Artikel Ilmiah : Hironimus Deo, S.Pd.
Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
SMAN 2 Macang Pacar
Bahasa Indonesia mencakup kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra. Kedua kemampuan tersebut meliputi empat aspek yaitu aspek menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat kemampuan tersebut teraplikasi dalam pembelajaran. Fungsi utama bahasa adalah sebagai sarana komunikasi yang digunakan antar penutur untuk berbagai keperluan. Selain itu, pembelajaran sastra memiliki fungsi utama sebagai pengalus budi, peningkatan kepekaan, rasa kemanusiaan, dan kepedulian sosial terhadap lingkungan.
Ruang lingkup dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA terdapat indikasi dan fluktuasi daya serap siswa pada aspek berbicara. Disisi lain, terdapat pula kenyataan bahwa siswa kurang termotivasi dalam belajar yang berkompetensi dasar berbicara, karena siswa kurang latihan berbicara. Banyak fakta yang terjadi pada siswa saat ini yaitu penialian dinyatakan belum tuntas, hal ini dikarenakan strategi yang digunakan kurang kreatif dan kurang inovatif karena hanya menggunakan teknik ceramah, tanya jawab, dan masih banyak metode-metode lain yang kurang inovatif, dalam menunjang pengajaran di sekolah.
Banyak pilihan metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran di kelas. Namun Seorang guru harus mengetahui metode yang tepat yang dapat digunakan untuk pengajarannya meskipun media dan sarana untuk pengajaran merupakan ujung tombak dari keberhasilan suatu pembelajaran yang dipegang penuh oleh tenaga pengajar (guru). Metode merupakan cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (KBBI, 2003: 740). Proses pengajaran dibutuhkan metode tertentu untuk merangsang anak didik guna keberhasilan pencapaian tujuan dari pengajaran.
Pada dasarnya masih banyak peserta didik yang dianggap kurang mampu berbicara di depan umum. Hal ini disebabkan oleh minimnya pelatihan dan pengalaman dalam berinteraksi dalam setiap kegiatan berbicara. Perlunya banyak latihan dalam berkomunikasi agar biasa menanamkan rasa percaya diri sehingga setiap orang mampu berbicara yang efektif. Untuk itu, pentingnya mempelajarai keterampilan berbicara saat ini di sekolah untuk melatih siswa agar mampu berbicara dengan memperhatikan ketepatan dan kelancaran berbicara.Â
Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara dipelajari. Berbicara berhubungan erat dengan perkembangan kosakata yang diperoleh. Perlu kita sadari juga bahwa keterampilan-keterampilan yang diperlukan bagi kegiatan berbicara yang efektif, banyak persamaan dengan yang dibutuhkan bagi komunikasi efektif dalam keterampilan berbahasa yang lain, Greene & Petty (1971: 39 - 41).
Salah satu kemampuan berbahasa yang sangat perlu dikuasai oleh seseorang adalah kemampuan berbicara. Istilah kemampuan berbicara disamakan dengan istilah keterampilan berbicara. Kemampuan berbicara tidak didapat begitu saja, sebagian besar memerlukan latihan atau pengalaman berbicara. Berbicara merupakan sesuatu yang khas pada manusia karena berbicara adalah suatu sistem komunikasi dimana seseorang mengutarakan pendapat dan perasaan hati dan mengerti maksud seseorang melalui pendengar, Sidiarto ( 1986; 251).Â
Debat aktif adalah menyampaikan pendapat yang bertentangan dengan pendapat orang lain. Bisa juga debat diartikan sebagai mengajukan usul dan mempertahankan usulan tersebut agar tetap digunakan oleh pihak-pihak tertentu. Mempraktekkan peserta didik di kelas melaksanakan debat aktif merupakan stimulus agar peserta didik mampu berbicara dengan penuh keseriusan, terlatih dan percaya diri.