Mohon tunggu...
OCEN 5.0
OCEN 5.0 Mohon Tunggu... Foto/Videografer - THX GOD

Belajar bercerita

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tangkal Hoax Pemilu, Ratusan Pelajar dan Mahasiswa di Jember Ikuti Sekolah Kebangsaan

11 November 2023   22:08 Diperbarui: 12 November 2023   07:28 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SMK 1 Pancasila Ambulu, pada hari Sabtu, 11 November 2023 mengadakan kegiatan acara "Sekolah Kebangsaan" yang ditempatkan di Gedung C.O.E lantai 2. Tercatat sejumlah 105 peserta yang terdiri dari siswa SLTA & Mahasiswa di Jember Jawa Timur mengikuti kegiatan ini .

Kegiatan ini merupakan serangkaian dari program "Tular Nalar" yang digagas oleh Komunitas Anti Hoax Jember bekerja sama dengan MAFINDO (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) dan didukung oleh Google.org berfokus pada First Time Voter (Para Gen Z) yang di bulan Februari mendatang menjadi pemilih pemula di PEMILU 2024. Acara yang bertagline Wis wayahe #GenZSiapMilih ini dihadiri oleh para perwakilan dari 4 SLTA & 4 Perguruan Tinggi yang ada di Kabupaten Jember yang rata-rata berusia 17-21 tahun dan belum memiliki pengalaman dalam PEMILU.

"Sekolah Kebangsaan SMK 1 Pancasila" (Dokpri)

"Sekolah Kebangsaan SMK 1 Pancasila" (Dokpri)

Durasi acara yang hanya berlangsung 3 jam ini terbilang cukup padat, dimulai dari pertama kali peserta datang langsung mengisi pre-test dan tepat pada pukul 09.00 WIB acara ini dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dilanjut dengan sambutan dari Kepala SMK1 Pancasila Ibu Luluk Farida, S.Sos., dilanjut dengan sambutan dari panitia penyelenggara lalu kemudian ada sajian tarian Gambyong sebagai tanda acara sudah resmi dimulai. Di kegiatan acara ini terdapat 10 fasilitator yang harus intens mendampingi bahkan memberikan informasi yang paling mudah untuk dicerna para peserta. Salah satu fasilitator yang berasal dari Perguruan Tinggi STIA Pembangunan, Ibu Dewi Yuliati menjelaskan bahwa dirinya sangat tertantang untuk menjadi fasilitator di acara ini, mengingat materi yang dijelaskan ke peserta merupakan hal baru yang belum pernah dilakukan bahkan belum terpikirkan oleh para peserta.

"Sekolah Kebangsaan SMK 1 Pancasila" (Dokpri)

Materi kegiatan ini terbagi menjadi 4 segmen: Pemilu, Demokrasi, Pengindraan Hoax dan Waspada Sanksi. Diharapkan semua materi bisa menjadikan para peserta menjadi pribadi yang tangguh sanggup menalar jika mendengar sebuah informasi yang masih belum bisa dibuktikan kebenarannya. Perpindahan segmen di acara ini mungkin merupakan momen yang paling ditunggu bagi para peserta, panitia penyelenggara selalu memberikan door prize dan hadiah menarik untuk peserta yang aktif di tiap-tiap kelompok, bahkan juga ada sesi ice breaking supaya peserta tidak capek dan jenuh dalam mengikuti acara ini. Namun, menurut sudut pandang penulis, kepiawaian MC yang kemudian diketahui bernama Yulfi Wulandari membangun chemistry di acara ini juga sangat patut untuk di apresiasi, kereeeen!..

"Sekolah Kebangsaan SMK 1 Pancasila" (Dokpri)

Setelah segmen demi segmen acara dilalui, tibalah waktunya sesi terakhir dari acara ini, para peserta diwajibkan mengisi papan refleksi tentang pelatihan ini, lalu semuanya mengisi post test kemudian mendapatkan goodie bag dari Tular Nalar yang berisi T-shirt dan sertifikat. Peserta satu persatu meninggalkan ruangan dengan dibekali dengan nasi kotak, mengingat hari sudah siang dan wis wayahe Gen Z makan siang :D

"Sekolah Kebangsaan SMK 1 Pancasila" (Dokpri)

Salah satu peserta yang berasal dari Universitas Negeri Jember (UNEJ) bernama Vani Arizqoh menyebutkan bahwa setelah mengikuti kegiatan ini dirinya dan teman-teman yang datang di acara ini jadi lebih sedikit ngeh dan berusaha tangguh dalam mencerna berita-berita yang berkaitan dengan informasi pemilu, mulai bisa memilah-milah mana yang fakta ataupun yang hoax yang ada di media sosial, mengingat dirinya sangat aktif sekali berselancar di dunia maya.
Beberapa kesan dari para peserta, mereka mengaku sangat tercerahkan dengan adanya kegiatan acara "Sekolah Kebangsaan" ini,

"Sekolah Kebangsaan SMK 1 Pancasila" (Dokpri)

Bahkan di papan refleksi, salah satu peserta dari Perguruan Tinggi Universitas Muhammadiyah Jember yang bernama Rizky Aditya
mengakui baru paham ada chat bot "Kalimasada" di aplikasi WhatsApp yang bisa dijadikan konfirmasi berita hoax atau fakta.
Tidak sedikit juga peserta yang menginginkan ada PART 2 dari acara ini, bahkan peserta yang dari perguruan tinggipun banyak juga yang menginginkan acara seperti ini ada lagi, dan diadakan di kampus-kampus mereka. 

Sepertinya tujuan dari penyelenggara untuk menjadikan GenZ generasi yang cerdas, siap mengikuti Pemilu dan tangguh terhadap berita hoax sudah tepat dengan mengadakan acara bertema seperti ini, mudah-mudahan sering ada pelaksanaan kegiatan seperti ini.

Akhir kata dari penulis... Semoga transformasi Tular Nalar, yang sesuai nama program dari MAFINDO dan Google.org ini, lebih bisa mencerahkan banyak masyarakat, khususnya Gen Z yang memang sangat riskan sekali ketika mencerna berita-berita hoax.

Sampai bertemu di kegiatan acara "Sekolah Kebangsaan" berikutnya yaa..... Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun