Mohon tunggu...
Jonathan Ariel Setiadi
Jonathan Ariel Setiadi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Mahasiswa Universitas Amikom Purwokerto

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Udah Gendut Masih Ngeluh Kurus?

19 Juli 2021   23:09 Diperbarui: 20 Juli 2021   23:22 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita sering kali dalam hidup masih mengeluh tentang keadaan apapun yang dialami. Tentu banyak kita lihat seseorang yang selalu saja mengeluhkan badanya gendut, tetapi menurut kita padahal badannya sudah sangat ideal.

Hal tersebut bisa saja merupakan suatu gejala dari penyakit yang membuat seseorang menjadi sangat sensitif terhadap bentuk badanya.

Dalam medis ada suatu nama penyakit, yaitu Anorexia atau adalah suatu penyakit kejiwaan. Orang yang menderita penyakit ini pada dasaranya selalu menganggap diri mereka mempunyai badan yang gemuk tetapi jika kita lihat badanya sudah ideal.

Biasanya orang yang mengidap penyakit ini akan selalu menimbang berat badanya berkali-kali dan sangat memperhatikan badanya dari mulai segi pola makan, berolahraga atau bahkan hingga menggunakan obat pelangsing.

Penyakit ini juga dikenal sebagai salah satu penyakit yang banyak sekali diderita bahkan korban yang meninggal pun terbilang sangat banyak. Hal tersebut terjadi karena pola makan yang mungkin kurang, gizi yang kurang karena diet, atau bahkan yang sangat fatal adalah bunuh diri, oleh karena itu penyakit ini harus secepatnya dikenali.

Anorexia juga bukan hanya takut gemuk, gejala penyakit ini juga kompleks yang melibatkan kondisi fisik maupun pola pikir. Adapun gejala yang biasanya timbul adalah diet yang sangat ekstrem, tubuh kurus, depresi , dsb.

Anorexia ini biasanya dialami oleh kaum wanita, usia yang rentan yaitu sering terjadi pada remaja.

Faktor lain yang bisa menimbulkan penyakit Anorexia adalah lingkungan keluarga yang tidak harmonis, trauma kepada suatu hal, masalah psikologis tertentu atau bahkan faktor medis.

Untuk hal tersebut kita harus peka terhadap penyakit ini sebelum terlambat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun