Tanggal 7 Juli 2017 merupakan Hari Berkabung Nasional bagi para Akhwat lantaran Sonia Ristanti resmi dipersunting seorang pria Hafidz dan Qori' muda berbakat, Muzammil Hasballah. Munafik rasanya jika ada pemuda muslim dan jomblo (atau-pun yang sudah punya kekasih tapi sudah merasa jenuh, hmm) tidak ingin seperti Muzammil. Bagaimana tidak, selain pinter ngaji dia juga diganderungi wanita seantero Nusantara. Kenapa para wanita bisa tergila-gila dengan pesona Muzammil? Apa karena dia tampan? Atau suaranya bagus? Atau wangi?Â
1. Nggak Ganteng
Coba cermati dengan seksama, apa pendapat kamu tentang wajah Muzammil? Ganteng kah? Saya rasa nggak ada yang jawab dia ganteng. Tampang Muzammil itu pas-pasan, nggak ganteng. Malah kalau disandingkan dengan Ojan SKETSA Trans TV malah cenderung lebih nggak ganteng lagi. Thathap mhata shayhaaa
2. Pintar
Jelas, alumnus ITB nggak ada yang nggak pintar. Tapi apakah Muzammil adalah mahasiswa paling pintar se-ITB? Saat wisuda Muzammil nggak pake serempang bertuliskan CUMLOUDE tuh. Eh, tapi nggak tahu ding. hehehe...
3. Hafidz dan Qori'
Kalau Muzammil di-battle sama peserta Hafidz cilik RCTI, saya rasa pasti kalah. Soal bagus atau tidaknya suara Muzammil itu soal selera.Â
4. Gaul
Muzammil adalah wujud anak gaul jaman sekarang. Lihat saja foto dan video di akun Instagramnya. Dia sering pakai kemeja flannel lengan panjang, kupluk macam mamang2 villa puncak, dan foto saat dia sedang main skateboard. Tapi sayang, dia sering pakai sorban yang digantung di lehernya, yang membuatnya seperti band pop tahun 2000an yang lagi bawain lagu religi.
Empat hal itulah yang bikin Muzammil menjelma menjadi sosok pria idaman. Meskipun empat hal itu masih dalam kategori standar (bukan yang TER) namun Muzammil mampu meramunya dengam apik. Selain itu, kita sering dihadapkan pada realita bahwa anak gaul cenderung memiliki moral yang nggak baik, nggak bisa ngaji, dan hal negatif lainnya. Kita juga sering berfikir bahwa cowok yang suka ngaji itu nggak gaul, pakai baju kombrong kombrong, dan tertutup dari pergaulan. Nah, sosok Muzammil bisa menyatukan dua hal yang selama ini kita anggap tidak akan pernah bisa bersatu, pinter ngaji tapi tetep gaul. Kita tunggu aksi Muzammil di bidang politik, apakah dia bisa menyatukan simpatisan Jokowi dan Prabowo? Ah preetttt....
Mengutip perkataan Pandji Pragiwaksono dalam Stand Up Comedy (World) Tour-nya, dia mengatakan bahwa SEDIKIT LEBIH BEDA LEBIH BAIK, DARIPADA SEDIKIT LEBIH BAIK rasanya sedang dialami pada seorang Muzammil. Coba kita bayangkan salah satu dari empat poin di atas hilang, atau lebih baik. Seandainya Muzammil memiliki wajah sangat tampan, mungkin dia lebih sering sepik sepik cewek cewek ITB daripada mendalami ilmu agama. Atau dia menjadi cowok terpintar di ITB, mungkin dia masih sibuk kirim e-mail lamaran pekerjaan ke banyak perusahaan. Atau dia berani menerima tantangan nomer tiga, kalau menang malu karena lawan anak kecil, kalau kalah lebih malu lagi, masa sama anak kecil aja kalah. Atau dia menjadi cowok yang sangat gaul, saya rasa karirnya akan berakhir di sampul majalah GAUL.Â
Kuncinya adalah, jadilah orang yang berbeda dan tetap pada jalurnya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI