Menjamurnya restoran, rumah makan yang menyajikan aneka menu di seputaran Jakarta, membuat para pecinta kuliner jadi dimanjakan dengan berbagai pilihan. Mau menu hidangan lokal maupun luar tinggal pilih sesuai selera dan tentunya isi dompet kita. Untuk yang berada di area jalan Thamrin, Sabang dan Kebon Sirih ada satu restoran yang menyajikan kuliner peranakan Nusantara yang patut di coba yaitu Kedai Sirih Merah.Â
Restoran yang berada tidak jauh dari kantor Kementrian Agama di jalan MH Thamrin ini lokasinya mudah dijangkau dengan transportasi umum seperti kereta commuter line, bus TransJakarta atau menggunakan kendaraan online, karena dekat dengan stasiun Tanah Abang, stasiun Gondangdia dan halte TransJakarta BI (Bank Indonesia). Untuk yang menggunakan kendaraan pribadi juga tersedia parkir yang cukup luas, apalagi lokasinya berada di jalan buntu yang tidak banyak kendaraan umum lalu lalang.
Ketika ada urusan di sekitar area tersebut, saya sering kali melewati restoran Kedai Sirih Merah itu. Di antara gedung-gedung di samping, terlihat satu bangunan yang berbeda dengan lainnya seperti rumah tempat tinggal biasa. Ternyata Kedai Sirih Merah ini tadinya memang rumah tinggal yang dijadikan tempat usaha yaitu restoran. Penampakan dari luar dengan warna merah menyala dan bangunannya yang terkesan jadul atau tempo dulu seperti rumah-rumah peninggalan di jaman Belanda/Jepang.
Untuk desain ruangan di Kedai Sirih Merah ini terasa sekali nuansa perpaduan peranakan Tionghoa dan kebudayaan Indonesia. Terlihat ketika memasuki ruang pertama dari pintu masuk, terdapat meja kasir dan beberapa meja dan kursi. Nuansa merah, lukisan dan gorden yang ada di ruangan itu menampilkan paduan dua kebudayaan tersebut. Begitu juga di ruangan dalam pengunjung akan menemui lukisan, koleksi guci, lampu yang bernuansa peranakan Nusantara.
Di Kedai Sirih Merah ini mereka menyediakan ruangan khusus untuk Non Smoking dengan alat pendingin (AC) dan juga ruangan Smoking di area belakang tanpa pendingin udara. Di bagian belakang juga tersedia ruangan-ruangan private yang bisa disewa untuk keperluan rapat atau kegiatan tertutup lainnya.
Kali pertama saya menjejakkan kaki di Kedai Sirih Merah ini berkat undangan dari rekan blogger mbak Mia dalam rangka ulang tahun Kedai Sirih Merah yang ke 8 tahun, Desember 2023 lalu. Bukan cuma sekedar mencicipi hidangan khas peranakan Nusantara yang ada, tapi kami juga mendapatkan insight yang bagus dan bermanfaat dari narasumber yang hadir tentang personal branding dari Bapak Silih Agung Wasesa, pakar personal branding.
Saat itu kami mencicipi hidangan Nasi Putih  dengan Asam Iga, Gurame Saos Mangga, Ayam Serundeng, Tumis Baby Buncis Belacan, Tahu Goreng Tepung, Mie Goreng Belacan untuk hidangan utama. Sedangkan snacknya Kedai Sirih Merah menghidangkan Singkong Goreng, Pisang Rebus, Ubi Ungu Rebus, Kacang Kulit Rebus, dan Onde-onde serta ditemani kopi dan teh. Untuk dessertnya kami mencicipi Es Sirih Merah yang segar.
Kali kedua berkunjung, saya datang bersama rekan saya mbak Diah Woro. Kami tiba sekitar pukul 1 siang dan terlihat beberapa meja sudah diisi pengunjung baik yang di Smoking Area maupun yang di Non Smoking Area. Oiya, sehari sebelumnya saya sudah melakukan reservasi untuk menghindari antrian karena bertepatan dengan jam makan siang. Biasanya banyak pegawai kantoran di sekitar area tersebut yang makan siang di Kedai Sirih Merah.
Menu makan siang kali ini, saya dan rekan memilih menu Nasi Goreng Kampung, Mie Goreng Belacan, Teh Tawar Hangat, Colenak dan Es Sirih Merah serta Es Teler sebagai hidangan penutup. Mie goreng dengan isian bakso, udang, suwiran daging ayam, kangkung dengan bumbu belacan yang terasa sekali, dengan pendamping acar wortel, mentimun dan cabe rawit. Untuk rasa no failed, saya suka karena bumbunya berasa. Sedangkan untuk Nasi goreng kampung berisi bakso, suwiran daging ayam dan telur mata sapi serta kerupuk dan acar.
Yang suka cemilan manis dan asam berpadu, bisa coba Colenak, salah satu cemilan khas Bandung yang berasal dari tape singkong yang dibakar dan diberi topping kelapa yang dicampur gula merah. Untuk hidangan penutup Es Sirih Merah ini rasanya manis segar karena ada jeruk lemonnya. Isinya kurang lebih ada serutan es yang menggunung dengan manisan mangga muda, cincau, kolang kaling, selasih dan dikucuri jeruk lemon yang bikin segar. Sedangkan Es teler yaitu es serut dengan isian alpukat, kolang kaling, cincau, potongan buah nangka, kelapa muda parut dan kental manis, rasanya segar dan tidak terlalu manis.
Puas rasanya menikmati menu makan siang yang menurut saya rasanya ngga ada yang failed, cocok di lidah saya, apalagi didukung dengan suasana resto yang homey seperti di rumah nenek dan staf resto yang ramah dan helpful. Oiya, kedai Sirih Merah ini buka setiap hari mulai jam 11.30-19.30 WIB. Sebaiknya sih reservasi dulu ya biar ngga terlalu lama ngantri kalo lagi pas penuh di jam makan siang. Selain itu mereka juga menerima paket untuk berbagai acara seperti arisan, meeting, bahkan untuk pesta pernikahan. Kedai Sirih Merah berlokasi di Jl. Taman Kebon Sirih I/No.5, Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Telp: (021) 3911227. Harga: Rp18.000-Rp145.000 (belum termasuk pajak 10% dan service charge 5%).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H