Mohon tunggu...
Hizbul Aulia Indriansyah
Hizbul Aulia Indriansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Strata 1 UINSI Samarinda

Menyukai Literasi Diskusi dan aksi paket lengkap dengan aktif di organisasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengalaman Mengajar dan Tantangan Guru Pemula: Adaptasi, Kreativitas dan Ikatan Emotional dengan Siswa

4 Oktober 2024   07:36 Diperbarui: 4 Oktober 2024   07:40 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Menjadi seorang guru bukanlah sekadar profesi untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Lebih dari itu, guru berperan penting dalam membimbing, memotivasi, dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi siswa untuk belajar. Dalam dunia pendidikan, terutama bagi guru pemula, adaptasi terhadap lingkungan sekolah, kebutuhan siswa, dan tantangan kelas menjadi ujian tersendiri. Pengalaman mengajar pertama kali seringkali dipenuhi dengan perasaan gugup, ketidakpastian, dan kesulitan dalam mengelola kelas. Artikel ini akan membahas pengalaman tiga guru pemula -- M. Rohan Saputra, Nita Khoirun Nisa, dan Alif Rajendral -- yang menghadapi berbagai tantangan dalam mengajar dan bagaimana mereka menemukan solusi kreatif untuk mengatasinya.

Pembahasan

1. Tantangan dalam Mengadaptasi Diri dan Mengelola Kelas.

Pengalaman mengajar pertama seringkali penuh dengan tantangan adaptasi. Baik M. Rohan Saputra maupun Nita Rahayu menyebutkan bahwa mereka harus berusaha keras untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan siswa dan dinamika kelas. Mereka mengungkapkan bahwa menjaga kepercayaan diri dan mengendalikan emosi sangat penting saat berhadapan dengan siswa, karena hal ini akan mempengaruhi cara siswa memandang pengajaran yang diberikan. Menurut M. Rohan, menjaga sikap yang tenang dan percaya diri di depan siswa akan meningkatkan minat mereka terhadap pelajaran.

Alif Rajendral, yang melakukan praktik kerja lapangan (PKL) di MI Ma'arif NU 02, menghadapi tantangan serupa. Ia menekankan bahwa setiap siswa memiliki karakter dan kemampuan belajar yang berbeda-beda. Tantangan terbesar baginya adalah menciptakan metode pembelajaran yang dapat diterima oleh semua siswa, termasuk mereka yang memerlukan pendekatan khusus. Pengelolaan kelas juga menjadi aspek penting yang harus diperhatikan oleh ketiga guru ini. Menghadapi siswa dengan rentang perhatian yang berbeda-beda menuntut guru untuk lebih sabar dan kreatif dalam menciptakan suasana belajar yang menarik.

2. Pentingnya Kreativitas dalam Pembelajaran

Kreativitas dalam mengajar menjadi salah satu kunci keberhasilan bagi guru dalam menghadapi tantangan di kelas. Baik M. Rohan, Nita, maupun Alif sepakat bahwa guru harus mampu menyesuaikan metode pengajaran dengan kondisi siswa yang beragam. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan membantu siswa lebih mudah memahami materi, sementara metode yang kurang tepat bisa menyebabkan kebosanan dan ketidaknyamanan di dalam kelas.

Alif menambahkan, kelas 6B yang dia ajar menjadi sumber inspirasi baginya dalam menciptakan metode pembelajaran yang menyenangkan. Kelas ini penuh semangat dan antusiasme, yang membuatnya merasa lebih terhubung dengan profesi guru. Melalui pengalaman bersama siswa kelas ini, Alif menyadari bahwa pengajaran bukan hanya soal menyampaikan materi, tetapi juga tentang membangun komunikasi yang baik dan menciptakan pengalaman belajar yang berkesan bagi siswa.

3. Ikatan Emosional Guru dan Siswa

Pengalaman mengajar juga membawa kesadaran bahwa hubungan emosional antara guru dan siswa sangat penting dalam proses pembelajaran. Alif Rajendral mengungkapkan bahwa ikatan emosional yang ia bangun dengan siswa-siswanya, khususnya di kelas 6B, memberinya semangat setiap hari untuk datang ke sekolah. Pengalaman ini memberinya keyakinan bahwa peran guru bukan sekadar pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing dan inspirator. Siswa yang memiliki hubungan emosional yang baik dengan gurunya cenderung lebih termotivasi dalam belajar dan merasa nyaman di kelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun