Mohon tunggu...
Hisyam Suratin
Hisyam Suratin Mohon Tunggu... Konsultan - but first, coffee.

Penikmat kopi yang menceritakan kembali isu sosial, seni dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Aduh! Ternyata MUI Kecolongan, Media Punya Spionase?

4 Agustus 2015   02:31 Diperbarui: 4 Agustus 2015   02:31 1205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Majelis Ulama Indonesia mulai unjuk gigi dalam kancah newsmaker di negeri ini. Betapa tidak, lihat saja berbagai berita tentang fatwanya terkait keberadaa BPJS Kesehatan. MUI tampak gerah karena kalah populer dengan Farhat Abbas, Jonru, dan berbagai tokoh fenomenal yang muncul. Tapi benarkah ini alasan MUI mengeluarkan fatwa terkait BPJS? Ah, yang benar saja.

Jika mengutip satu pernyataan Tokoh MUI Din Syamsudin yang dimuat oleh salah satu media ternama, MUI itu kecolongan. Dia menyatakan itu adalah ijtima, hasil musyawarah di bidang fatwa dan nantinya akan dibahas lebih lanjut di tingkat pimpinan MUI seusai muktamar Muhammadiyah. Tapi kini sudah bocor ke ranah publik.

Lanjutnya, MUI masih belum menentukannya sebagai fatwa. Masih belum hasil akhir. Diibaratkan benda furniture masih belum dipernes. Masih kasar, belum dipoles sehingga harganya belum maksimal. Ngomong – ngomong soal harga, benar saja, fatwa tentang BPJS Kesehatan masih belum kuat, masih banyak celah untuk ditentang.

Didalam berbagai berita yang menyeruak di dunia informasi terkini, tersirat bahwa MUI kalah telak dengan pendapat masyarakat yang merasa diuntungkan dengan kehadiran BPJS Kesehatan. Akhirnya MUI pun mundur teratur, bahkan dalam pernyataannya meminta masyarakat untuk tidak “keterlaluan” menghujat MUI.

Jika MUI mengatakan soal BPJS belum berstatus “Fatwa Resmi”, kenapa bisa bocor ke ranah publik. Nah lo, MUI kecolongan berarti ini.

Ada “apa”, merupakan pertanyaan yang tepat diarahkan kepada lembaga yang mengambil alih tugas nabi atau Warastul Anbiya (Sesuai fungsi No. 1 dalam Khitah pengabdian Majelis Ulama Indonesia) di Indonesia ini.

Lalu melebarkan kepada “siapa” yang menjadi tertuduh atas kebocoran ini. Atau media yang sangat jeli menyerukan isu hangat kepada publik. Media punya mata – mata di tubuh MUI?

Sejauh ini isu terkait fatwa haram MUI untuk BPJS Kesehatan masih berkutat pada urusan ijtima, bukan hasil resmi yang nanti berupa rekomendasi atau fatwa tertulis kepada pemerintah. Namun bagaimana lagi, isu sudah terlanjur menyebar. Masyarakat sudah ejakulasi dini terhadap pemahaman terkait BPJS Kesehatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun