Mohon tunggu...
Hizkia Adhikaratma
Hizkia Adhikaratma Mohon Tunggu... Mahasiswa - A Football Enthusiast

You have to fight to reach your dream. You have to sacrifice and work hard for it. - L. Messi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ketika Laga Final Piala Eropa Dua Kali Diterjang Badai El Nino

10 Agustus 2021   06:00 Diperbarui: 10 Agustus 2021   22:41 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

El Niño merupakan fenomena cuaca ketika suhu di permukaan laut Samudra Pasifik mengalami kenaikan suhu atau memanas. Fenomena yang terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah hingga timur tersebut memberi dampak yang beragam untuk lingkup global. 

Di Indonesia, dampak dari El Niño secara umum ialah kondisi kering dan berkurangnya curah hujan di wilayah tersebut. Sebaliknya di kawasan Amerika Latin seperti Peru, fenomena tersebut berdampak pada meningkatnya curah hujan.

Istilah El Niño berasal dari bahasa Spanyol yang memiliki arti anak Tuhan. Kosakata tersebut awalnya digunakan oleh nelayan di Pantai Ekuador untuk merujuk peristiwa munculnya arus panas saat Natal hingga beberapa bulan berikutnya.  

Adanya arus panas tersebut mengakibatkan jumlah ikan mengalami penurunan sehingga nelayan memanfaatkan fenomena tersebut untuk beristirahat dari kegiatan melaut.

Wilayah-wilayah yang terdampak El Niño ialah wilayah yang terletak di sekitar Samudra Pasifik, seperti wilayah Amerika Tengah, Asia Tenggara, India, Afrika Timur, Afrika bagian selatan, dan beberapa wilayah lainnya.

Fenomena El Niño menyebabkan wilayah tersebut ada yang mengalami gagal panen akibat terjadi kekeringan yang parah dan ada juga yang mengalami banjir akibat curah hujan yang semakin meningkat.

Memang El Niño terjadi di wilayah-wilayah sekitar Samudra Pasifik, tetapi fenomena ini pernah terjadi di benua biru, yaitu pada perhelatan kejuaraan sepak bola antar negara Eropa, yakni Piala Eropa tahun 2008. 

Fenomena tersebut tepatnya terjadi saat berlangsungnya pertandingan babak final antara Tim Nasional (Timnas) Jerman dan Timnas Spanyol di Stadion Ernst Happel, Wina, Austria pada tanggal 29 Juni 2008.

Kondisi cuaca pada pertandingan yang dimulai pukul 20.45 waktu setempat dan disaksikan langsung oleh 51 ribu penonton tersebut bisa dibilang cerah dengan suhu udara sebesar 27 °C dan tingkat kelembapan 44%. Namun, saat pertandingan babak pertama sudah berjalan selama 33 menit, mendadak badai El Niño berhembus kencang ke arah sisi tribun basis suporter Jerman.

Seketika para pendukung Die Mannschaft (julukan Timnas Jerman) langsung terdiam dan membuat pendukung kubu lawan bersorak kegirangan atas peristiwa tersebut hingga akhir laga. Timnas Spanyol berhasil menjadi juara Eropa setelah mengalahkan Jerman dengan skor 1-0.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun