Sambil berjalan menuju destinasi pertama, kak Mutia juga menjelaskan beberapa tempat seperti patung Persahabatan yang berada di tengah jalan depan gedung . Kami juga melewati warung sop buntut yang terkenal yaitu Sop Buntut Cut Mutia, yang berada di dalam jalan masuk depan mesjid Cut Mutia.
Kak Mutia juga menjelaskan tidak jauh dari mesjid terdapat Tugu Kuntstring yang bangunannya merupakan bangunan peninggalan jaman Belanda yang kini beralihfungsi menjadi restoran dan galeri. Selain itu tepat di sebelah mesjid juga terdapat warung makan Sunda Bu Ida yang juga terkenal.
Toko Roti Lauw
Mumpung cuaca cerah nih, destinasi kuliner sejarah pertama yang kami kunjungi yaitu Toko Roti Lauw. Lokasi toko roti ini tepat di samping stasiun Gondangdia tidak jauh dari pintu keluar stasiun.Â
Toko roti yang sudah berdiri sejak tahun 1940 oleh Lau Tjoan To ini menjadi roti favorit warga Jakarta dan sekitarnya. Letak tokonya sendiri cukup strategis, beralamat di Jalan Srikaya I no. 10-12, Gondangdia ini menghidangkan aneka varian rasa roti yang cukup terjangkau.
Roti Lauw yang saya kenal sejak kecil ini biasanya saya beli melalui penjaja roti yang menggunakan gerobak sepeda. Sarapan roti di pagi hari jadi makin bervariasi dengan roti Lauw yang legendaris ini. Apalagi kalau ditemani secangkir teh, kopi atau susu.
Varian roti Lauw yang terkenal yaitu roti Gambang, roti berbentuk panjang, berwarna coklat tua dengan taburan biji wijen ini cukup mengenyangkan. Sayang kemarin itu kami kehabisan stok roti Gambangnya. Terkenal dengan harganya yang terjangkau, toko roti Lauw ini juga menerima pesanan roti buaya untuk pernikahan adat Betawi.
Buka dari pagi jam 08.00-17.00 WIB ini juga menyediakan makan di tempat untuk para pengunjung. Mereka juga menyediakan minuman kemasan dan juga air putih gratis. Tempatnya cukup nyaman buat sekedar menikmati sebungkus roti yang rata-rata dihargai Rp8.000 ini sambil menunggu jadwal kereta selanjutnya.