemain yang meraih penghargaan Pendatang Baru Terbaik La Liga 2001 dan Bek Terbaik dalam UEFA Team of the Year 2002 bisa saja pindah untuk mencari klub baru yang berpeluang meraih banyak gelar.

Pada akhirnya kesetiaan Puyol terbayarkan setelah berhasil meraih 3 gelar Liga Champions, 6 gelar La Liga, 2 gelar Copa del Rey, 4 gelar Piala Super Spanyol, 2 gelar Piala Super Eropa, dan 1 gelar Piala Dunia antar Klub bersama Barcelona.

Puyol bersama Enam Trofi Juara yang Tahun 2009 (Sumber: @Football__Tweet)
Puyol bersama Enam Trofi Juara yang Tahun 2009 (Sumber: @Football__Tweet)
2. Pekerja Keras 

Selain memiliki sikap yang setia terhadap klubnya, Puyol juga memiliki karakter sebagai seorang pekerja keras. Pemain bertinggi 178 cm tersebut dikenal sebagai pemain yang bisa bermain di banyak posisi.

Sebelum menjadi bek tengah andalan Blaugrana, di awal-awal kariernya Puyol dapat ditempatkan pada posisi bek sayap dan gelandang bertahan. Bahkan saat masih menjadi pemain akademi, Puyol pernah berposisi sebagai kiper dan penyerang.

Puyol sering menambah porsi latihannya usai berlatih bersama tim ataupun pada saat hari libur karena dirinya merasa tidak memiliki teknik, kecepatan, dan kekuatan yang baik seperti rekan setimnya.

Buah dari kerja keras Bek Terbaik UEFA tahun 2006 tersebut, yakni dirinya berhasil dikenal sebagai salah satu bek terbaik sepanjang masa yang memiliki kepemimpinan dan etos kerja yang baik.

Legenda Barcelona yang juga seorang bek, Miguel Ángel Nadal, mengatakan bahwa Puyol bermain dengan kedewasaan, memiliki kepekaan posisi yang bagus, dan di atas segalanya, Puyol memiliki rasa bangga ketika mengenakan jersey Blaugrana.

“Saya tidak memiliki teknik Romario, kecepatan Overmars, atau kekuatan Kluivert. Tetapi, saya bekerja lebih keras dari yang lain. Saya seperti murid yang tidak begitu pintar, tapi memperbaiki ujiannya dan pada akhirnya baik-baik saja.” – Carles Puyol, 2010

Selain menjadi andalan Barça, Bek yang terampil dalam man-marking, mampu mengatur pertahanannya, dan unggul dalam situasi satu lawan satu juga menjadi poros pertahanan Tim Nasional Spanyol saat menjuarai Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010.

3. Pantang Terprovokasi

Karakter ketiga yang dimiliki oleh seorang Puyol ialah dirinya pantang terprovokasi ketika sedang berada di dalam lapangan.

Dalam lanjutan pertandingan La Liga tahun 2005 melawan Real Mallorca, entah apa alasannya, bek Mallorca, Sergio Ballesteros, tiba-tiba menampar Puyol. Melihat kejadian tersebut, Ronaldinho, rekan Puyol, langsung geram dan segera menghampiri Ballesteros.

Namun, alih-alih menjadi emosi dan membalas tamparan Ballesteros, Puyol malah menahan Ronaldinho yang hendak membalas perbuatan yang telah dilakukan Ballesteros kepada sang Kapten Barça.

Aksi pantang terprovokasi lainnya yang diakukan Puyol juga terjadi saat pertandingan leg 1 semifinal Copa Del Rey bertajuk laga El Clasico yang terjadi di tahun 2013. Momen tersebut terjadi ketika Real Madrid sedang bersiap-siap mengambil tenda pojok.

Gerard Piqué yang merupakan pasangan duet Puyol di lini pertahanan tiba-tiba dilempar sebuah korek api oleh oknum suporter El Real yang berada di balik gawang Barça.

Piqué yang tampak kesakitan pun langsung mengambil korek api tersebut dan mencoba memperlihatkannya kepada wasit. Namun, alih-alih mendukung upaya Piqué untuk melakukan protes kepada wasit, Puyol malah dengan sigap langsung merampas korek api tersebut lalu membuangnya ke pinggir lapangan.

Puyol (kiri) Merebut Korek Api yang Sedang Dipegang Piqué (kanan) (Sumber: marca.com)
Puyol (kiri) Merebut Korek Api yang Sedang Dipegang Piqué (kanan) (Sumber: marca.com)

Puyol dengan gesturnya langsung menyuruh Piqué untuk kembali fokus pada pertandingan yang sarat emosi tersebut.

Puyol tahu jika melakukan protes ke Wasit akan membuat laga menjadi semakin memanas dan banyak pemain antar kedua kubu akan berselisih. Pertandingan tersebut berakhir imbang 1-1 dan wasit harus mengeluarkan enam kartu kuning sepanjang pertandingan.

4. Tahu Bagaimana Cara Menghormati Lawan

Puyol yang sangat mencintai dan menghormati Barça juga tidak lupa untuk tetap menghormati para lawan-lawannya. Kapten yang memimpin Barcelona meraih Treble Winner pada musim 2008/09 tersebut tahu bagaimana menghormati musuhnya di lapangan hijau.

Barça pernah menang telak 7-0 atas Rayo Vallecano dalam pertandingan La Liga tahun 2012. Umpan Dani Alves kepada Thiago Alcântara yang berbuah gol ke-5 dirayakan berlebihan oleh kedua pemain tersebut dengan cara menari-nari di hadapan pendukung Rayo.

Puyol yang melihat aksi mereka langsung menghentikan selebrasi tersebut dan mendorong kedua pemain untuk kembali ke tengah lapangan dan melanjutkan pertandingan.

Puyol Menghentikan Tarian Selebrasi yang Dilakukan Thiago dan Alves (Sumber: bola.net)
Puyol Menghentikan Tarian Selebrasi yang Dilakukan Thiago dan Alves (Sumber: bola.net)

Puyol melakukan tersebut agar sebagai bentuk rasa hormat kepada para fans Rayo yang sedang mengalami kekalahan. Usai pertandingan tersebut Alves dan Thiago pun langsung melakukan permintaan maaf.

Puyol merupakan sosok yang tidak patut dibenci baik oleh penggemar Barcelona maupun para penggemar kubu lawan. Aksi Puyol pada pertandingan Piala Joan Gamper 2010 menjadi kenangan yang sangat manis bagi para pecinta sepak bola.

Laga  tersebut mempertemukan sang punya hajat, Barcelona, dengan AC Milan yang saat itu diperkuat oleh mantan bintang Barça, Ronaldinho. Ketika sesi foto starting line-up masing-masing tim sebelum kick-off, Puyol mengajak Ronaldinho yang sudah tidak lagi berseragam biru-merah untuk berfoto bersama rekan-rekan Barça.

Momen semakin mengesankan ketika laga berakhir dengan kemenangan Barcelona dan Barça berhak mendapatkan Trofi Joan Gamper. Puyol yang menerima trofi tersebut kemudian memanggil Ronaldinho dan memberikan trofi juara tersebut kepada Ronaldinho sebagai kenang-kenangan kepada mantan pemain Barça tersebut.

Puyol Memberikan Trofi Joan Gamper kepada Ronadinho (kanan) (Sumber: uol.com.br)
Puyol Memberikan Trofi Joan Gamper kepada Ronadinho (kanan) (Sumber: uol.com.br)

Kapten Barcelona tersebut kemudian memimpin para penggemar yang berada di Camp Nou untuk melakukan standing ovation kepada Ronaldinho. Puyol tahu bagaimana cara menghormati sosok legenda yang pernah menjadi Pemain Terbaik Dunia bersama Barça meskipun datang sudah menjadi lawan.

5. Kapten yang Tak Gila Jabatan

Puyol berhasil mengangkat trofi juara sebanyak enam kali dalam setahun setelah Barcelona meraih Sixtuple pada tahun 2009. Kapten Barça tersebut meraih banyak gelar selama ia menjabat sehingga menjadikan Puyol sebagai salah satu kapten yang sering mengangkat trofi juara. Meskipun begitu, Puyol tetaplah seorang kapten yang tidak gila jabatan.

Berlaga di final Liga Champions 2011, Puyol memimpin rekan-rekannya mengalahkan Manchester United dan Barça berhasil keluar sebagai juara. Namun, Ketika akan merayakan gelar juara, Puyol memberikan ban kapten yang melingkar di lengannya kepada Eric Abidal dan mempersilahkan Abidal menjadi kapten yang mengangkat Trofi Liga Champions tersebut.

uyol Memberikan Ban Kapten kepada Abidal saat Peraayaan Juara Liga Champions 2011 (Sumber: bigsoccer.com)
uyol Memberikan Ban Kapten kepada Abidal saat Peraayaan Juara Liga Champions 2011 (Sumber: bigsoccer.com)

Momen emosional tersebut merupakan bentuk penghormatan kepada Eric Abidal yang menjadi bek kiri pada laga final tersebut setelah sukses berjuang melawan tumor di hatinya.

Kejadian yang hampir sama tersebut kembali terulang saat perayaan pengangkatan trofi La Liga setelah Barcelona berhasil menjuarai kompetisi tersebut pada tahun 2013.

Puyol yang berhak mengangkat Trofi La Liga karena dirinya seorang kapten malah memberikannya kepada Eric Abidal dan sang pelatih, Tito Vilanova, sebagai dua orang pertama yang berhak mengangkat trofi tersebut.

Puyol Memberikan Trofi La Liga kepada Tito dan Abidal (Sumber: marca.com)
Puyol Memberikan Trofi La Liga kepada Tito dan Abidal (Sumber: marca.com)

Saat itu Vilanova sedang berjuang melawan kanker sedangkan Abidal baru saja kembali merumput setelah absen karena transplantasi hati.

Puyol memutuskan gantung sepatu pada Mei 2014 setelah cedera yang dialaminya menjadi faktor utama untuk mengakhiri kariernya sebagai pesepakbola. Atas momen-momen tak terlupakan yang telah Puyol lakukan bersama Barcelona menjadikan dirinya sebagai “Panglima Tempur” yang akan selalu dirindukan kehadirannya oleh para penggemar Barcelona.

Jika pembaca mengingat momen-momen mengesankan lainnya ketika Puyol menjadi Kapten Barcelona, silahkan tulis di kolom komentar. Terima Kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun