Pemikiran politik Islam memiliki sejarah yang panjang dan kaya, dan memberikan landasan moral dan normatif bagi berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan internasional. Dengan demikian, kontribusi pemikiran politik Islam semakin relevan di dunia yang semakin kompleks dan bersatu.Â
Dalam artikel ini, beberapa aspek pemikiran politik Islam berdampak pada teori dan praktik hubungan internasional.
Beberapa prinsip dasar yang membentuk hubungan internasional adalah keadilan (Adl), perdamaian (Sulh), dan persaudaraan (Ukhuwwah). Ini adalah dasar pemikiran politik Islam. Konsep keadilan Islam mencakup komponen politik, sosial, dan ekonomi, dan diharapkan akan terlihat dalam hubungan internasional. Islam adalah agama yang mendorong penyelesaian konflik melalui cara-cara damai dan dialog, yang merupakan dasar diplomasi internasional. Semangat persaudaraan Islam juga dapat mendorong kerjasama dan solidaritas internasional yang lebih kuat. Ini menciptakan lingkungan yang baik untuk kerja sama dan kesejahteraan di seluruh dunia.
Melalui beberapa konsep dasar, pemikiran politik Islam menawarkan perspektif unik dalam teori hubungan internasional. Pertama, Islam menekankan betapa pentingnya moralitas dan etika dalam politik internasional, menantang pendekatan realis yang sering mengabaikan aspek moral dalam hubungan antarnegara. Metode ini menekankan bahwa hubungan internasional harus didasarkan pada keadilan dan kemanusiaan, bukan hanya kepentingan negara atau kekuatan. Kedua, perspektif Islam tentang kedaulatan berbeda dengan perspektif Barat.Â
Menurut Islam, kedaulatan mencakup tanggung jawab moral dan sosial terhadap masyarakat internasional selain independensi dan kekuatan negara-negara diharapkan bertindak adil dan bertanggung jawab dalam kebijakan domestik dan hubungan internasional mereka. Ketiga, banyak orang salah memahami perspektif Islam tentang perang dan teori perdamaian, terutama konsep jihad.Â
Dalam hubungan internasional, jihad seharusnya dipahami sebagai perjuangan untuk keadilan dan melawan penindasan, bukan sekadar konflik bersenjata. Islam mengutamakan perdamaian dalam hubungan antarbangsa karena mendorong penyelesaian konflik melalui cara-cara damai dan dialog. Dalam teori dan praktik hubungan internasional, perspektif ini menawarkan kerangka alternatif yang menekankan keadilan, tanggung jawab, dan perdamaian.
Negara-negara yang mayoritas penduduknya adalah Muslim telah menerapkan pemikiran politik Islam dalam kebijakan internasional mereka melalui berbagai cara yang mencerminkan prinsip-prinsip etika, moralitas, dan keadilan.Â
Salah satu contoh yang nyata adalah dalam bidang diplomasi kemanusiaan, di mana banyak negara Muslim berpartisipasi aktif dalam penyelesaian konflik dan menyediakan bantuan kemanusiaan di seluruh dunia, menunjukkan komitmen mereka terhadap solidaritas dan kemanusiaan.Â
Selain itu, keberadaan dan aktivitas organisasi seperti Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menunjukkan kerja sama regional dan internasional. Organisasi ini menunjukkan upaya negara-negara Muslim untuk bekerja sama dalam menangani masalah politik, ekonomi, dan sosial yang mendesak, dan menjadi platform penting bagi negara-negara Muslim untuk menyuarakan kepentingan bersama dan memperkuat kerja sama antarnegara.
Selain itu, negara-negara Muslim sering berperan sebagai mediator dalam konflik internasional; mereka melakukan ini dengan memanfaatkan prinsip Islam seperti keadilan dan perdamaian untuk mendorong stabilitas dan penyelesaian konflik. Metode ini mengubah ide-ide dasar pemikiran politik Islam menjadi tindakan nyata yang berdampak positif pada diplomasi internasional.
Meskipun pemikiran politik Islam sangat membantu dalam hubungan internasional, ada banyak tantangan yang harus diatasi saat diterapkan. Salah satu masalah besar adalah perbedaan interpretasi ajaran Islam di antara negara dan komunitas Muslim, yang dapat menyebabkan perbedaan dalam praktik politik Islam di seluruh dunia.Â
Hal ini dapat menyebabkan ketidaksepakatan dan perbedaan pendapat tentang kebijakan luar negeri yang berbasis Islam. Selain itu, dominasi Barat dalam politik dan ekonomi dunia seringkali menghalangi penerapan penuh prinsip politik Islam di seluruh dunia. Kekuatan Barat yang kuat sering membatasi kemampuan negara-negara Muslim untuk membuat kebijakan yang berdasarkan prinsip Islam yang lebih otonom.
Selain itu, kritik sering muncul terkait penerapan hukum Islam dan masalah hak asasi manusia. Meskipun nilai-nilai Islam menawarkan kerangka kerja yang jelas untuk keadilan sosial dan kemanusiaan, masih ada perdebatan tentang bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diterapkan pada konteks global, terutama terkait dengan hak asasi manusia universal.Â
Ini membutuhkan diskusi terbuka dan perbaikan terus-menerus untuk mengatasi perbedaan dan mendorong pemahaman bersama tentang bagaimana politik Islam dapat diterapkan dalam hubungan internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H