Halo Sobat Historian
Tahukah kamu, cara efektif bagi yang ingin memperdalam pengetahuan sejarah? Salah satunya bagi yang tertarik belajar sejarah era Hindu-Buddha, penulis rekomendasikan cara belajar sejarah tidak membosankan dengan melihat langsung benda peninggalan dan kehidupan pada zaman tersebut di situs-situs bersejarah karena pengunjung akan dapat merasakan keseruan belajar sambil berjalan-jalan.
Salah satunya yaitu ke Museum Nasional yang terletak di Jalan Medan Merdeka Barat No. 12 di Jakarta Pusat. Museum Nasional Indonesia atau yang sering juga disebut dengan Museum Gajah merupakan salah satu museum terbesar dan tertua di Indonesia. Museum ini juga memiliki beberapa galeri, di antaranya Galeri Arkeologi, Galeri Persejarahan, Galeri Numismatik, Galeri Geologi, Galeri Zoologi, dan Galeri Etnografi. Untuk selanjutnya kamu bisa menyimak penjelasan di bawah ini ya.
Selain memamerkan barang-barang kuno, Museum Nasional juga dijadikan sebagai wisata edukasi, yaitu sebagai sarana untuk menambah wawasan tentang masa lalu. Dalam Museum Nasional terdapat beberapa barang-barang kuno yang jika dilihat unik banget Lho.Â
Contohnya seperti arca, prasasti, dan peralatan kehidupan. Bagi yang ingin tahu, arca merupakan salah satu patung yang bukan dibuat semata-mata untuk tujuan estetika, tetapi juga berfungsi sebagai media (perantara) untuk menjalankan semedi atau sembahyang. Contoh arca yang terkenal dan paling besar adalah Arca Bhairawa yang dibuat pada abad ke-14, memiliki tinggi sekitar 4,14 meter dan diperkirakan berasal dari Padang Roco, Sungai Langsat, Sumatera Barat.
Ada juga prasasti, yaitu piagam atau dokumen berisi catatan dari suatu acara besar yang ditulis di atas bahan keras dan tahan lama, seperti Prasasti Kalasan, Prasasti Singosari, Prasasti Plumpungan, dan masih banyak lagi. Selain itu, terdapat alat kehidupan yang dijadikan sebagai perangkat pembantu, contohnya Kapak Lonjong, Tombak, dan Flakes.
Bagi pengunjung yang merasa bingung mengenai informasi museum tenang saja, pengunjung bisa berkeliling dengan tour guide yang membantu menjelaskan koleksi disana. Museum Nasional sering menyelenggarakan program pendidikan seperti tur, lokakarya, dan ceramah yang ditujukan untuk interaksi secara langsung.
Pengunjung juga bebas bertanya pada tour guide karena pelayanannya sangat ramah. Program-program ini disesuaikan dengan kelompok usia yang berbeda, dari anak-anak hingga orang dewasa. Mereka menggunakan teknologi seperti layar sentuh, simulasi atau augmented reality untuk membuat pengalaman belajar lebih menarik. Hal ini memungkinkan pengunjung untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan memahami konsep yang kompleks dengan cara yang lebih interaktif. Dengan melihat koleksi dan pameran interaktif pengunjung dapat memperdalam pemahaman dan wawasan mereka tentang peristiwa penting dan kebudayaan apa saja yang dihasilkan.
Jadi, Museum Nasional bisa dijadikan sebagai media pembelajaran sejarah yang inovatif dan kreatif, pemanfaatan benda-benda peninggalan yang ada di museum merupakan salah satu cara efektif untuk dikembangkan di dunia pendidikan. Dengan mengunjungi museum, pengunjung akan melihat secara langsung benda-benda bersejarah, tidak hanya melihat di gambar saja. Melalui koleksi-koleksi yang dipamerkan serta aktivitas edukatif, museum dapat menjadi tempat yang menarik dan efektif untuk mempelajari berbagai aspek sejarah, seni maupun budaya pada era Hindu-Buddha.
Sumber Referensi :
Asnawir, M. Basyiruddin Usman. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers. Hal. 11
Hanapi, E., Hariyono, H. & Utaya, S. (2017). Pemanfaatan objek wisata sebagai sumber pembelajaran kontekstual. In Prosiing Seminar Nasional Mahasiswa Kerjasama Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud 2016.
Nastiti, Titi S. (2014). Jejak-jejak Peradaban Hindu-Buddha Di Nusantara. KALPATARU, 23(1), 35-50.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H