Mohon tunggu...
Hirzi LibnaFirmanullah
Hirzi LibnaFirmanullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwa

Mahasiswa Magister

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Proses Pengembangan Integrated Coastal Zone Management (ICZM) di Pesisir Pantai Indonesia

23 November 2024   16:59 Diperbarui: 23 November 2024   19:50 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesisir pantai Indonesia, yang membentang sepanjang lebih dari 95.000 kilometer, adalah salah satu kawasan paling kaya dan beragam di dunia. Wilayah ini memiliki peran strategis dalam mendukung ekosistem, ekonomi, dan sosial masyarakat. Namun, pesisir juga menghadapi tekanan besar akibat aktivitas manusia dan perubahan iklim. Untuk mengatasi tantangan ini, pendekatan Integrated Coastal Zone Management (ICZM) atau Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu mulai diterapkan.

Integrated Coastal Management (ICZM) adalah pendekatan komprehensif yang mengintegrasikan berbagai sektor dan pemangku kepentingan dalam pengelolaan wilayah pesisir untuk mencapai keberlanjutan ekologi, sosial, dan ekonomi. Artikel ini membahas proses pengembangan ICZM di pesisir Indonesia, langkah-langkah penting yang diambil, masalah yang dihadapi, dan prospek keberlanjutannya.

Apa itu ICZM?

Dalam upaya untuk menyeimbangkan pemanfaatan sumber daya pesisir dengan pelestarian lingkungan, ICZM adalah strategi pengelolaan yang melibatkan koordinasi antar-sektor, pendekatan berbasis ekosistem, dan partisipasi aktif masyarakat. Mengingat masalah yang dihadapi oleh wilayah pesisir di Indonesia, penerapan ICZM menjadi penting.

  • Erosi dan abrasi: Akibat aktivitas pembangunan yang tidak terkendali.
  • Pencemaran lingkungan: Limbah domestik dan industri.
  • Overfishing: Eksploitasi sumber daya laut secara berlebihan.
  • Kenaikan permukaan air laut: Dampak perubahan iklim global

Melalui ICZM, diharapkan terjadi sinergi antar-sektor seperti perikanan, pariwisata, transportasi laut, dan konservasi lingkungan

Kerangka Dasar Pengembangan ICZM di Indonesia

Pemerintah Indonesia telah merancang kerangka dasar ICZM melalui berbagai kebijakan, seperti UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Kerangka ini meliputi:

1. Identifikasi Permasalahan yang Ada di Wilayah Pesisir 

Setiap wilayah pesisir memiliki ciri-ciri khusus yang membutuhkan pendekatan yang berbeda. Langkah pertama ICZM adalah menemukan masalah utama, seperti polusi, kerusakan ekosistem mangrove, atau konflik penggunaan lahan.


2. Perencanaan Terintegrasi ICZM 

Mengutamakan perencanaan yang mengintegrasikan sektor-sektor terkait. Untuk ilustrasi, zonasi dibuat di wilayah pesisir untuk memungkinkan berbagai aktivitas seperti pelabuhan, pariwisata, dan kawasan konservasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun