Pertumbuhan ekonomi dalam skala nasional mencerminkan perkembangan ekonomi dari tahun ke tahun atas seluruh wilayah nasional dalam skala yang lebih sempit atau skala regional. Pertumbuhan ekonomi akan sangat tergantung pada karakteristik serta Kemampuan suatu wilayah dalam mengelola wilayahnya.
Menurut Syarizal (2008:26) perhatian terhadap pertumbuhan ekonomi daerah semakin meningkat di daerah otonomi daerah. Hal ini dapat dipahami karena dalam era otonomi masing-masing daerah berlomba-lomba meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerahnya guna meningkatkan kemakmuran masyarakatnya.
Dalam teorinya terdapat beberapa model pembangunan dan pertumbuhan ekonomi regional di antaranya 1)teori basis ekspor. 2) teori neoklasik. 3) model kumulatif kausatif. Dan 4) model Core periphery. Adapun indicator yang digunakan adalah PDRB.
Wilayah Kabupaten Jember merupakan salah satu wilayah yang berada di Jawa Timur yang terletak terletak di bagian paling timur dari Jawa Timur yang juga merupakan termasuk dalam karesidenan Besuki Raya.
Kabupaten Jember sendiri sangat ramai dan merupakan wilayah tarikan bagi mahasiswa mahasiswa dari berbagai wilayah Jawa Timur bahkan dari luar Pulau Jawa. Oleh sebab itu Kota Jember menjadi meningkat pertumbuhan ekonominya dari pemasaran pemasaran kebutuhan.
Nilai PDRB Kabupaten Jember atas dasar harga berlaku 2010 pada tahun 2018 mencapai 72.312.515,6 secara nominal nilai PDRB ini mengalami kenaikan sebesar 21.710.418,5 dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 50.602.097,1 juta rupiah.
Naiknya nilai PDRB ini dipengaruhi oleh meningkatnya produksi di seluruh lapangan usaha dan adanya inflasi berdasarkan harga konstan 2010 angka PDRB juga mengalami kenaikan dari 41.971.678,4 juta rupiah pada tahun 2018.
Kabupaten Jember mengalami pertumbuhan ekonomi sekitar 5,23% meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 5,1%. Kenaikan PDRB ini murni disebabkan oleh meningkatnya produksi di seluruh lapangan usaha dan tidak di pengaruhi oleh inflasi.
teori pertumbuhan jalur cepat atau dompet diperkenalkan oleh samuelson pada tahun 1955, Empat Inti dari teori ini adalah menekankan bahwa setiap daerah perlu mengetahui sektor ataupun komoditi apa yang memiliki potensi besar dan dapat dikembangkan dengan baik karena kondisi alam maupun secara itu memiliki competitive advantage untuk dikembangkan.
Artinya dengan kebutuhan modal yang sama sektor tersebut dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar dapat berproduksi dalam waktu relatif singkat dan sumbangan untuk perekonomian juga cukup besar agar bahasanya terjamin produk tersebut harus bisa diekspor atau ke luar daerah atau ke luar negeri.
Teori ini sangat cocok untuk dilakukan di Kabupaten Jember karena memang potensi alam sangat sangat Unggul dalam bidang pertanian khususnya tembakau.
Oleh karena itu dapat mengangkat perekonomian pendapatan regional di Kabupaten Jember perkembangan sektor tersebut akan mendorong sektor lain turut berkembang sehingga perekonomian secara keseluruhan akan tumbuh sektor-sektor lain dan membuat sektor-sektor saling terkait dan saling mendukung menggabungkan kebijakan jalur cepat dan mensinergikan nya dengan sektor lain yang terkait akan mampu membuat perekonomian tumbuh cepat.
Schumpeter dan ahli lainnya mengatakan bahwa kemajuan teknologi sangat ditentukan oleh usaha entrepreneur dalam masyarakat, jiwa usaha pemilik modal mampu melihat peluang dan mengambil resiko untuk membuka lapangan kerja baru untuk angkatan kerja yang bertambah setiap tahunnya.
Resource: bps.go.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H