Mohon tunggu...
Hisna Cahaya
Hisna Cahaya Mohon Tunggu... lainnya -

Uploader Berita website ber 'plat merah'

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Vicky Menipu, Saya Ditipu

11 September 2013   10:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:03 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah maraknya pemberitaan tentang Vicky Prasetyo yang “cerdas” itu, saya juga diberitakan. Sama-sama soal tipu. Bedanya Vicky menipu dan saya ditipu.

Kalau Vicky beritanya marak di infotainment, kalau saya hanya sebatas di kompasiana dan di Lampung Post, kemarin, pada halaman surat pembaca.

Terus terang saya masih kesal dengan penipuan kadar emas yang baru saya sadari dua hari lalu. Cincin 3 gram --yang pernah saya beli di Toko Mas Sinar Baru yang ada di Jl. Pemuda No. 21 Tanjungkarang, Bandarlampung itu—belum saya periksa kembali kadarnya di Pergadaian.

Saya yakin, kalaupun memang emas, ya, tidak 24 karat seperti yang tertera pada surat yang saya terima dari toko tersebut. Saya juga yakin, harganya akan terjun bebas dari harga waktu saya beli di tempat itu.

Kemarin pagi saya sempat tanya ke adik saya. Dia kuliah di jurusan ilmu hukum, ambil jurusan perdata ekonomi. Katanya, kalau toko itu dilaporkan ke polisi, akan di jerat undang-undang perlindungan konsumen. Tapi adik saya bilang, mendingan tidak usah dilaporkan. Kenapa? Karena biaya prosesnya akan lebih mahal dari harga cincin yang CUMA Rp1.680.000.

“Yang ketipu 20 juta aja disaranin untuk nggak lapor, prosesnya mahal, percuma, rugi!” Kurang lebih adik saya bilang begitu.

Mendengar kata-kata adik saya itu, saya langsung tertawa. Ironi yang patut ditertawakan, bukan? Mau cari keadilan saja harus rugi dulu.

Tapi di tengah sakit hati atas penipuan itu, muncul pemberitaan tentang orang cerdas bernama Vicky Prasetyo. Dua video tentang Vicky –nyalon lurah dan diwawancara infotainment—sangat membantu saya melupakan kepedihan hati akibat ditipu Toko Mas Sinar Baru yang ada di Jl. Pemuda No. 21 Tanjungkarang, Bandarlampung.

Kedua video itu sangat menghibur dan membuat saya berpikir, alangkah cerdasnya si Vicky ini. Saya yang –alhamdulillah—untung-untungan bisa jadi sarjana, tidak mampu menangkap apa maksut sebagian besar ucapannya. “Ini orang cerdas betul!” pikir saya. Dia juga sangat kocak, tanpa dibuat-buat. Saya suka sekali dengan laki-laki yang memiliki selera humor yang tinggi seperti orang ini. Saya pikir, daripada Vicky jadi kepala desa, lebih baik jadi pelawak. Pasti lebih cepat kaya dan harmonisisasi [?] kemakmuran yang digadangnnya cepat terlaksana. Sayang, dia keburu dipenjara.[hc]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun