Mohon tunggu...
hisyam syafii
hisyam syafii Mohon Tunggu... Penulis - penulis

Social melancholist

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gen Z dan Segala Masalahnya, Satu Solusinya "Nulislah" untuk Dirimu Sendiri!

15 Juni 2024   22:02 Diperbarui: 15 Juni 2024   22:32 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Generasi Z, atau yang biasa dikenal sebagai Gen Z, adalah generasi yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an. Mereka tumbuh dalam era digital dengan akses yang tak terbatas terhadap informasi dan teknologi. Meskipun begitu, tantangan kesehatan mental menjadi isu yang signifikan bagi kelompok ini. Menurut sebuah penelitian oleh American Psychological Association pada tahun 2020, lebih dari 90% Gen Z melaporkan mengalami setidaknya satu gejala depresi atau kecemasan dalam sebulan terakhir. Salah satu metode yang efektif untuk mengatasi masalah kesehatan mental ini adalah melalui menulis.

Menulis, terutama dalam bentuk jurnal atau ekspresi pribadi, terbukti memiliki manfaat besar bagi kesehatan mental. Berdasarkan sebuah studi yang dilakukan oleh University of California, Berkeley, menulis ekspresif dapat mengurangi gejala stres dan depresi. Dalam penelitian tersebut, partisipan yang menulis tentang pengalaman emosional mereka selama 20 menit setiap hari selama empat hari berturut-turut menunjukkan penurunan signifikan dalam tingkat kecemasan dan peningkatan suasana hati. Selain itu, studi yang diterbitkan dalam Journal of Research in Personality pada tahun 2018 menemukan bahwa menulis ekspresif dapat meningkatkan kesehatan mental dengan cara memperbaiki kemampuan individu dalam memahami dan mengatur emosi mereka. 

Lebih lanjut, penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Advances in Psychiatric Treatment pada tahun 2010 menemukan bahwa menulis ekspresif membantu mengurangi gejala PTSD (post-traumatic stress disorder) dan meningkatkan kesejahteraan emosional. Dalam penelitian ini, para peserta yang menulis tentang pengalaman traumatis mereka selama 15-20 menit sehari selama beberapa hari menunjukkan penurunan signifikan dalam gejala PTSD dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selain itu, menulis juga dapat meningkatkan fungsi kognitif. Studi yang dilakukan oleh Emmons dan McCullough pada tahun 2003 menunjukkan bahwa menulis tentang hal-hal yang mereka syukuri setiap hari dapat meningkatkan kesejahteraan emosional dan mental. Peserta yang secara rutin mencatat hal-hal positif dalam hidup mereka melaporkan tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi dan penurunan gejala depresi.  

Untuk memaksimalkan manfaat menulis bagi kesehatan mental, berikut adalah beberapa cara yang dapat diikuti oleh Gen Z. Pertama, menulis jurnal harian adalah cara yang paling sederhana dan efektif. Meluangkan waktu 10-15 menit setiap hari untuk mencatat perasaan, pikiran, dan pengalaman sehari-hari dapat membantu dalam mengidentifikasi pola emosi dan meredakan stres. Pilih waktu yang tetap setiap hari untuk menulis, seperti sebelum tidur, dan biarkan pikiran mengalir bebas tanpa filter. Menulis dengan bebas tentang segala sesuatu yang dirasakan dan dialami pada hari itu dapat membantu meredakan kecemasan dan memberikan perspektif yang lebih jelas tentang perasaan sendiri.

Kedua, menulis surat yang tidak dikirim juga bisa menjadi sarana ekspresi yang kuat. Tulis surat kepada diri sendiri, orang lain, atau bahkan situasi tertentu yang menyebabkan stres atau kecemasan. Dengan mengekspresikan perasaan dan pikiran secara mendalam, ini dapat memberikan perasaan lega dan membantu memahami serta mengatasi emosi yang kompleks. Tidak perlu mengirim surat tersebut; hanya dengan menulisnya, manfaat terapeutik sudah bisa dirasakan.

Ketiga, praktik menulis tentang hal-hal yang disyukuri setiap hari juga memiliki efek positif yang signifikan. Setiap hari, luangkan waktu beberapa menit untuk menuliskan tiga hal yang disyukuri. Penelitian menunjukkan bahwa menulis tentang rasa syukur dapat meningkatkan kesejahteraan emosional dan mengurangi gejala depresi. Fokus pada hal-hal positif dalam hidup dapat membantu mengubah perspektif dan meningkatkan suasana hati secara keseluruhan.

Keempat, menulis cerita atau puisi bisa menjadi bentuk ekspresi kreatif yang menyenangkan dan menenangkan. Menulis fiksi atau puisi memungkinkan seseorang untuk mengekspresikan diri dengan cara yang lebih imajinatif dan bebas. Ini tidak hanya mengurangi stres, tetapi juga meningkatkan keterampilan menulis dan imajinasi. Melalui cerita atau puisi, seseorang bisa mengeksplorasi emosi dan pengalaman dari sudut pandang yang berbeda, yang dapat membantu dalam pemahaman diri yang lebih baik.

Gen Z, yang sering kali menghadapi tekanan dari media sosial dan tuntutan akademis yang tinggi, dapat memanfaatkan menulis sebagai sarana untuk melepaskan emosi negatif dan mengembangkan pemahaman diri yang lebih baik. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun