[caption caption="Ilustrasi uang (Sumber: Sindonews, 2016)"][/caption]NBC Indonesia (Kamis, 21 April 2016) memberitakan bahwa Kartini Muljadi, Ketua Pengurus Yayasan Rumah Sakit Sumber Waras hanya menerima uang pembayaran sebesar Rp 355 Milyar dari Pemprov DKI Jakarta. Lantas mana yang Rp 400 Milyar ?
Seperti “halilintar” ! Kenyataan ini sungguh mengejutkan, karena semua orang sudah tahu, bahwa Ahok mengeluarkan duit Rp 755 Milyar untuk membeli RS Sumber Waras.
Keributan selama ini yang berkenaan dengan hal hal: cara pembayaran; alamat RS Sumber waras yang dibeli; apakah BPK ngaco; apakah ketua BPK ada di Panama Papers; apakah SHM atau HGB; NJOP Sumber Waras dan sebagainya menjadi “Nihil.” Ter-eliminir dengan sendirinya.
Dengan “berurai” air mata Kartini Muljadi mengatakan bahwa beliau siap mengembalikan uang yang Rp 355 Milyar itu. Toh uang yang diterima tak sampai separuh, sementara dia harus “berbohong” seolah olah telah menerima bayaran Rp 755 Milyar. Sebuah tindakan salah, melanggar hukum dan memalukan.
Sekarang semua mata tertuju ke arah Kartini Muljadi. Apakah keinginannya untuk mengembalikan uang yang sudah sumbing dari Ahok tersebut disetujui oleh KPK atau tidak.
Jika KPK setuju, maka telunjuk penduduk Indonesia umumnya, dan warga DKI khususnya akan mengarah ke Ahok: “Hok, mana uang yang Rp 400 Milyar itu ? Apakah anda kasi ke bini, adik (Panama Papers) atau emak loe ?”
Tak sabar menunggu hari H itu !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H