Mohon tunggu...
samy phantom
samy phantom Mohon Tunggu... Pustakawan - keren , itu menulis

Fiksi // Cinta Sepak Bola, freestyle // Ghostwriter Amateur // Komunitas Menulis Buku Pasuruan // FORKOMPAS // Diary Book // Culinary // coffee writer-blogger // Member NulisYuk // insta @samyphantom

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kumbang, Serangga Jenius Spesialis Bencana

1 Februari 2021   10:12 Diperbarui: 2 Februari 2021   09:09 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai negara yg luas potensi terjadinya bencana alam di suatu tempat cukup besar. Untungnya, adanya alat pencari dan penyelamat yang efisien. Adalah dari Tim Spectronics Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya yang telah berinovasi menciptakan I-Bot. Yakni robot pembantu yang berupa serangga untuk membantu tim penyelamat di area bencana.

Ketua Tim Michael Adrian menjelaskan, penemuan itu berasal dari banyaknya populasi serangga yang di negara tropis seperti di Indonesia.

 "Jika menggunakan anjing, akan memakan waktu sekitar sebulan, tetapi lain lagi serangga bisa langsung," ucapnya.

 "Serangga lebih mudah mendeteksi korban bencana. Alasannya dari segi ukuran serangga yang mungil sehingga mudah masuk ke bagian kecil yang sulit dijangkau, khususnya ketika banyak reruntuhan bangunan di lokasi bencana. Ada beberapa opsi, antaran serangga Kecoak dan ," Kumbang tambahnya.

Mulanya, serangga hidup tersebut dipasangi semacam chip, perangkat elektronik agar mudah bergerak sesuai kemampuannya. Serta tidak membutuhkan tenaga baterai jika dibandingkan memakai jasa robot.

"Meski demikian, agar dapat bekerja sesuai dengan fungsinya, serangga wajib dipasangkan perangkat elektronik. Backpack kecil diletakkan di atas serangga. Melalui perangkat ini, kami mampu mendapatkan informasi tambahan lokasi kejadian," ungkapnya.

Pemanfaatan tenaga Bluetooth lebih diutamakan. Sehingga gerakan serangga lebih terkoneksi dan terkontrol meskipun tanpa kabel. Maka, dengan adanya Bluetooth dan perangkat Amplifier tambahan untuk memperkuat sinyal, serangga tersebut diharapkan dapat mendeteksi korban bencana-bencana. 

"Kami bisa memanfaatkan kemampuan membaui dan mendeteksi suhu serangga untuk mengetahui keberadaan manusia di lokasi bencana," terangnya.

Michael menambahkan. Tips lainnya adalah menggunakan mikrofon dan kamera berukuran sangat kecil yang terpasang pada perangkat. Jadi, operator bisa mengecek secara langsung sekaligus memberi petunjuk akurat.

"Akurasi penelitian yang sudah ada belumlah 100 persen. Jadilah untuk mendapatkan akurasi yang tinggi, dibutuhkan riset lebih panjang," tuturnya.

Mudah mudahan dengan adanya teknologi ini dapat meringankan tugas para regu penyelamat di medan bencana. Banyak jiwa yang mungkin bisa ditolong, lalu kita tahu bahwa korban masih bernyawa atau tidak. Melimpahnya sumber daya alam, semakin berkembangnya teknologi turut mendukung manusia dalam mencari inovasi-inovasi yang lebih menakjubkan. Tidak serta-merta melupakan kelestarian alam. Bukti bahwa negeri kita merupakan negeri yang memiliki peran besar untuk dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun