Mohon tunggu...
Hisdan Satria
Hisdan Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - Buruh

Pensiunan mahasiswa jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Hukum

"Gal Gadot" di Tengah Pusaran Korupsi Istana

7 Desember 2020   15:18 Diperbarui: 7 Desember 2020   17:19 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah diragukan integritasnya beberapa bulan lalu, KPK kembali menunjukkan taringnya. Dalam kurun waktu dua minggu, dua kasus korupsi yang melibatkan pejabat di lingkaran istana berhasil diungkap, yaitu perkara ekspor benur yang melibatkan Edhy Prabowo selaku Menteri KKP dan perkara bantuan COVID-19 yang melibatkan Menteri Sosial, Juliari Batubara.

Belum reda hiruk pikuk soal ekspor benur, disusul kehebohan bantuan COVID-19 yang diselewengkan oleh pemangku kepentingan yang menimbulkan kemarahan luar biasa karena korupsi tersebut sangat melampaui batas kewajaran nalar dan hati nurani manusia. Sekitar tujuh belas milyar diembat untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.

Di twitter, kasus ini mendapat banyak respon  dari netizen, tak terkecuali Imam Darto, seorang presenter dan podcaster kenamaan tanah air.

Alih alih mendapat dukungan, Imam Darto malah menerima kritik pedas dari warganet karena twitnya yang dinilai mewajarkan perilaku korupsi.

Imam menganggap korupsi yang dilakukan Mensos adalah suatu hal yang sulit dihindari.

"Bukannya mendukung korupsi ya, tapi di depan mata disodorin 17M siapa yang nggak gentar anjir. Point is, semua orang punya setannya masing-masing. Tinggal nunggu waktu bikin dosanya aja", kicau Imam.

Mendapat cemoohan dari netizen membuat Imam memberi klarifikasi atas cuitannya itu, yang mana malah semakin blunder dan dianggap tidak memahami bagaimana korupsi tersebut bisa terjadi.

"Wah, twitku ramai. Gini, bukan rasionalisasi. Ganti analogi, deh. Contoh berita: seorang publik figur dengan sosok keluarga rukun dicintai jutaan orang, tiba-tiba ketahuan tidur sama Gal Gadot. Komen gue: disodorin Gal Gadot telanjang di depan mata siapa yang tak gentar anjir", klarifikasinya.

Bukannya meredam hawa panas twit sebelumnya, twit klarifikasi Imam malah membuatnya semakin blunder.

Keblunderan Imam ini tidak luput dari pengamatan Jurnalis Senior, Zen RS. Zen menganggap bahwa Imam tidak memahami sistem korupsi yg dilakukan oleh Menteri Sosial.

"Disebut 'godaan' karena ia tersedia, bisa digapai, reachable. Yg tak tergapai bukanlah godaan, hanyalah khayal, mimpi, fiksi -- mis: Galgadot telanjang bisa disodorkan kpd politikus/pejabat NKRI. Paham? Kalau gak, emang belum laik bikin analogi. Coba ulangi lagi, ngetwit lagi besok", kicau Zen.

Tidak hanya Zen, Jurnalis senior lain, Ainur Rohman turut merespon twit Imam.

"Kalau Darto banyak baca soal sosiologi korupsi di Indonesia pasti tahu. Pejabat korupsi itu dilandasi karena hasrat mewah-mewahan dan atau bayar ongkos politik yg mahal. Korupsi tercipta karena ada upaya atau sistem yg menjadikan Gal Gadot telanjang di depanmu. Nggak tiba-tiba disodorin", twit Ainur.

Setelah merasa membuat kegaduhan karena twitnya, Imam akhirnya meminta maaf dan menghapus kicauannya sebagai bentuk menarik opininya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun