Salah satu peserta yang berasal dari Universitas Negeri Jember (UNEJ) bernama Vani Arizqoh menyebutkan bahwa setelah mengikuti kegiatan ini dirinya dan teman-teman yang datang di acara ini jadi lebih sedikit ngeh dan berusaha tangguh dalam mencerna berita-berita yang berkaitan dengan informasi pemilu, mulai bisa memilah-milah mana yang fakta ataupun yang hoax yang ada di media sosial, mengingat dirinya sangat aktif sekali berselancar di dunia maya.
Beberapa kesan dari para peserta, mereka mengaku sangat tercerahkan dengan adanya kegiatan acara "Sekolah Kebangsaan" ini,
Bahkan di papan refleksi, salah satu peserta dari Perguruan Tinggi Universitas Muhammadiyah Jember yang bernama Rizky Aditya
mengakui baru paham ada chat bot "Kalimasada" di aplikasi WhatsApp yang bisa dijadikan konfirmasi berita hoax atau fakta.
Tidak sedikit juga peserta yang menginginkan ada PART 2 dari acara ini, bahkan peserta yang dari perguruan tinggipun banyak juga yang menginginkan acara seperti ini ada lagi, dan diadakan di kampus-kampus mereka.Â
Sepertinya tujuan dari penyelenggara untuk menjadikan GenZ generasi yang cerdas, siap mengikuti Pemilu dan tangguh terhadap berita hoax sudah tepat dengan mengadakan acara bertema seperti ini, mudah-mudahan sering ada pelaksanaan kegiatan seperti ini.
Akhir kata dari penulis... Semoga transformasi Tular Nalar, yang sesuai nama program dari MAFINDO dan Google.org ini, lebih bisa mencerahkan banyak masyarakat, khususnya Gen Z yang memang sangat riskan sekali ketika mencerna berita-berita hoax.
Sampai bertemu di kegiatan acara "Sekolah Kebangsaan" berikutnya yaa..... Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H