Mohon tunggu...
Arsa Dinata
Arsa Dinata Mohon Tunggu... -

Secangkir kopi sedikit pahit dan sebatang rokok, selalu menemani dalam mengawali di pagi hari. \r\nArsa Dinata, terlahir di kota hujan Bogor, pada tanggal 28 Oktober dengan nama Ari Saeful Wiradinata. Nama indah yang diberikan kedua orangtuaku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kail Kecilku..

18 Januari 2010   07:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:24 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiga Petak Empang terhampar diantara perkebunan karet. Airnya Bening, tenang namun tetap mengalir untuk bersirkulasi.

Usiaku genap 10 tahun.

Termenung ku bibir kolam yang jernih. sesekali ikan-ikan berloncatan seolah sudah enggan hidup di air. Kusiapkan Pancingan bermata kail pemberian Kakek. hitam kecil namun tajam. “Hati-hati tersangkut”  ucap Kakek seraya memberikan mata kail tersebut. Aku berfikir dalam hati, kenapa Kakek memberikan kail yang kecil?? kenapa tidak yang besar sekalian??biar dapat Gurame, ataupun ikan mas yang besar???

Namun aku tetap tidak berani mempertanyakan serta mendebatnya. Aku bergegas melemparkan mata kail yang telah diberi umpan ke dalam kolam, tak lama ada getaran terasa di pancingku. Kutarik dan…aha…dapat satu, ikan mujair kecil. aku girang bukan kepalang, bayangkan saja…ternyata begitu mudah memancing ikan. Tak lama kulemparkan kembali dan…dapat lagi…asyik ikan kedua dalam 5 menit…cek cek cek..aku berdecak kagum..wah ternyata kail kecil ini membangkitkan selera mancingku. sampai pada saatnya matahari beranjak naik. Pukul 11.00, wah tak terasa dari pukul 8.00 pagi. kulihat ember tempat menyimpan hasil tangkapanku..ya ampun..hampir penuh!! bagaimana caranya aku membawa ember ini?? aku cuma bocah kecil seorang diri di kolam ini…Akhirnya kubuang air yang ada di ember dengan hati-hati agar ikannya tidak ikut terbuang dan walhasil, beban menjadi sedikit ringan. Kubawa ember berisi ikan tangkapanku menuju rumah Kakek, Aku bercerita dengan girang kepada Kakek dan Nenek. wah ternyata kail kecil itu sangat amat membawa keberuntungan.

27 Tahun Berselang
Aku baru menyadari kenapa Kakek memberikan kail kecil kepadaku, bukannya yang besar seperti yang ada dibenakku. Ternyata pada waktu itu aku masih kecil, jadi Kakek sudah dapat memperkirakan kekuatan menarik ikan di air. Bayangkan apabila aku diberi mata kail yang besar??? pasti aku tidak akan kuat menarik ikannya.

Aku jadi teringat kata-kata ketika mengikuti seminar tentang Bisnis : bahwa besar keuntungan tidaklah selalu didapat dari modal yang besar, namun kemauan yang keras, strategi yang jitu akan mengakibatkan peningkatan volume penjualan dan secara otomatis menjadikan keuntungan yang besar pula. Ternyata, tapa disadari aku telah mendapatkan juga seminar bisnis secara tidak langsung dari Kakek.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun