Mohon tunggu...
HiQudsStory
HiQudsStory Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer, Full time Blogger

Pemilik blog https://mlaqumlaqu.com. Akun instagram @hiquds, twitter @hi_quds

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Tips Membangun Komunikasi Asik dengan Anak

7 Agustus 2024   20:09 Diperbarui: 7 Agustus 2024   20:12 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Great communication begins with connection 

~Oprah Winfrey~

Tidak banyak orang tua yang menyadari bahwa komunikasi yang dilakukan dengan anak itu harus ada koneksinya, keterhubungannya.  Bukan sekedar anak yang patuh mendengarkan apa mau kita, tapi kita sebagai orang tua juga harus mau dan bisa menjadi pendengarnya.

Seringkali apa yang kita kira mereka butuhkan itu sebenarnya tidak benar-benar mereka butuhkan. Memang tidak mudah membangun komunikasi dengan anak yang benar-benar efektif tanpa membuat mereka merasa tertekan atau digurui.

Membangun komunikasi yang asik dengan anak seperti apa sih?

Pada kesempatan acara Women's Talk yang diadakan Generali Alam Sutra dan RS Premier Bintaro ini menghadirkan Monica S, M.Psi seorang Psikolog Klinis yang bertugas di RS Premier Bintaro. 

Bagaimana kita sebagai orang tua dapat berkomunikasi efektif tapi juga asik pada anak, dijelaskan Monic dimulai dengan membangun sikap yang saling memahami satu sama lain secara betul. 

Ketika kita sebagai orang tua dapat berkomunikasi dengan baik dengan anak, berarti kita dapat menyampaikan apa yang kita ingin sampaikan dengan jelas, singkat, padat dan sistematis tanpa melenceng kemana-mana di luar topik yang kita ingin sampaikan.

Pada saat kita berkomunikasi dengan anak, berikan juga kesempatan anak untuk menyampaikan isi hatinya, bukan hanya meminta anak untuk mendengarkan saja.

Dengan kita memberikan kesempatan berbicara pada anak berarti kita juga memberi anak kesempatan untuk belajar menggunakan bahasa yang baik yang tidak menekan atau bahkan membully. 

Tanpa kita sadari verbal bullying itu juga banyak terjadi di keluarga, misalnya orang tua yang memberi label negatif seperti bodoh, penakut pada anak sebagai salah satu bentuk verbal bullying.

Terjalinnya komunikasi dengan anak juga dapat dilihat dari cara kita orang tua yang mau mendengarkan maksud yang disampaikan si anak dan anak juga sebaliknya dapat memahami apa yang kita sampaikan, bukan hanya sekedar menjawab pertanyaan kita. 

Jangan sampai saat kita berkomunikasi dengan anak, anak merasa tidak nyaman atau bahkan merasa takut. Kita harus pintar-pintar memperhatikan gesture anak ketika kita ajak bicara. 

Ketika anak tidak siap tentu dia tidak akan merasa nyaman dan disinilah kita dapat menenangkan dan memberi rasa nyaman dengan pelukan. Dengan begitu anak merasa dihargai, dibutuhkan, dan diperhatikan.

Perlu juga jadi perhatian perilaku kita sebagai orang tua agar tidak mentrigger emosi anak. Menjadi orang tua terutama ibu tidaklah mudah. Ibu yang di rumah yang melakukan semua pekerjaan rumah dapat terkena parental burn out.

Tips agar para ibu tidak mengalami burn out

Oleh sebab itu, seorang ibu harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Mempunyai tubuh yg sehat, dengan cara meningkatkan perawatan tubuh, makan makanan sehat, menghindari penggunaan obat yang tidak diperlukan, istirahat cukup minimal 6 jam, latihan/olahraga rutin seperti jalan kaki, lari, atau senam minimal 30 menit perhari, 2 kali seminggu yang berguna menjaga stress kita.

2. Kompak dan mesra dengan pasangan. Walaupun sibuk mengurus anak, pekerjaan dan keluarga tapi tetap harus menjaga kekompakan dan kemesraan dengan pasangan dengan tidak melupakan janji pernikahan. Lakukan dating dengan pasangan juga dapat dilakukan di sela-sela mengurus anak, pekerjaan dan keluarga.

3. Cintai diri sendiri. Penting dilakukan salah satunya dengan menjalankan hobi, memiliki waktu sendiri, merawat diri seperti menghadiahi diri sendiri. Misalnya dengan menonton film, makan makanan kesukaan.

4. Bersosialisasi. Sebagai makhluk sosial jangan ragu untuk bercerita dengan seseorang yang dipercaya, pergi dengan teman, atau bergabung dengan komunitas yang supportif seperti komunitas Generali Alam Sutra tempat bernaungnya ibu Vivi dan ibu Anna, narasumber yang juga hadir dalam Women's Talkshow ini.

Apabila ada masalah, jangan ragu untuk melakukan konseling dengan tenaga ahli seperti psikolog yang ada di Ikatan Psikolog Klinis atau di rumah sakit seperti di Rumah Sakit Premier Bintaro.

5. Produktif. Lakukan sesuatu yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan juga orang lain. Sesuatu yang bermanfaat dapat membuat kepercayaan diri meningkat.

Remember there is no way to be perfect parents

Sharing pengalaman ibu Vivi dan ibu Anna


Pada acara Women's Talk yang diselenggarakan pada Sabtu (3/8) ini juga hadir ibu Vivi dan ibu Anna terkait pengalamannya berkomunikasi dengan putrinya. Baik ibu Anna maupun ibu Vivi merupakan seorang ibu rumah tangga yang juga sebagai seorang pekerja.

Women's Talkshow, dokpri.
Women's Talkshow, dokpri.

Ibu Anna, ibu 2 orang anak yang menceritakan pengalaman bad communication-nya dengan putrinya. Sebagai seorang ibu, tentu saja ibu Anna menginginkan yang terbaik untuk masa depan putrinya. Apalagi yang berkaitan dengan teman lawan jenis. Namun saat itu putrinya merasa ibunya tidak mengerti dirinya dan berakibat buruknya komunikasi antar mereka.

Pada saat itu ibu Anna memutuskan untuk sama-sama menenangkan diri, memberi kesempatan dan juga waktu agar komunikasi yang mereka jalin bisa efektif karena sudah cooling down.

Tidak jauh berbeda dengan ibu Anna, ibu Vivi yang merupakan ibu dari 3 orang anak ini juga mengalami pengalaman terkait komunikasi dengan putrinya. Apalagi saat itu putrinya terdiagnosa kanker leukimia.

Bu Vivi mengalami kesulitan komunikasi dengan putrinya di awal-awal putrinya terdiagnosa leukimia. Putrinya merasa bahwa ibu Vivi menyayanginya karena dirinya sedang sakit. Tentu saja hal tersebut membuat ibu Vivi merasa sedih.

Penulis dengan ibu Vivi, dokpri.
Penulis dengan ibu Vivi, dokpri.

Padahal sebagai seorang ibu, beliau merasa sudah berusaha memberikan yang terbaik dan tidak membeda-bedakan antara anak yang satu dengan yang lain. Namun sang putri ternyata berpendapat lain. Hal ini dikarenakan komunikasi antar keduanya tidak terjalin secara semestinya.

Menanggapi hal tersebut Bu Monic mengatakan bahwa anak-anak itu mempunyai pemikirannya sendiri, mempunyai kebutuhannya sendiri yang tentunya berbeda dengan orang tua dan juga saudaranya yang lain.

Sebagai orang tua kita harus hargai. Apa yang orang tua berikan terkadang belum cukup atau berbeda dengan yang diinginkan dan dibutuhkan. Disinilah dibutuhkan komunikasi yang efektif dan proses panjang untuk itu.

Perlu dicatat bahwa komunikasi dengan anak itu dapat dan seharusnya dilakukan sejak dari dalam kandungan. Walaupun masih berupa janin, tapi sang anak dapat merespon. Hal tersebut tentu dapat menjadi fondasi bahwa komunikasi intensif, efektif dan tentunya asik dapat terjalin antara orang tua dan anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun