Mohon tunggu...
Habib Abdullah (hiratsuke)
Habib Abdullah (hiratsuke) Mohon Tunggu... Editor - no anything except Allah SWT.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

gowesser

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dampak Ekonomi Pemindahan Ibu Kota

8 September 2019   18:49 Diperbarui: 8 September 2019   19:03 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hal itu di sebabkan karena semua infrastuktur pelayanan di ibu kota baru akan menjadi terprivatisasi, sehingga dalam jangka lama akan menambah jumlah defisit pendapatan primer serta transaksi neraca berjalan. Selain itu juga, dengan keseluruhan dana yang di ambil dari APBN akan menjadikan seluruh rencana pemindahan ibu kota dalam kendali pemerintah, parlemen, dan rakyat Indonesia. Terdapat juga tawaran dari negara lain yang membantu dalam hal investasi yaitu Negara Rusia. Rusia akan membantu mendukung dengan menginvestasi pembangunan infrastuktur. 

Negara beruang meraah tersebut siap menggelontorkan dana kurang lebih USD 2,5 milliar atau sekitar Rp. 35 triliun namun tinggal menunggu persetujuan  dari pemerintah Indonesia. Investasi yang berasal dari negara asing akan berdampak negatif terhadap kemandirian bangsa. Untuk itu para pengamat ekonomi Indonesia agak merasa kontra jika investasi yang di tawarkan oleh Negara Rusia. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pemindahan ibu kota harus membutuhkan stake holder yang sangat banyak agar tidak terjadi kerancauan.

Selain sumber dana juga terdapat hal yang harus di siapkan yaitu analisa lahan dan design kawasan, dari sanalah dana yang akan dibutuhkan lebih detail perhitungannya. Dalam proses pelaksanaan kira -- kira pembangunan akan di mulai tahun 2020 yaitu dimulai dengan peletakan batu pertama yang kemudian dilanjutkan dengan pembangunan besar besaran sampai tahun 2024.

Target pemindahan ibu kota secara resmi oleh pemerintah Indonesia adalah tahun 2024. Tentunya akan menimbulkan banyak sekali pengaruh. Dalam aspek ekonomi pengaruh yang akan di timbulkan salah satunya adalah inflasi. Dengan banyaknya pemindahan penduduk kesana, maka supply kebutuhan yang harus di kirim kesana sangat banyak dan itu pun tidak semua di supply oleh pulau kalimatan itu sendiri, sehingga masih menggantungkan supply kebutuhan pembangunan dan kebutuhan sehari hari penduduk dari Pulau Jawa yang dalam konektivitas masih belum terbiasa dengan jarak yang begitu jauh, sehingga menjadikan inflasi naik. 

Menurut Eko Listyanto selaku Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) beranggapan bahwa pengaruh dalam pertumbuhan ekonomi bakal terasa dalam 15 tahun setelah pemindahan ibu kota. Selain itu dia juga beranggapan tentang ekonomi di Jakarta setelah pindahnya ibu kota. 

Dia menyatakan bahwasannya di Jakarta akan tetap eksis untuk iklim investasi karena arus perekonomian dunia yang terdapat di Negara Singapura lebih dekat melalui Kota Jakarta. Walaupun di Indonesia akan tumbuh 10 Kota metropolitan pun karena disana akan masih di jadikan pusat ekonomi dan sedangkan di ibu kota baru akan di jadikan sebagai pusat pemerintahan. Namun, berbeda lagi jika arus perekonomian dunia berubah, bisa jadi arus ekonomi dunia akan melalui Negara China sehingga akan sangat menguntungkan untuk perekonomian Indonesia sangat lebih maju karena ibu kota yang baru akan juga akan di lewati arus  lalu lintas perekonomian dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun